"Jamkkanmanyo!!!"
Langkah kaki Yoon Gi yang hendak memasuki lift terhenti mendengar suara seorang laki laki dibelakangnya. Ia berbalik dan tangannya yang memegang ponsel ditelinga perlahan turun setelah melihat siapa yang berdiri dihadapannya sekarang.
"Wae?" tanyanya tanpa minat seraya memasukan ponsel kedalam saku jas.
"Bisa kita bicara?"
"Tak ada waktu." jawab Yoon Gi cepat lalu menekan tombol open untuk membuka kembali pintu lift yang sempat tertutup. Yoon Gi masuk dan langsung menekan angka 17 dimana ruang kerjanya berada.
"Aku yakin kau tau kalau Mi Yeon mengidap anxiety, tapi kenapa kau malah menyulitkannya??"
Wajah Yoon Gi yang semula tak acuh sedikit menyentak. Ia memandang laki laki yang masuk kedalam lift setelah menahan pintu dengan tangannya.
Mi Yeon mengidap anxiety?
Sejak kapan?
Kenapa ia tak tau?
Selama ini yang ia tau Mi Yeon mengalami krisis kepercayaan diri dan tidak suka menjadi pusat perhatian. Tapi menurutnya itu hal yang wajar karena dia sendiri juga tidak suka diperhatikan banyak orang. Dia tidak pernah berpikir bahwa yang Mi Yeon alami lebih parah dari itu.
Dan kenapa, dia harus jadi pihak yang tidak tau apa apa sementara pria sok tampan itu tau segalanya?
Bodoh, seorang Min Yoon Gi selalu bisa mengetahui apa yang seharusnya ia ketahui. Tapi kenapa ia bisa kecolongan mengenai kekasihnya sendiri?
"Kau tampak terkejut. Apa kau baru mengetahui hal itu?"
Pertanyaan bernada ejekan itu membuyarkan lamunannya. Dan bukan Yoon Gi namanya jika tidak pandai menyembunyikan ekspresi, bersikap seolah olah ucapan laki laki itu tak berarti padahal otaknya sibuk merangkai kata kata demi menyelamatkan gengsi.
Mengusap hidung dengan ibu jari lalu menghela nafas sebelum memasukan kembali tangan kedalam saku celana. Yoon Gi mengangkat kepala lalu menoleh pada laki laki disampingnya.
"Ya, kau benar. Aku terkejut. Terkejut karena sebagai artis bayaranku ternyata kau tau banyak hal tentang kekasihku..." sindirnya disertai seringai remeh.
"...tapi mengingat kalau kau merupakan salah satu mantan ter- berengseknya. Aku bisa memaklumi." kepalanya manggut manggut. Seringai nya masih bertahan membuatnya terlihat semakin menyebalkan.
Yoon Gi mengembalikan pandangannya kedepan seraya menyandarkan bokongnya pada pegangan besi didinding lift. Kedua tangannya ia lipat didada demi menyamarkan rasa gugupnya, karena jujur saja nyali Yoon Gi sedikit ciut menghadapi laki laki didepannya yang sepertinya jauh lebih mengenal Mi Yeon daripada dirinya. Bagaimana kalau laki laki itu menanyakan hal yang tidak ia ketahui?? Harga dirinya bisa terjun bebas. Dan Yoon Gi tidak suka itu.
Setiap kata yang keluar dari mulut Yoon Gi mengandung sarkasme, tapi laki laki itu tampak tak terganggu sama sekali. Justru sudut bibirnya berkedut geli melihat sikap Yoon Gi yang menurutnya sedikit over, kekanak kanakan.
"Tapi perlu kau ketahui Tuan model dari Eropa..." Yoon Gi kembali melayangkan tatapan tajamnya pada Tuan model dari Eropa yang tidak lain adalah Dylan. "...tidak ada hal yang tidak aku ketahui tentang wanitaku. Aku tau segalanya..."
Dylan tampak tenang menyimak segala ucapan dan gerak gerik pria didepannya. Hingga tiba tiba tubuhnya menegang dan sorot matanya yang semula redup berubah tajam setelah mendengar apa yang Yoon Gi ucapkan selanjutnya.
"...Termasuk siapa saja pria pria pengecut dan tidak berguna yang pernah singgah dalam hidupnya."
Dylan menatap tajam sosok yang kini tengah tersenyum sinis padanya. Sosok yang bukan hanya tidak menyenangkan dari awal, tapi juga sudah mulai menantang emosinya. Namun Dylan memilih diam, meredam emosi seraya menunggu Yoon Gi menyelesaikan apa yang ingin laki laki itu ungkapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss Escape [End] ✔
RomanceMi Yeon tak pernah menyangka kalau dia akan terjebak dalam skenario yang ia buat sendiri. Ia hanya meminta Yoon Gi untuk berpura pura jadi kekasihnya didepan sang ayah. Tapi sialnya dia malah jatuh cinta. Ia tau mengejar cinta seorang musisi hebat d...