Chapt. 74

1.7K 212 125
                                    

Menjelang sore, Tae Hyung dan Dylan mengantar Mi Yeon kembali ke kamarnya, sepanjang jalan mereka tidak berhenti bersenda gurau, saling mengejek satu sama lain lalu tertawa. Hingga sampai didepan kamar tawa mereka seketika berhenti melihat seorang wanita paruh baya sedang berlutut didepan pintu sambil menangis.

Mi Yeon bergegas memutar roda dikedua sisi tubuhnya menghampiri wanita itu.

"Omonim..."

Wanita itu tampak mengusap airmatanya sebelum menoleh pada Mi Yeon.

"Yeon-ah... " Balasnya sambil tersenyum.

"Kenapa—" Mi Yeon  hendak berdiri dari kursi rodanya untuk membantu Ny. Han berdiri. Tapi Ny. Han bergegas meringsut menahan Mi Yeon sehingga wanita itu kini bersimpuh didepan kaki Mi Yeon. "Omoni... Apa yang kau lakukan? Bangunlah!"

Disaat Mi Yeon merasa bingung dan tak nyaman, Ny. Han tak sedikitpun mengikis senyum dibibirnya. Ditatap nya Mi Yeon dengan begitu hangat dan penuh kasih. "Senang sekali bisa melihatmu dalam keadaan sehat dan segar seperti ini." Ucapnya sambil mengelus rambut Mi Yeon.

"Omoni... Jangan begini! Bangunlah!" Rengek Mi Yeon dengan berkaca kaca. Perasaannya tidak enak. Sesuatu pasti telah terjadi.

Kini Ny. Han menggenggam tangan Mi Yeon dengan erat. "Anakku Yoon Gi harus berjuang keras mendapatkanmu kembali hingga rela menanggalkan harga dirinya. Dia harus menanggung akibat dari perbuatan jahatku padamu. Sekarang aku datang untuk menyerahkan diriku, aku siap menerima apapun balasan yang akan kalian berikan. Tapi tolong jangan hukum anakku! Jangan lampiaskan kemarahan kalian padanya, dia tidak bersalah. Dia tulus mencintaimu."

"Aku tau, omoni. Aku tau." Mi Yeon balas menggenggam tangan Ny. Han di pangkuannya yang sudah basah dengan airmata. "Yoon Gi mencintaiku, begitupun sebaliknya. Aku minta maaf karena ayahku sudah membuatnya sulit. Aku—"

"Kenapa kau harus minta maaf?" Suara Tn Song tiba tiba terdengar dari arah pintu. Pria itu sudah berdiri diambang pintu dengan wajah marah.  "Kenapa orang kecil seperti kita yang harus selalu minta maaf padahal tidak melakukan kesalahan apapun."

"Appa...!!!"

"Masuk!!!" Perintah Tn. Song tapi langsung dibantah oleh Mi Yeon.

"Shireo." Tegas Mi Yeon seraya memegang lengan Ny. Han kuat kuat.

"Aku tidak pernah mengajarkanmu bersikap semurah ini. Apa kau tidak punya harga diri? Kau lebih memilih dia yang sudah merendahkanmu dibandingkan kedua orang tuamu?" Tukas Tn. Song penuh amarah.

"Aniya." Mi Yeon menggeleng sambil menangis.

Tn. Song berjalan kebelakang kursi Mi Yeon lalu mendorongnya masuk tanpa menghiraukan Ny. Han yang terjengkang karena bahunya tersenggol ujung kursi roda.

"Omoni... " Mi Yeon hanya bisa menangis melihat Ny. Han yang dibantu oleh Dylan dan Tae Hyung.

"Appa keterlaluan!!" Rajuk Mi Yeon di dalam kamar.

"Ini adalah cara paling benar untuk orang kecil seperti kita mempertahankan harga diri." Jelas Tn. Song sambil terus mendorong kursi kedekat ranjang.

Entah harga diri seperti apa yang Tn. Song maksud, Mi Yeon tak mengerti. Karena saat ini yang Mi Yeon lihat Tn. Song bukan sedang mempertahankan harga diri melainkan mempertahankan egonya.

"Sudah berapa lama appa membiarkannya berlutut disana?"

"Kau pikir aku peduli sampai harus menghitungnya? Aku tidak pernah menyuruhnya datang apalagi sampai berlutut. Dia berlutut atas kehendaknya sendiri."

Mi Yeon menghentikan laju roda dengan tangannya. Ia lalu berdiri, menatap ayahnya dengan raut tak mengerti.

"Apa kau benar benar ayahku?"

The Boss Escape [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang