"Mi Yeon-ssi..."
Seseorang memanggilku dan dia mendongakkan kepala, menatapku dengan mata sipitnya ketika aku menoleh kearahnya. Aku terkejut tapi bukan terkejut karna tak mengenalinya, melainkan terkejut karna tak percaya bahwa dia datang untuk menjemputku.
Yi Soo menyikut lenganku pelan sambil berbisik.
"Nugu?" tanya Yi Soo. Sepertinya dia penasaran dengan pria tanpa wajah yang tiba tiba memanggil nama sahabatnya ini.
"Pria yang kuceritakan padamu." jawabku pelan agar pria itu tak mendengar jika kami tengah membicarakannya.
"Kenapa dia menjemputmu?"
"Molla." jawabku sama sekali tak melepaskan pandanganku kearah pria itu.
"Kajja!" ucap pria itu datar lalu berjalan menuju pintu kemudinya.
"Odie?"
"Masuk saja!" titahnya menuntut lalu membuka pintu mobilnya.
"Tapi aku berencana pergi bersama Yi Soo, bisakah ia ikut?"
Dia menoleh kearah Yi Soo dan Yi Soo langsung memperkenalkan dirinya dengan ramah.
"Ahnyeonghasseyo, Yi Soo imnida." sapa Yi Soo seraya merundukkan badannya.
Dia hanya memandang Yi Soo tanpa minat lalu kembali menoleh kearahku.
"Urusanku hanya denganmu." tegasnya dingin. Lalu ia masuk kedalam mobil tanpa mempedulikan perasaan Yi Soo.
Aarrgh... Belum juga ada semenit bertemu dia sudah menguji kesabaranku.
Seharusnya aku tak bertanya seperti itu padanya, seharusnya aku tak melibatkan Yi Soo dalam pemujaannya pada penguasa kutub. Aku lupa bahwa dia itu seorang pria antisosial yang tidak mungkin mau bergaul dengan orang yang tak dikenalnya jika bukan karna terpaksa.
Oh, Kasihan sekali Yi Sooku, hatinya pasti sakit. Sikap dinginnya itu memang selalu memakan tumbal.Tumbal perasaan.
"Yi Soo mianhae..." ucapku merasa bersalah. Aku benar benar merasa tak enak hati padanya.
"Wah...awalnya aku tak percaya ada orang semacam itu. Tapi sekarang aku percaya padamu. Dia memang sedingin kutub utara. Bagaimana kau bisa tahan dengannya?" Yi Soo megap megap sambil menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
"Hatiku teriris setiap kali menghadapinya." desahku merasa teraniyaya.
"Aku harus pergi Yi Soo, Jongmal mianatta. Naeil mannayo." ujarku lesu seraya melambaikan tangan pada Yi Soo.
"Hati hati dengannya Yeon-ah. Jika terjadi apa apa hubungi aku!" Ucap Yi Soo khawatir sambil membalas lambaian tanganku.
Aku tersenyum dan mengangguk padanya terlebih dahulu sebelum masuk kedalam mobil.
*
Aku mengarahkan pandanganku keluar jendela setelah menutupi pahaku dengan selimut. Selimut yang sama seperti tadi pagi dan sepertinya dia sengaja membiarkannya disana agar aku bisa langsung menggunakannya.
Aku menekuk wajahku dan tak ada niat untuk berbicara sepatah katapun padanya. Aku marah. Aku kecewa karna dia sudah mengabaikan Yi Soo-ku.
Tapi lama lama aku tidak betah. Ini sudah 10 menit setelah aku meninggalkan Yi Soo dipinggir jalan. Aku penasaran. Kenapa dia tiba tiba menjemputku? Kemana dia akan membawaku pergi?
"Uri eodiegalgayo?" tanyaku seraya meliriknya tak suka.
"Kita selesaikan urusan kita." jawabnya tenang namun terasa menekan. Dan seperti biasa dia berbicara tanpa melihat ataupun melirik lawan bicaranya membuatku merasa seperti berbicara dengan patung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss Escape [End] ✔
RomanceMi Yeon tak pernah menyangka kalau dia akan terjebak dalam skenario yang ia buat sendiri. Ia hanya meminta Yoon Gi untuk berpura pura jadi kekasihnya didepan sang ayah. Tapi sialnya dia malah jatuh cinta. Ia tau mengejar cinta seorang musisi hebat d...