"YAKK SAEKKIA!!!"Hwang Pd berjalan kearah kami dengan wajah merah menyala. Aku gugup dan bingung. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa semua orang memperhatikan kami? Apa kami melakukan kesalahan fatal atau semua produser memang selalu marah marah tanpa alasan? Aku tak mengerti, aku masih awam didunia perfilman dan ini pertama kalinya aku datang kelokasi syuting, aku gemetar seperti orang bodoh.
"Apa kau meneriaki kami?"
Aku terkejut dan menoleh, Seok Jin membalas tatapan garang Hwang Pd dengan tatapan yang dingin. Tatapan yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.
"Ya kalian. Terutama kau." telunjuk pd-nim mengarah kewajah Seok Jin. Aku cemas melihatnya. Aku tak tau harus berbuat apa karena aku belum mengerti permasalahannya.
"Kau pikir karena kau artis global kau bisa berbuat semaumu? Kau boleh saja menggunakan popularitasmu untuk membuat orang lain mengagungkanmu dan menurut padamu. Tapi itu tidak berlaku padaku. Bagiku artis yang tidak menghargai waktu adalah sampah." maki Hwang Pd melenyapkan wajah ramah Seok Jin seketika.
"Apa maksudmu?"
"Kau masih bertanya apa maksudku? Apa kau sedang mempermainkanku, eoh?" balas Hwang Pd dengan emosi yang semakin meluap luap.
Seok Jin diam. Raut marah tecetak jelas diwajahnya. Tapi dia berusaha untuk tetap tenang walau sorot matanya menyalak hebat dan kedua tangannya mengepal kuat disamping tubuhnya. Ia sadar betul seorang publik figur harus menjaga sikapnya.
Aku memandang dua pria yang sedang dikuasai amarah itu bergantian. Gemas dengan situasi yang membingungkan ini, akupun memberanikan diri bertanya.
"Pd-nim, a-apa yang sebenarnya terjadi? Apa maksud anda kami tidak menghargai waktu? Bukankah kami datang sebelum syuting dimulai?"
Tatapan tajam Hwang Pd beralih padaku. Sorot mata pria paruh baya itu benar benar menakutkan.
"Sebelum syuting dimulai, katamu?? Yak, apa kau bodoh? Kau tidak mengerti jarum jam, hah?!!" bentaknya keras membuatku mengerjap takut.
"Jangan kasar padanya bajingan!!" Salak Seok Jin tiba tiba. Dia hampir saja melayangkan kepalan tangannya kewajah Hwang Pd jika saja aku tidak cepat cepat menahannya.
"Andwae!!" aku memegang kepalan tangan Seok Jin kuat kuat dan menggelengkan kepala saat ia menoleh padaku. Sorot matanya masih menyala.
"Jebal andwae!!" aku memohon dengan suara bergetar takut. Ini pertama kalinya aku melihat Seok Jin semarah itu dan aku takut ini akan menjadi boomerang yang bisa menghancurkan karirnya.
"Yak, apa kalian sedang main drama, eoh?" seseorang datang lalu menarik lengan Hwang Pd dengan kesal. "Jangan coba coba buat scandal, atau kalian akan menyesal!" ancamnya pada dua pria yang tengah berseteru itu.
Hwang Pd mengusap wajahnya kasar. Sepertinya dia baru sadar bahwa emosinya bisa saja menghancurkan reputasi PH nya yang selama ini menjadi PH terbaik se-Korea.
Aku sedikit lega karena sutradara menjauhkan Hwang Pd dari hadapan Seok Jin. Aku benar benar takut Seok Jin tidak bisa menahan emosinya jika terus dihadapkan dengannya.
"Kalian, ikut aku!!"
Sutradara membawa kami ketempat yang lebih privat untuk berbicara. Kami mencoba menyelesaikan masalah ini dengan baik baik ditepi danau.
"Kalian kemana saja? Kalian tau, kami sudah menunggu kalian hampir dua jam." beber sutradara membuat kami terkejut.
"Tunggu! Bukankah syutingnya jam tiga?" tanya Seok Jin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss Escape [End] ✔
RomanceMi Yeon tak pernah menyangka kalau dia akan terjebak dalam skenario yang ia buat sendiri. Ia hanya meminta Yoon Gi untuk berpura pura jadi kekasihnya didepan sang ayah. Tapi sialnya dia malah jatuh cinta. Ia tau mengejar cinta seorang musisi hebat d...