Pagi ini keluarga Angkasa dihebohkan oleh teriakan melengking dari Fania, sang nyonya besar. Padahal waktu masih menunjukkan pukul lima pagi, tapi mansion besar ini sudah ribut seperti pasar.
"PAPAAA...."
Revan yang masih tidur langsung lari terburu-buru ke lantai satu, menghampiri istrinya. Masih mengenakan boxer spiderman dan juga kaos lusuh Revan menghampiri fania yang berada didapur dengan wajah bantalnya.
"Ada apa sih ma, masih pagi udah teriak teriak,"
Fania berdecak pinggang sembari menatap Revan. "ini siapa yang ngambil ikan aku? kenapa di aquarium cuma ada satu." fania mengomel melihat ikan kesayangannya hilang, yang semula sepasang tinggal satu ekor.
"jatuh paling ma, coba dicari dulu." ujar Revan.
"Ya papa pikir dari tadi aku ngapain? udah aku cari gak ada." Mengerucutkan bibirnya kesal, Fania kembali mencari ikan kesayangannya sampai kekolong meja makan.
"yaudah sih kan bisa beli lagi," ucap revan yang setengah sadar.
fania langsung menegakkan tubuhnya, melotot kearah Revan. "enak aja bisa beli lagi. Tuh ikan harganya gak murah ya."
Revan menggaruk kepalanya, lantas meringis. "i-iya juga sih."
Ya memang sih, ikan Fania yang hilang harganya cukup mahal. Dengan jenis ikan Arwana Platinum berukuran sedang harganya bisa dibandrol sekitar 5,5m sedangkan ikan yang Fania punya berukuran besar.
"Apaan sih ribut ribut, ganggu orang tidur aja." Justin yang berdiri dianak tangga menatap kedua orangtuanya dengan mata sayu khas orang bangun tidur.
"Je, kamu lihat ikan Arwana mama gak? yang satu hilang." tanya Fania.
Justin menggeleng, "gak tahu, emang kapan ilangnya?" tanyanya balik.
Bahu Fania mendadak lemas, bukan karena harga ikan itu yang fantastic, tapi sejarah dari ikan itulah yang membuat Fania sangat menyanyangi ikannya.
"kemaren mama lihat masih ada sepasang," ucapnya. Menatap miris aquarium besar disudut dapur. "sekarang tinggal satu."
Justin mendekat, duduk dimeja makan bersama Revan yang merebahkan kepalanya, hendak kembali tidur. Melihat papanya yang seperti gembel membuat Justin bergidik.
"eh bentar deh, kayaknya kemaren aku liat Gathan bawa ikan kaya gitu deh." ucap Justin lirih.
"APAAA??"
Brukk
Saking kagetnya, Revan sampai tersungkur dilantai setelah mendengar teriakan istrinya. "astaufirulloh," Revan sampai mengelus pantatnya yang ngilu.
"Apa kamu bilang? Ikan mama dibawa Gathan?" fania menatap Justin, meminta penjelasan lebih. Justin yang ditatap fania langsung menciut.
"i-iya," sahutnya pelan.
Revan segera menghampiri Fania yang nampaknya akan kembali mengeluarkan suara emasnya. "udah ma, nanti papa beliin lagi. Yuk duduk dulu," fania menepis tangan revan yang berusaha menenangkannya.
Nah kalau sudah begini, Revan dan Justin memilih mengamankan kedua telinga mereka sebelum gendang telinganya rusak. Justin dan Revan kompak berbisik menghitung mundur, "satu... dua... tig...
"GATHAANNNNNNN....."
Brukk...
Gathan yang masih terlelap dalam tidurnya berjingkat sampai jatuh dari ranjangnya. Sedikit meringis saat kepalanya terbentur ubin, akhirnya Gathan bangkit menghampiri mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] AGATHA [End]
Teen Fiction❝ Bagaimana rasanya diabaikan oleh seseorang yang dulunya sangat hangat menyapamu? ❞ [SQUEL MBGF] story by @Nanaanggn_