Ini sudah minggu ke-dua setelah Agatha resmi menyandang gelar sebagai anggota baru di keluarga Angkasa. Beruntung-nya, baik keluarga besar Revan maupun Fania menerima dengan baik kehadiran Agatha ditengah tengah mereka, ahh--- tidak semua. Mungkin sesekali Rachel -akan melemparkan tatapan ketidak-sukaannya kepada Agatha. Gadis itu memang sensi dengan keberadaan Agatha sejak awal. Tapi selain itu, kehidupan baru Agatha berjalan lancar.
Dini hari, sekitar pukul tiga lebih, Agatha keluar dari kamarnya. Tenggorokannya begitu kering, dia butuh air untuk sekedar menghilangkan dahaga yang ada. Langkah kakinya pelan menuruni anak tangga menuju dapur. Gadis itu mengernyit saat lampu dapur menyala, tumben sekali pikirnya.
"Astaga!" Agatha mengusap dadanya. Melihat sosok didepannya membuat jantungnya kian berpacu.
Perlahan kepalanya menoleh saat menyadari kehadiran Agatha yang berdiri didepan pintu. Melengos acuh, ia kembali pada kegiatannya, mengabaikan Agatha yang berjalan mendekat.
"Kak.." sedikit ragu, Agatha memanggilnya. Hening tidak ada sahutan dari sosok dihadapannya. Agatha menghela pelan, berlalu setelah mengambil gelas diatas meja, menuangkan air kedalamnya.
Setelah mencuci gelas yang tadi ia gunakan, Agatha kembali mendekat pada sosok tadi. Kini dia duduk tepat dihadapannya. Agatha tersenyum tipis, mengamati wajah yang belakangan ini sering ia lihat. Perasaannya menghangat melihat bagaimana kerutan di dahi sosok itu muncul disertai dengan kedua alis yang menukik. Seolah berfikir dengan keras.
"Kak Gathan.." panggilnya.
Jujur, Agatha rindu pada sosok Gathan yang dulu, yang begitu ceria saat bersamanya. Gathan yang dulu begitu hangat menatapnya, begitu lembut memperlakukannya. Menjadikan Agatha wanita istimewa di hidupnya. Bukan sosok Gathan yang ia lihat hampir dua bulan ini. Begitu banyak perubahan pada sosok dihadapannya kini.
Gathan tak bergeming. Masih berkutat dengan beberapa lembar kertas diatas meja. Dalam hati dia mengumpat, kenapa kakinya terasa begitu berat untuk sekedar beranjak dari tempatnya. Kehadiran sosok Agatha sama sekali tidak ia duga. Tangannya mencengram pulpen dengan erat, tanpa sadar membuat pulpen itu patah ditangannya.
Gathan tidak suka jika harus bertatap muka dengan Agatha. Perasaannya sering kali tidak bisa ia kendalikan, ini semua salah. Rasa yang dia punya adalah sebuah kesalahan.
Agatha mengulum bibirnya melihat tidak ada respon dari lawan bicaranya. Matanya melirik pada jam dinding yang tergaantung apik di samping kulkas, pukul empat dini hari. Kepalanya kembali menatap Gathan yang kini tengah menata tumpukan kertas yang berserakan diatas meja makan. Hati Agatha seolah tercubit. Gadis itu sama sekali tidak bisa membohongi perasaanya sendiri, dia masih mencintai Gathan sepenuhnya.
Memang, mereka kembali dipertemukan. Keduanya kembali bersatu, berada pada satu lindungan atap yang sama. Hanya saja, status yang keduanya sandang kini telah berubah sepenuhnya. Agatha sama sekali tidak menyangka, sosok yang begitu dia sayang, begitu dia cinta, adalah kakak kembarannya sendiri. Apakah alam sebercanda ini pada hidupnya?
Tidak ada lagi sapa diatantara keduanya selama ini. Gathan seolah membuat dinding pembatas diantara mereka. Membatasi jarak diantara keduanya, dan tak jarang juga menghindar saat tanpa sengaja mereka berpapasan. Berulang kali Agatha mencoba mendekat, membangun suasana layaknya keluarga, namun dengan begitu saja Gathan berlalu mengabaikannya.
Melihat tubuh Gathan yang mulai beranjak membuat Agatha ikut berdiri.
"Kak.." tangannya menahan lengan kiri Gathan. Tatapannya memohon, seolah putus asa dengan apa yang terjadi diantara mereka.
"Lepas!" suara Gathan begitu dingin menyapa pendengaran Agatha pagi itu.
Agatha menggeleng, semakin mengeratkan cengkraman tangannya. "Kak, aku mohon jangan seperti ini." lirihnya. Sungguh Agatha tidak bisa jika Gathan mengabaikannya. Mungkin ia bisa menerima kenyataan tentang status baru keduanya, tapi tidak bisakah mereka tetap bersama sebagai kakak dan adik?
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] AGATHA [End]
Teen Fiction❝ Bagaimana rasanya diabaikan oleh seseorang yang dulunya sangat hangat menyapamu? ❞ [SQUEL MBGF] story by @Nanaanggn_