"Gathan, Justin. Kalian dapet kan brokolinya?"
Kedua pemuda itu baru saja menapakkan kakinya diruang tamu. Suara sang mama langsung menyambutnya.
Justin mengangguk pelan, duduk disebelah mamanya yang sedang mengupas buah. "Dapet ma, tapi separo." ucapnya.
Tangan Fania berhenti mengupas buah. Ditatapnya Justin dengan bingung. "Hah? separo gimana?"
Justin menunjuk Gathan yang duduk didepannya. "tuh mama tanya aja Gathan, dia tadi yang beli di pasar." Fania beralih menatap putra bungsunya.
"Tadi ada cewek nyebelin ma. Dia ngotot mau ambil itu brokoli, padahal juga duluan aku yang bayar."
"hah? terus kenapa bisa dapet separo?" Fania masih binggung.
"ya gitu, kita ribut kecil. Dan berakhir itu brokoli dibagi dua." Fania hanya mengangguk paham.
"Yaudah ini kamu kasih bibi, biar cepet dimasak."
Si bungsu mendegus pelan. Diraihnya plastik berisi brokoli itu, dibawa kedapur supaya cepat dimasak.
Justin memperhatikan wajah mamanya lamat lamat sampai membuat Fania risih sendiri. "Apa Je? kenapa lihatin mama kaya gitu?"
Mata Justin menyipit, bibirnya tersungging penuh arti. "mama hamil ya?"
Uhukk Uhukk...
Fania tersedak ludahnya sendiri. Wajahnya berubah memerah sekarang. "kamu ngomong apaan sih Je?"
Justin menegakkan punggungnya. Tertawa kecil melihat mamanya yang salah tingkah. "Nggak masalah sih kalau mama mau hamil lagi," pemuda itu mengedihkan bahunya.
"ahh nggak mungkin. Mama udah tua Je buat hamil lagi." perempuan itu mengelak.
"APAAA? KAMU HAMIL SAYANG??"
Keduanya menoleh kearah pintu. Dimana Revan berdiri dengan mata melotot. Fania menghela nafasnya, sudah bisa dipastikan suaminya itu akan bereaksi berlebihan.
"SIAPA YANG HAMIL??"
Oke, sekarang mereka bertiga menoleh dengan kaget saat suara toa milik Maudhi terdegar dari teras depan. Justin meringis pelan. Padahal kan tadi dia asal ngomong.
Fania langsung berdiri melihat kehadiran abangnya. Perempuan itu berlari memeluk tubuh abangnya. Sudah sangat lama sekali mereka tidak bertemu.
"Abang.. kangen," perempuan itu mengerucutkan bibirnya, sedikit merenggangkan pelukannya.
Rino hanya terkekeh melihat tingkah adiknya. Benar benar tidak berubah sama sekali. "abang juga kangen adek kecil abang yang ini." Dicubitnya pelan kedua pipi Fania sampai merah.
Maudhi tidak mau mengganggu acara temu kangen antara kakak beradik itu. Ia memilih duduk disamping Justin yang sedang makan buah yang sebelumnya dikupas Fania.
Revan yang berdiri disamping Rino hanya bisa mengelus dadanya. Untuk saat ini dirinya ikhlas Fania memeluk pria lain. "Gak papa, sumpah gak papa." ucapnya.
"sstt.. Je, mak lu beneran hamidun lagi?" Maudhi bisik bisik, sambil sesekali melirik Fania yang sekarang menggapit lengan Rino.
Yang ditanya menggeleng pelan. "gak tau juga tan, tapi tadi mama ngidam brokoli." Justin balik berbisik.
Wajah Maudhi langsung sumringah. "Fix, Fix mak lu hamidun. Lo mau punya adek lagi Je."
"Ngomongin apa?" Gathan mengernyit melihat Justin dan Maudhi bisik bisik.
"Than lo mau punya adik." Ini kenapa malah Maudhi yang kesenengan.
Gathan mengangguk, "ohh.." datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] AGATHA [End]
Teen Fiction❝ Bagaimana rasanya diabaikan oleh seseorang yang dulunya sangat hangat menyapamu? ❞ [SQUEL MBGF] story by @Nanaanggn_