Gevano Gathan Angkasa, adalah definisi dari sebuah kesempurnaan. Terlahir dari keluarga berada membuat hidupnya jelas terjamin akan kenyamanan. Memiliki kedua orangtua yang begitu berpengaruh mau tak mau membuatnya juga ikut terkenal.
Gathan, panggilan akrabnya. Memiliki tubuh yang tinggi, bola mata kecokelatan, dan tatapan yang begitu mematikan, menuruni gen dari papanya, Revan.
Mungkin orang yang baru mengenalnya mengira Gathan adalah sosok yang ceria, murah senyum mengingat kedua orangtuanya yang seperti kuda liar, alias tidak bisa diam.
Tidak! Sama sekali tidak benar. Gathan berbeda jauh dengan kedua orangtuanya. Dia bahkan lebih tertutup dari sang mama. Memang, ada beberapa waktu dimana Gathan menunjukkan sikap manjanya kepada Fania, tapi itu semua sangat jarang. Menyerempet tidak pernah.
Justin adalah satu satunya orang yang paling dekat dengan Gathan, mengerti semua yang sedang Gathan rasakan. Bahkan terkadang Fania heran melihat kepekaan Justin ketimbang dirinya yang notabennya mama Gathan.
"Than,"
Pemuda itu sama sekali tidak bergeming dari posisinya. Justin menghela nafas saat Gathan berdiri didepan balkon kamarnya, memunggunginya.
Justin melangkah mendekat, berdiri tepat disamping Gathan. "dek," panggilannya sekali lagi.
"hmm."
"Gak masuk?
Gelengan kecil Gathan berikan. Tangannya bertumpu pada pembatas balkon kamarnya, kebiasaannya setiap malam.
Justin memilih duduk dikursi yang ada diujung balkon. Menatap wajah adiknya dengan seksama. Bibirnya tersenyum tipis.
"Dante?"
"Iya.."
Justin terkekeh pelan. Menghampiri Gathan, berdiri tepat disampingnya. "Dante kenapa?"
"Gak ada cuma lagi kesel aja."
"badmood nih?"
"hmm,"
"Terus maunya gimana?"
Bibir pemuda itu mengerucut gemas. "gak tahu!"
Justin tidak tahan dengan kegemasan ini. Tangannya mengacak acak rambut pemuda itu dengan gemas. "mau kakak masakin?" tanyanya yang langsung dibalas gelengan.
"hufh.. Yaudah kamu tidur aja. Diluar dingin."
Pemuda itu menurut saja saat Justin menariknya masuk. Diluar benar benar dingin, walau malam ini hujan tidak turun tapi angin malam ini begitu kencang.
Setelah melihat adiknya tertidur, Justin memilih keluar dari kamar adiknya. Bibirnya menghela nafas lelah. Justin berdiri di depan kamar adiknya sembari memperhatikan kedua orangtuanya yang sedang bercanda dilantai satu.
"mungkin belum waktunya mama papa tahu," ucapnya sebelum masuk kedalam kamarnya, disamping kamar adiknya.
----------
"Pa.."
"hmm,"
Fania mencebik melihat suaminya yang sedang asik dengan ponselnya, mengabaikannya.
"dengerin aku dulu ihh.."
Revan akhirnya mengalah, memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. "kenapa sayang?" tanyanya lembut.
Fania merebahkan kepalanya di paha Revan. Memandang langit langit kamar. "kamu ngerasa gak sih ada yang beda dari Gathan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] AGATHA [End]
Teen Fiction❝ Bagaimana rasanya diabaikan oleh seseorang yang dulunya sangat hangat menyapamu? ❞ [SQUEL MBGF] story by @Nanaanggn_