Gadis itu menundukkan kepalanya. Tangannya mengaduk aduk pasta didepannya tanpa minat. Berkali-kali dia menghela nafas panjang. Tidak nyaman dengan situasi seperti ini.
"loh Agatha, kamu gak makan?" spontan, kepala gadis itu terangkat. Bibirnya tersenyum sedikit canggung.
"hahh? i-iya kak," jawabnya.
Gadis didepannya tersenyum lembut. "makan yang banyak ya Tha, badan kamu kurus gitu." gadis itu meletakkan daging ke piring Agatha.
Agatha meringis pelan. "makasih kak." ucapnya pelan.
Gadis itu mengangguk, tidak memudarkan senyumannya. "Bian bilang kamu sering banget telat makan, dan terlebih kamu suka kopi dan jarang tidur," gadis itu tiba-tiba berucap. "Kurang-kurangi ya, kasihan kesehatan kamu." lanjutnya.
Lagi dan lagi, Agatha hanya bisa tersenyum dengan canggung. Apa saja yang sudah Bian ceritakan kepada gadis itu. "em kak Bian cerita apa aja?" gadis itu sedikit memincingkan matanya menatap Bian. Bercanda, biar suasana tidak akward.
Bian menggaruk kepalanya. "ehh.. gue cerita apa apa ya," elaknya.
Gadis disamping Bian tertawa pelan. "haha.. Bian banyak cerita loh tentang kamu." ucapnya. "makasih ya, kamu udah nemenin Bian, buat dia ketawa lagi."
"i-iya kak."
Tadi setelah dari bandara. Mereka bertiga mampir ke salah satu restorant mewah didaerah Jakarta Timur. Awalnya Agatha ingin menolak, dia merasa canggung. Tapi disisi lain dia merasa sungkan dengan Bian yang sudah memberinya tebengan.
Jadilan dia terjebak disini. Bersama Bian dan gadis yang tidak ia tahu siapa namanya itu. yang jelas, mereka berdua seperti memiliki hubungan yang spesial?
Ada sedikit rasa sesak didada Agatha saat terang-terangan Bian menatap wajah gadis itu dengan penuh cinta?
"Ohh iya, kalian belum kenal kan." Bian menepuk dahinya pelan. "Zizi kenalin, ini Agatha yang sering aku ceritain." Bian menatap Zizi dengan senyum lembutnya, beda dari biasanya.
"Dan Agatha kenalin, ini Zizi. Tunangan gue." lanjutnya. Zizi hanya tersenyum.
Zizi. Gadis itu langsung mengulurkan tangannya dihadapan Agatha. "salam kenal Agatha, nice too meet you."
-------------------------------------
"Gathan, kamu nanti sibuk gak?"
"jalan yuk?"
Merasa diabaikan, gadis itu menghentakkan kakinya dilantai dengan kesal. Kurang apa lagi dia sampai Gathan sama sekali tidak melirik kearahnya. Melihat Gathan yang jauh didepannya membuat gadis itu berlai untuk menyusulnya. Pokoknya dia harus membuat perhatian Gathan tertuju kearahnya.
Apapun caranya!!
"Than, kamu dengerin aku kan?" gadis itu menyentuh tangan kokoh milik Gathan yang langsung ditepis oleh yang punya.
Akhirnya pemuda itu meliriknya, sekilas. "Pergi!!"
Yang disuruh malah kian mendekat. Merapatkan tubuhnya disamping Gathan yang berdiri disamping pembatas balkon lantai tiga.
"Gatha---
"Pergi Sheilla!!!"
Gadis itu tersentak setelah mendengar bentakan yang Gathan ucapkan. Sedetik kemudian dia tersenyum seperti orang bodoh. "ciee.. kamu tau nama aku." ucapnya.
Pemuda itu sama sekali tidak ambil pusing dengan gadis itu. Bagaimana Gathan tidak mengenal gadis itu, kelas mereka sebelahan. Dan juga, selama kurang lebih satu tahun Sheilla selalu mengikuti kemanapun dia pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] AGATHA [End]
Roman pour Adolescents❝ Bagaimana rasanya diabaikan oleh seseorang yang dulunya sangat hangat menyapamu? ❞ [SQUEL MBGF] story by @Nanaanggn_