Hari hari berlalu begitu cepat. Tak terasa ini sudah mendekati pekan ujian tengah semester bagi kalangan pelajar. Disaat kebanyakan pelajar pada umumnya belajar untuk mempersiapkan ujian, berbeda halnya dengan Agatha.
"Agatha.. tolong kamu antar ini ya.." gadis itu berlari kecil menghampiri seseorang yang memanggilnya.
"ahh.. alamat ini?" gadis itu bertanya.
"Iya, tolong kamu antar ya, tenang nanti ada bonus kok buat kamu." perempuan itu menyerahkan paper-bag berisi makanan kepada Agatha.
Setelah menimang nimang, akhirnya Agata menerima paper-bag itu. "Baik bu, saya berangkat dulu."
Gadis itu maengambil kunci motornya. Setelah meletakkan paper-bag itu kedalam box makanan yang ada di jok belakang motornya, gadis itu mulai menjalankan motor matic-nya.
Agatha bersenandung kecil menikmati udara malam kota Jakarta. Gadis itu terlihat sangat menikmati pekerjaan barunya menjadi pengantar makanan disalah satu restorant.
Sudah hampir satu bulan terakhir Agatha menekuni pekerjaan ini. Alasannya satu, ia butuh uang untuk membayar administrasi sebelum ujian dimulai. Jumlah uang yang tak sedikit itu membuat Agtaha harus bekerja.
Gadis itu memberhentikan motornya didepan sebuah bangunan yang sangat besar. Bahkan tinggi pagar dihadapannya begitu menjulang mewah. Agatha menegug ludahnya pelan. Tiba-tiba ia gugup untuk menekan bell yang ada disisi gerbang, terhubung dengan layar face unlock.
Setelah berulang kali menekan bell akhirnya gerbang besar itu terbuka secara otomatis. Segera, Agatha menaiki motornya untk masuk. Bahkan jarak gerbang dengan pintu utama sangatlah jauh, mungki memerlukan waktu lima menit lebih untuk tiba.
Gadis itu sedikit ragu saat berdiri didepan pintu. Terlalu gugup melihat kemewahan dari rumah yang mirip istana ini.
"Aminin dulu Tha, siapa tahu beberapa tahun kedepan kamu punya rumah seperti ini."
Agatha memberanikan diri untuk mengetuk pintu dihadapannya. Hampir dua menit tidak ada sahutan membuat gadis itu kembali mengetuk pintu itu.
"permisi.. Asian Food..."
Cklekk..
"Oi.."
Agatha tersentak saat jendela di sampingnya terbuka secara lebar. Dan tak lama sebuah kepala muncul dari balik tirai. "dari Asian Food?" Agatha mengangguk pelan. Agak aneh dengan pria itu. Ada pintu kenapa harus repot lewat jendela.
"Udah dibayar belum?" pemuda itu mengintip paper bag yang barusan diserahkan Agatha.
"Belum, kakaknya mau cash atau transfer? atau mungkin debit?" Agatha mengeluarkan mesin EDC dari dalam tas-nya.
"Nggak, pake cash aja. Bentar gue ambil duwit dulu." pemuda itu masuk kedalam rumahnya. Dan kali ini lewat pintu tidak seperti tadi yang loncat dari jendela.
Selagi menunggu, Agatha berjalan melihat-lihat tanaman hias yang ada dihalaman depan. Pandangan gadis itu terfokus pada sebuah bunga Krisan berwara pink yang mekar dengan indah. Dihrupnya perlahan aroma dari bunga itu yang begitu menyejukkan.
"Siapa lo?"
Agatha menoleh dengan cepat saat sebuah suara mengintruksinya. Gadis itu melotot. "kamu?" kagetnya.
Seseorang didepannya yang tadinya terkejut kini berubah menjadi tersenyum samar. "Oh.. lo lagi." ucapnya, mengamati pakaian yang Agatha kenakan, baju sragam tempat ia bekerja.
"Ngapain kamu disini?" Agatha bertanya.
"Ini rumah gue," jawabnya. Agatha membuka mulutnya, sedikit terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] AGATHA [End]
Teen Fiction❝ Bagaimana rasanya diabaikan oleh seseorang yang dulunya sangat hangat menyapamu? ❞ [SQUEL MBGF] story by @Nanaanggn_