21# Berpisah

62 7 0
                                    

Sore ini, setelah sepulang sekolah. Agatha nekat untuk pergi ke sekolahan Gathan. Gadis itu ingin membicarakan banyak hal yang sekiranya perlu diluruskan diantara keduanya. Hampir satu minggu ini, pemuda itu menghilang tanpa kabar, ahh bukan- kemarin lusa pemuda itu mengiriminya pesan singkat untuk tidak lagi mengganggunya. Alasannya klise, dia sibuk mempersiapkan ujian kelulusan. 

Helaian nafas panjang keluar dari bibir tipisnya.  Gadis itu menelungkupkan kepalanya diatas meja, memandang tidak minat dengan guru Sejarah yang tengah berdiri didepan sana, menerangkan materi yang entah mengapa membosankan.

Sama dengan gadis disampingnya, Laura juga demikian. Ikut merebahkan kepalanya bersama Agatha. Lantas keduanya sama-sama menghela nafasnya. Bel pulang masih kurang lima belas menit lagi.

"sstt.. Tha," Laura berbisik pelan.

"kenapa Ra?"

Laura menggeser tubuhnya untuk lebih dekat, "gue bosen.." gadis itu melengkungkan bibirnya kebawah. "kenapa bel pulang jadi lama begini sih?" Agatha mengangguk setuju, entah perasaannya saja atau bagaimana. Tapi bel pulang hari ini terasa begitu lama.

"Tha, habis ini lo mau kemana? ke caffe depan yuk ngademin otak."

Agatha menoleh sekilas, "gak bisa Ra, habis ini aku mau ke sekolahnya kak Gathan."

Laura mengangguk mengerti, sebagai seorang sahabat, gadis itu mengerti dengan jelas bahwasanya sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja dengan kekasihnya. 

"emm.. semangat Tha, semoga semua bisa kembali baik." Laura mengangkat tangannya yang terkepal. Memberi semangat.

"makasih Ara.." 

Bel pulang berbunyi tak lama setelahnya. Buru-buru Agatha mengemasi buku-buku dan alat tulisnya. Setelah melambaikan tangannya kearah Laura, Agatha berlari kecil menuju parkiran, mengambil motr matic-nya.

Gadis itu sedikit mempercepat laju motornya, gadis itu harus sampai ke SHS tepat waktu. Tak ingin membuang waktu lama, gadis itu segera turun dari motornya. Berdiri didepan gerbang SHS yang masih tertutup. Belum jam pulang.

Setelah gerbang utama dibuka, gadis dengan hoodie putih gading yang melekat ditubuhnya itu langsung masuk. Ia mengabaikan tatapan aneh dari para siswa. Agatha langsung berlari menuju lantai tiga, dimana kelas XII berada.

Agatha terdiam diujung anak tangga. Mata nya menangkap siluet yang tidak asing baginya. Perlahan, langkah kakinya mendekat. Bibirnya tersungging tipis melihat sosok yang hampir satu minggu ini belum ia temui.

"kak.." sapanya langsung.

Didepannya, sosok Gathan diam tanpa ekspresi. Menatap wajah gadisnya yang terlihaat lebih tirus dibanding biasanya. Gathan lantas mengalihkan pandangannya.

"ngapain kesini?" suaranya terdengar tidak suka.

Agatha melangkah lebih dekat, sampai tubuh mereka berhadapan. Gadis itu mendongak dengan senyum diwajahnya yang tak pudar. "aku kangen kakak.." ucapnya, "belakangan ini kakak sibuk, jadi aku aja yang nyamperin kesini hehe.." 

Pemuda itu melirik sekilas, lantas menarik tangan Agatha untuk ikut dengannya. Pemuda itu membawa Agatha ke taman belakang yang letaknya terpencil, jauh dari jangkauan siswa lain.

"kakak.. ngomong dong," gadis itu berucap setelah cekalan ditangannya terlepas. Gathan hanya diam, menatap lurus kedepan.

"kakak.." panggilnya pelan. Deheman dari Gathan menyautinya.

Agatha memiringkan kepalanya, menghadap wajah tampan Gathan yang duduk disebelahnya. Gadis itu menghela nafasnya gusar. "aku ada salah ya sama kakak?" suaranya melirih, "kakak kenapa menjauh dari aku? Aku ada salah ya?"

[2] AGATHA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang