25# Tunangan?

52 4 0
                                    

Hari hari berjalan sebagaimana mestinya. Memasuki akhir bulan, Gathan benar benar tidak kembali ke kediaman orang tuanya. Pemuda itu memilih menetap di apartemen miliknya sejak satu bulan terakhir. Minggu depan pemuda itu akan menghadapi Ujian Nasional.

Sabtu pagi, Gathan sudah berada di SHS bersama dengan Dendra. Padahal ini hari libur, tapi kedua pemuda itu pagi pagi buta sudah berada di SHS. Dendra mendribble bola basket beberapa kali sebelum dimasukkan kedalam ring. Gathan hanya duduk lesehan di samping lapangan, memperhatikan sahabatnya yang sibuk dengan bola basketnya.

Dendra mendekat kearah Gathan, duduk disampingnya. Sebotol air mineral ia teguk beberapa kali, sisianya ia siramkan keatas kepalanya. Dendra bergidik saat rasa dingin menjalar ketubuhnya.

"Jadi ada gerangan apa kita ke sekolah di hari libur begini?" kepala Dendra menoleh kesamping.

Pemuda disampingnya mengangkat bahunya acuh. "Pengen aja."

Dendra menempelkan punggung tangannya ke dahi Gathan. "Gak panas kok."

"Apaan sih lo." Gathan menepisnya kasar.

Dendra menyipitkan matanya memandangi Gathan aneh. "Lo bukan Gathan kan?" jari nya menunjuk wajah Gathan.

Kepala pemuda disampingnya tertoleh, senyuman lebar diperlihatkan. Dendra menggeser tubuhnya sedikit demi sedikit untuk menjauh. Tiba tiba Dendra merinding dibuatnya.

"Jangan senyum kek gitu bodoh! Lo buat gue takut sialan!"

Senyuman di bibir Gathan belum pudar, malah kian melebar memperlihatkan deretan giginya. 

"Gue emang bukan Gathan."

Dendra menciut mendengar nada suara sahabatnya berubah. "Gak lucu lo." Dendra tertawa hambar, berusaha mengabaikan pemuda disampingnya.

"Gue gak ngelawak." balasnya. Pandangan pemuda itu beralih kedepan. Memperhatikan lapangan utama yang begitu luas. Matanya terpejam sesaat saat sapuan angin pagi menerpa wajahnya.

"Gathan kapan balik ya." 

Dendra terjingkat dibuatnya. Kepalanya menoleh horor ke samping, matanya melotot saat pemuda disampingnya kini menghadap kearahnya.

"Kapan Gathan balik ya?"

"l-lo siapa anjir?!!" Dendra langsung berdiri. Kakinya mundur dua langkah menatap was was. "Lo bukan Gathan kan? ngaku lo! Manusia bukan lo?!" Dendra merinding demi apapun.

Pemuda itu memutar bola matanya malas. "Gue Dante bodoh!"

Dendra menghela nafasnya lega. Dirinya lupa jika sahabatnya ini memiliki dua kepribadian dalam satu tubuh. Pemuda itu kembali duduk disamping Dante. Menekuk lututnya, pandangannya lurus kedepan.

"Kok lo yang muncul sih? Pantesan pagi pagi buta lo ngajak kesini."

"Gue gabut belajar mulu." jawabnya acuh.

Jika kalian lupa, kepribadian Gathan yang bernama Dante ini tipe orang yang supel, lebih ceria dan santai. Begitu terbalik dengan kepribadian Gathan yang asli.

"Gathan kemana? kenapa dia gak muncul padahal minggu depan Ujian Nasional."

Dante menaikkan kedua bahunya tidak tahu. "Dia masih gak mau muncul sampai sekarang. Ya walaupun gue seneng sih bisa gunain tubuhnya, tapi gue kasihan sama Gathan."

Kepala Dendra sepenuhnya menghadap Dante. Dirinya dibuat penasaran. "Kok gitu? emang Gathan ada masalah apa?"

Bibir Dante tersenyum tipis menanggapinya. "Banyak, bahkan kalau itu gue yang alami sendiri, gue gak yakin mampu."

[2] AGATHA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang