"Sheira.. anak mama.."
Tubuh gadis itu mematung ditempat. Tatapan matanya kosong, seolah waktu berhenti berputar. Bibirnya bergetar diikuti irama jantungnya yang berpacu cepat.
Fania melepas pelukannya. Tangannya terulur membingkai wajah gadis dihadapannya. Wajah perempuan itu masih basah oleh air mata. "putri mama.." ucapnya.
Gathan diam disamping mamanya. Pemuda itu mengepalkan tangannya kuat kuat. Mendengar suara mamanya yang bergetar membuat Gathan mengalihkan pandangannya kearah papa dan kakaknya. Justin dan Revan hanya diam ditempat memperhatikan Fania yang kembali memeluk Agatha.
Gadis itu hanya diam, tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Perlahan tangannya terangkat membalas pelukan Fania kepadanya. Agatha tersenyum tipis. Jujur, Agatha begitu merindukan wanita ini.
"Mama rindu kamu.." Fania kian mempererat pelukannya.
"Agatha juga rindu mama." balasnya setelah pelukan mereka terlepas.
Fania menarik lengan Agatha untuk duduk bergabung bersama Justin dan Revan. Gadis itu hanya bisa menurut, matanya menatap Gathan yang masih setia berdiri didepan pintu. Ngomong-ngomong mereka sudah ganti baju, tadi sebelum kesini mereka mampir ke mall.
"Gathan duduk." Fania menatap putra bungsunya yang hanya diam. Gathan menurut duduk disamping Justin.
Tangan Fania bergerak mengambil lembaran foto yang ada diatas meja, menyerahkan ke Agatha. "Ini kamu?" tanyanya.
Agatha mengambil sebuah foto yang disodorkan kepadanya. Mengamatinya dengan seksama wajah anak kecil dalam foto ditangannya. "emm.. fotonya gak begitu jelas ma."
Fania kembali menyodorkan foto lain ke Agatha. Dalam foto itu ada dua anak kecil, laki-laki dan perempuan yang tersenyum kearah kamera. Agatha mengernyit, foto ini sudah terlalu lama dan kualitas gambarnya pun mulai memburam. Tapi ada satu hal yang membuat gadis itu ingat, siapa wajah laki laki kecil itu.
"m-mama dapat dari mana foto ini?" ia menoleh kaget. Fania menahan nafasnya sesaat.
"i-itu kamu?" tanyanya hati-hati. Agatha mengangguk pelan.
Fania kembali menyerahkan lembar foto yang lebih jelas. Gadis didalam foto tersebut sudah lebih besar, mungkin berumur sekitar sebelas tahun. Agatha terdiam menatap foto gadis yang memakai topi putih dikepalanya, menutupi hampir separuh wajahnya. Agatha ingat itu foto dirinya bersama mendiang ayah saat kegiatan amal.
"ini aku pas masih di rumah panti." Mereka semua terdiam mendengar suara Agatha. "kalau gak salah dulu pas mendiang ayah baru pulang dari luar kota terus beliin aku topi ini."
Fania dan Revan tercekat. Langsung saja, Revan membawa tubuh ringkih Agatha kedalam pelukannya. Bahkan laki laki itu meneteskan air matanya. "a-anak papa.. anak kandung papa masih hidup." lirihnya.
Mata Justin membola. "d-dia Sheira?" Fania mengangguk menanggapi pertanyaan Justin.
Agatha bingung. Siapa Sheira, kenapa dia disangkut pautkan dengan gadis itu.
Revan melepas pelukannya. Senyumnya mengembang, "maaf, maafin papa yang baru sadar." ucapnya.
Agatha mengerjap, menatap satu anggota keluarga Angkasa dengan bingung. Pandangannya beralih pada Fania. "Sheira siapa?"
Fania tersenyum tipis. Mengusak rambut panjang milik Agatha. "Sheira anak mama, saudara kembar Gathan."
Agatha mengangguk paham. "terus kenapa kalian bilang aku Sheira? emang dia kemana ma?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] AGATHA [End]
Teen Fiction❝ Bagaimana rasanya diabaikan oleh seseorang yang dulunya sangat hangat menyapamu? ❞ [SQUEL MBGF] story by @Nanaanggn_