4# He's Back?

84 7 0
                                    

Senin pagi. Seperti kebanyakan orang pada umumnya yang kembali disibukkan dengan aktivitasnya. Pukul enam kurang, Agatha masih sibuk dengan urusan dapurnya. Memasak sarapan untuk kakak dan ibunya.

Setelah mendapat hukuman dari Ibu-nya, dikurung digudang semalam penuh tanpa diberi makan. Akhirnya minggu malam Agatha diperbolehkan keluar oleh ibunya. Alasannya satu, kembali menjadikan Agatha sebagai pembantu dirumah ini.

Seperti pagi ini, dimana kakak dan Ibunya masih enak tidur, Agatha harus memasak didapur sebelum berangkat kesekolahnya.

Dengan apron yang masih melekat dibadannya, Agatha lantas menata piring dimeja makan. Menghela nafas berat, gadis itu mulai merapikan peralatan masaknya, menaruhnya ketempat semula.

Bibir gadis itu tersenyum melihat hasil masakannya yang tercium sangat enak. Gadis itu menoleh saat mendengar kursi disebelahnya ditarik. Ternyata Sheilla.

"wihh enak nih," komentar Sheilla. Agatha hanya tersenyum.

"ibu mana kak?" tanya Agatha yang sudah duduk dihadapan Sheilla. Sang kakak menatap sekilas, lantas sibuk memindahkan potongan ayam kedalam piringnya. "lagi mandi paling?" acuhnya.

Agatha hanya mengangguk. Tak lama, ibunya keluar dari kamar dan bergabung dimeja makan. "kenapa masih disini?"

"aku nunggu ibu sama kak Sheilla buat sarapan bareng." jawabnya.

Ibunya tertawa, "apa? sarapan bareng? haha... Kamu tunggu kita selesai makan baru boleh sarapan!" ucapnya.

Agatha membuka mulutnya. "Apa? mau protes? Saya sita motor butut itu kalau kamu melawan!"

Sheilla tersenyum miring. Melihat bagaimana wajah pasrah Agatha menimbulkan rasa bahagia tersendiri baginya. "masih untung lo boleh makan."

Agatha lantas menunduk, perutnya berbunyi menahan rasa lapar. Mata gadis itu hanya bisa menatap kakak dan ibunya yang begitu lahap memakan masakannya.

"Apa lo lihat lihat?" Agtaha langsung menggeleng.

Setelah menunggu hampir sepuluh menit, akhirnya kakak dan ibunya selesai sarapan, yang artinya Agatha bisa makan.

"Arghh... kenyang." ucap Sheilla.

Ibu-nya bangun. Menatap Agatha sekilas. "tuh kamu boleh makan sekarang." ucapnya berlalu pergi diikuti Sheilla dibelakangnya.

Dengan semangat Agatha mulai mengambil piring. Gerakan tangannya tiba-tiba terhenti melihat makanan dihadapannya semuanya habis. Menyisakan tempe dan nasi. Lagi-lagi hanya hembusan nafas lelah yang keluar dari bibir mungilnya. Padahal tadi dia masak sangat banyak dan sekarang yang tersisa hanya ini.

"gak papa, yang penting kenyang." monolognya.

Gadis itu dengan cepat mengunyah sarapannya. Bentar lagi jam tujuh, dia harus bergegas kesekolah. Setelahnya, tangan mungil itu dengan cekatan membereskan peralatan makan dan mencucinya.

Agatha menatap sekeliling rumahnya yang menjadi sepi. Mungkin ibu dan kakaknya sudah pergi. Mengambil tas-nya disofa, Agatha mulai menutup pintu rumah dan menguncinya. Setelah memanaskan mesin motornya, gadis itu mulai meninggalkan pekarangan rumahnya.

---------- 

Brakk....

Perempuan itu menggerang. Barang tak berdosa dihadapannya menjadi korban kemarahannya. Banyak pecahan vas yang bececer dilantai.  Menumpukkan tangannya di-atas meja, perempuan itu mendecih sangat keras.

"Kenapa Fan?"

Fania hanya menatap suaminya sekilas, pandangannya tetap terfokus pada layar komputer dihadapannya. Revan menelisik sekitar yang nampak begitu berantakan. Tanpa banyak bicara, Revan mendekat kearah istrinya. Dahi-nya mengernyit melihat wajah istrinya yang terlihat begitu marah.

[2] AGATHA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang