Pagi hari Airin terbangun, menoleh ke samping saat merasakan ada sebuah tangan kekar yang melingkar di pinggangnya ketika Airin tengok ternyata Jinyoung, ia bangun dalam pelukan Jinyoung.
Tadi malam Jinyoung merengek ingin tidur di tempat tidur bawah tidak mau tidur di tempat tidur atas, alasannya karena semalam ia di ajak ngeronda oleh bapak-bapak di sana, pulang pukul dua dini hari dan ketika jalan pulang ia bertemu si putih.
Tapi demi menjaga harga dirinya di depan Airin Jinyoung beralasan kalau ia lelah jika harus naik ke atas jadi ia meminta ijin khusus untuk malam tadi ia tidur di tempat yang sama dengan Airin dan karena Airin merasa tidak tega akhirnya Airin ijinkan laki-laki itu tidur di sampingnya dengan syarat Jinyoung tidak mencari kesempatan.
Airin melirik jam dinding ternyata sudah jam setengah enam, ia hendak bangun namun tiba-tiba sebuah lengan menghentikan pergerakannya.
"Tidur lagi, masih pagi" tutur Jinyoung dengan suara serak khas orang bangun tidur, lalu Jinyoung menarik Airin dengan lembut dan membawa perempuan itu ke dalam dekapannya kemudian Jinyoung lanjutkan kembali tidurnya karena masih mengantuk.
"Aku mau bebenah Jinyoung" cicit Airin pelan.
"Gak usah biar aku aja nanti, kamu temenin aku tidur aja" balas laki-laki itu tanpa membuka mata.
"Tapi aku mau belanja sayuran--".
"Mamang tukang sayurny belum datang, ini masih pagi banget Rin, orang-orang juga masih pada tidur".
Kalau sudah seperti ini Airin hanya bisa pasrah, karena Airin juga masih agak mengantuk alhasil ia pun kembali melanjutkan tidurnya.
Airin akan bangun jika mamang tukang sayur sudah datang.
🍬🍬🍬
"Pak dokter nanti kita ngeronda lagi ya! jangan lupa" ujar bapak-bapak yang memakai kain sarung wadimor dan atasan hanya memakai kaos singlet.
"Iya pak dokter, jangan sering-sering lembur sekali-kali ngumpul di por ronda kalau malam" seloroh bapak-bapak berkumis tebal seraya menyesap nikotinnya.
Jinyoung meringis dalam hati, lebih baik ia lembur di rumah sakit semalaman daripada harus ikut ngeronda lagi, bukannya Jinyoung tidak mau kalau pulangnya sama-sama sih tidak masa la lah namun yang jadi masalah ia pulang sendirian, seperti tadi malam dan berakhir bertemu si putih! Jinyoung tidak takut! jangan salah paham, ia hanya tidak ingin si putih naksir padanya! itu saja.
"Iya pak, inya Allah kalau saya gak sibuk" ucap Jinyoung berbohong, demi apapun Jinyoung tidak akan mau lagi jika di ajak ngeronda, titik.
"Semalem ada yang lari-lari terus gedor pintu kenceng banget siapa ya? Ada yang denger gak ibu-ibu?".
Ibu Latifah si biang gosip yang bertanya mengawali gibah pagi ini.
Sementara para lelaki duduk di teras ditemani secangkir kopi hitam dan juga goreng pisang plus jokes-jokes receh yang silih berganti di keluarkan dan para ibu sibuk memilah sayuran yang hendak dibeli sembari menggosip.
"Iya bu, semalam anak saya sampe kebangun gara-gara denger suara orang gedor-gedor pintu mana kenceng banget lagi, siapa sih itu! meresahkan!" sahut ibu Lala teman sepergibahan bu Latifah.
Diam-diam Airin melirik Jinyoung yang kebetulan juga sedang melihat ke arahnya, Airin tersenyum meledek pada suami palsunya itu.
Airin tau siapa tersangka orang yang dimaksud oleh ibu-ibu tukang gosip itu.
Tentu saja Jinyoung, siapa lagi memang yang suka bar-bar mengetuk pintu kalau malam bedanya tadi malam laki-laki itu agak sedikit keterlaluan sampai-sampai tentangga mendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRONG GIRL (SehunXIrene) 6
Fanfiction"Menurut lo siapa yang bakal gue pilih diantara mereka?". "Dia yang ada disaat gue terpuruk atau Dia yang pergi dan membuat gue terpuruk?".