Delapan

1.4K 158 14
                                    

Airin menghembuskan nafasnya lelah sudah satu minggu dirinya tidak keluar dari rumah ia hanya berdiam diri dikamar dan akan keluar sekitar tengah malam untuk mengambil makan itupun jika airin tidak malas.

Tubuhnya semakin kurus lingkaran hitam disekitar matanya terlihat sangat jelas waktunya satu minggu ini hanya airin habiskan untuk menangisi sehun berharap rasa sesaknya akan segera hilang namun semakin hari malah semakin menyesakkan.

Airin sangat merindukan laki-laki itu!.

Menatap pantulan dirinya dicermin airin mulai mengoleskan sedikit foundation untuk menutupi lingkaran hitam dibawah matanya, airin tidak boleh seperti ini terus ia tidak boleh egois mengingat ada kehidupan lain yang bersemayam ditubuhnya.

Mengelus pelan perutnya lalu berkta "maafin mommy sayang" ucapnya lirih.

Melangkah keluar dari kamar siap tidak siap airin harus menghadapi semuanya sehun, yoona dan juga kedua orangtuanya. "bantu mommy ya nak!" ucapnya sebelum benar-benar keluar dari kamarnya.

Airin pergi ke belakang untuk mencari bi minah ia penasaran akan sesuatu yang selama ini menjadi pertanyaan besar airin.

Dilihatnya bi minah sedang menyiram tanaman dihalaman belakang langsung saja airin melangkah mendekati perempuan yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.

"bi minah!" panggil airin sambil menepuk pundaknya.

"eh astagfirullah si non kirain bibi siapa" ucap bi minah kaget. "kenapa non? butuh sesuatu?"

airin menggeleng "airin cuma mau tanaya sesuatu bibi sibuk gak?"

"tunggu sebentar bibi naro ini dulu non tunggu aja bangku itu" ucap bi minah menunjuk bangku yang ada dibelakang mereka.

"ada apa non?" tanya bi minah ketika mendudukan tubuhnya disamping anak majikannya itu.

"airin mau tanya sesuatu tapi airin mohon bibi jawab jujur ya?"

"kalo bibi tahu bibi jawab non"

airin menghela napas berat apapun kenyataannya yng airin tahu nanti airin harus siap sekalipun itu akan menyakiti hatinya.

"airin anak pungut ya bi?" tanya nya pelan.

bi minah membulatkan matanya terkejut menengar apa yang dikatakan non nya ini "astagfirullahh! non ini bicara apasih? non anak kandung tuan dan nyonya, non gak boleh ngomong kaya gitu lagi".

airin menundukkan kepalanya tidak berani menatap bi minah. Bahunya mulai bergetar tanda airin kembali menangis.

Bi minah mengusap bahu airin "non kok nangis? bibi salah ngomong ya?" ucapnya dengan rasa bersalah.

"kalo airin anak kandung mama sama papa kenapa mereka jahat sama airin bi...hiks" ucapnya sambil terisak "kenapa ada oragtua yang tega perlakuin anaknya kaya gini? apa airin anak yang gak diinginkan? atau airin punya salah sama papa mama? kalo iya apa salah airin sama mereka bi?" tanya airin bertubi-tubi.

melihat airin menangis bi minah pun ikut menangis airin sudah ia anggap seperti anaknya sendiri sedari kecil ia yang merawatnya "nangis aja kalo itu bikin non airin tenang"

"airin salah apa bi sama mama papa... hiks.." ucapnya lirih.

bi minah menggeleng "enggak, non gak ada salah apa-apa sama mereka"

airin melepaskan pelukannya "bibi tahu sesuatu kan bi? ceritain sama airin bi, airin mohon"

"b..bi..bibi gak tau apa-apa non, iya bibi ak tau apa-apa" ucapnya gugup.

STRONG GIRL (SehunXIrene) 6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang