Empat Puluh Satu

780 88 8
                                    

Aira kamu harus bertahan!".

"Suster tolong siapkan defibrillator" pinta Jinyoung dan suster tersebut menurut, suster itu segera mengambil alat yang Jinyoung maksud.

Alat sudah tersedia lalu langsung dipasangkan pada Aira.

Percobaan pertama gagal, detak jantung Aira semakin melemah.

"Ra, bertahan!".

Percobaan kedua. Masih sama.

"Aira, kamu gak boleh mati, Aira!".

Jinyoung kembali diliputi ketakutan..

Kejadian tiga tahun lalu kembali menghantuinya.

Tepat di kamar ini, wanita yang Jinyoung cintai mengalami hal serupa dengan Aira.

Jinyoung tidak mau gagal untuk yang kedua kalinya.

"Suster naikan tekanannya!".

"KAMU HARUS BERTAHAN, RA!".

Semakin frustasi, Jinyoung berusaha dengan sekuat yang ia bisa.

"Gak boleh Ra, kamu gak boleh pergi AIRA!".

Lelaki itu panik melihat layar monitor, detak jantung Aira semakin melemah.

Pintu terbuka, membuat atensi Jinyoung teralihkan.

"Siapa yang---".

"Dokter, bayi pertama nyonya Aira---".

"CARI DOKTER LAIN!" teriak Jinyoung semakin frustasi.

Pintu pun ditutup kembali dan Jinyoung fokus lagi pada Aira.

"Suster naikan lagi tekanannya!" perintah Jinyoung.

Jinyoung kehilangan akal sehatnya, apalagi setelah melihat garis lurus pada layar monitor serta bunyi nyaring yang begitu terdengar.

Jinyoung menggeleng, "KAMU GAK BOLEH MATI AIRA!" teriaknya semakin panik.

"Suster, kita coba sekali lagi".

Lelaki itu masih tidak mau menyerah, dia masih berusaha mengembalikan detak jantung Aira.

Disaat seperti ini Jinyoung berharap ada sebuah keajaiban datang.

"Sekali lagi---suster".

Sampai percobaan terakhir pun hasil tetap tidak berubah, garis yang ada di layar monitor masih tetap lurus.

Detak jantung Aira tidak kembali.

Sontak Jinyoung langsung menjatuhkan alat defibrillator yang ada ditangannya.

Mundur beberapa langkah, Jinyoung langsung terjatuh.

Laki-laki itu menutup wajahnya, pundaknya bergetar menandakan jika dirinya menangis.

Beberapa saat kemudian terdengar isak tangis yang berasal dari Jinyoung.

"Kenapa kamu gak nurutin permintaan saya untuk bertahan, Ra" katanya sambil terisak.

Para suster yang ada di sana pun ikut prihatin dengan keadaan Jinyoung yang sangat kacau.

"Kamu membuat saya kembali gagal, Aira".

Malam ini kembali mengingatkan Jinyoung akan kejadian tiga tahun lalu.

Tiga tahun yang lalu keadaan Jinyoung pun sama menyedihkannnya seperti malam ini.

"Rin, maafin aku...." lelaki itu meminta maaf pada Airin.

"Maaf, Rin".

Maaf karena dirinya kembali---gagal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STRONG GIRL (SehunXIrene) 6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang