Dua Puluh Tiga

2.1K 246 106
                                    

Di dalam mobil Airin terus memegangi perutnya yang semakin terasa sekali sakitnya, sesekali Airin meringis memejamkan matanya guna menghilangkan rasa sakitnya itu.

Bersyukur ada orang baik hati yang mau menolongnya, Airin sangat-sangat berterimakasih kepada orang itu.

Walaupun orang itu bersikap ketus padanya tapi tidak apa, Airin yakin orang itu sebenarnya baik namun karena kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka mengakibatkan Wendy bersikap demikian padanya.

Orang itu Wendy? Iya yang menolong Airin adalah Wendy, kebetulan mobil gadis itu tengah melintasi daerah yang letaknya tidak jauh dari rumah Airin.

Wendy bermaksud hendak pergi ke rumah sakit tempat dimana Dio bekerja namun ia malah bertemu Airin dijalan.

"Sakit... sakit...Bibi sakit" Airin mengaduh kesakitan.

Tidak bohong memang rasanya sakit sekali, perutnya serasa diremas-remas dari dalam dorongan Yoona tidak main-main, Airin tidak mengerti mengapa ada orang sejahat itu, padahal Airin ini adalah adiknya sendiri kenapa ada kakak yang tega memperlakukan adiknya seperti ini.

"Ya Allah Bibi sakit...." Airin terus memegangi perutnya

Bi Minah hanya bisa menatap iba anak majikannya itu karena ia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa "Non bertahan ya, bibi yakin non pasti bisa bertahan" kata bi Minah sambil terus menggenggam tangan Airin.

"Sebentar lagi sampai Rin, tahan ya.." kata seorang perempuan yang kini tengah menyetir.

Airin mengangguk lemah, dalam hatinya ia terus merapalkan do'a semoga kandungannya baik-baik saja, Airin tidak ingin kehilangan calon anaknya, calon anaknya itu adalah kekuatan Airin untuk bertahan.

Meskipun Airin membenci ayah dari janin yang ia kandung namun tetap ia menyayangi calon bayinya.

"Makasih udah nolongin saya mbak Wendy" kata Airin kemudian

Wendy mengedikan bahunya acuh "Kamu jangan banyak ngomong dulu, keadaan kamu lemah banget!" balas perempuan yang Airin panggil Wendy itu acuh, namun tersirat kekhawatiran disana.

"Sekali lagi makasih Mbak Wendy"

Yang tidak Wendy tanggapi ucapan terimakasihnya itu, sepertinya Wendy masih memiliki dendam kesumat padanya. Airin harus meluruskan kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka.

"Mbak saya mau jelasin soal yang dipesta waktu itu--"

"Aduh saya gak peduli! gak penting juga! lebih baik sekarang kamu diem jangan banyak omong! kondisi kamu lemah jangan buang-buang energi buat hal yang tidak penting!" sela Wendy, perempuan itu masih cuek bahkan berbicara panjang lebar seperti itupun Wendy tidak menoleh ke arah Airin sedikitpun.

"Tapi Mbak--"

"Kamu ngomong lagi saya turunin disini!" ancamnya.

Akhirnya mau tidak mau Airin menurut ia harus cepat-cepat sampai ke rumah sakit, keselamatan calon bayinya lebih penting.

Tak lama kemdian mereka sampai di rumah sakit sesampainya disana Wendy memarkirkan mobilnya lalu buru-buru keluar dari mobilnya lalu membukakan pintu belakang "Rin, kamu masih kuat jalan gak?" tanya Wendy khawatir

Yang dibalas gelengan oleh Airin, memang benar jangankan untuk berjalan menggerakan tubuhnya saja Airin tidak sanggup.

"Tunggu disini, saya cari bantuan dulu" kemudian Wendy melesat secepat kilat, berlari masuk kedalam rumahsakit tersebut.

Dari kejauhan Wendy melihat Dio langsung saja perempuan itu berlari ke arahnya.

"DIO..huh!" Wendy mengatur napasnya yang hampir habis karena berlari tadi.

STRONG GIRL (SehunXIrene) 6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang