30

297 28 0
                                    

"APA!? PUTUS!?" Pekik Giselle histeris ditengah kantin setelah mendengar cerita Yuna.

Buru buru Yuna dan Cherry menutup mulut Giselle.

"Sst!"

"Kok bisa sihh!? Jadi lo nyerahin Joo begitu aja buat cewek itu!?" Kata Giselle setelah mulutnya sudah tidak ditutup.

"Joo bukan barang, kok diserahin sih."

"Jangan mengalihkan pembicaraan Yuna! Kenapa lo langsung nyerah?"

Yuna menghela nafas, "gue capek Sel. Gue gak kuat kalau harus melihat mereka berdekatan terus. Joo juga tidak bisa menjauhi Anna."

"Hah!? Kenapa tidak bisa? Dia sebenarnya suka sama lo gak sih?" Komentar Cherry yang juga merasa kesal dengan Joo yang lebih memilih putus daripada harus menjauhi Anna.

"Katanya Anna sakit." Ucap Yuna lirih.

"What!? Sakit apaan coba! Kena penyakit PHO!?" Kata Giselle dengan tidak sabaran.

"Sakit apaan Yun?" Tanya Cherry.

"Nggak tau, gue nggak tanya. Gue langsung masuk rumah."

Kedua temannya langsung merasakan kesedihan yang terpancar dari ekspresi Yuna. Dalam hati Giselle merasa sangat kesal. Setelah mengkhianatinya, sekarang Anna juga melukai Yuna, sahabatnya! Padahal Yuna sangat baik, bisa bisanya Joo malah lebih memilih Anna! Giselle tidak bisa menerima kenyataan ini.

Kemudian mereka sibuk dengan pikiran sendiri sendiri sambil memakan makanan masing masing. Tidak lama Ray datang sambil membawakan tiga susu pisang dan meletakkannya diatas meja.

"Nih untuk kalian." Ucapnya.

"Apanih? Kok tiba tiba?" Tanya Giselle.

"Emang gak boleh ya bersedekah?" Jawab Ray sambil cengengesan.

Cherry sempat menangkap lirikan mata Ray tertuju pada Yuna beberapa kali. Ia kemudian tersenyum miring, "ekhem..."

Cherry pura pura batuk lalu menatap Ray dengan senyum penuh arti. Ray yang mengerti tatapan Cherry itu langsung malu malu. "Apaan sih!" Ucapnya lalu pergi.

"Yuna! Jadi sekarang lo sama Ray ya?" Tanya Cherry semangat.

"Heh! Jangan ngadi ngadi, kita kan kakak adik."

"Halah, sudah kakak adik kakak adikan ya sekarang?" Goda Cherry.

Giselle masih tidak mengerti dengan apa yang Cherry pikirkan, ia kemudian menatap heran Cherry.

"Ish, itu tadi Ray datang dan bawain susu sebenarnya untuk Yuna tau! Lo ini gak peka amat sih." Jelas Cherry kepada Giselle yang anaknya memang tidak peka dengan pendekatan pendekatan tersirat semacam itu.

"Jadi...Yuna dan Ray..." Giselle menggantung ucapannya. Buru buru Yuna menjawab, "tidak ada apa apa. Gue bilang kakak adik karena gue udah anggap mamanya itu seperti mama gue. Jadi otomatis anaknya jadi kakak gue dong."

"Ray masih suka sama lo, loh!" Kata Cherry dengan yakin.

"Hoo! Gue setuju itu! Sama Ray aja, Yun. Gue bisa jamin Ray jauh lebih baik daripada Joo." Celutuk Giselle yang kini ikut ikutan mendukung Yuna membalas perasaan Ray.

"Kalian ini... itu nggak mungkin! Pertama, Ray dan gue sekarang sudah seperti saudara. Kedua, gue baru aja putus, gak mungkin gue langsung bisa suka sama orang lain, mau siapapun itu. Ketiga, siapa bilang Ray masih suka sama gue? Itu hanya spekulasi Cherry." Yuna menjelaskan hal itu kepada kedua temannya.

"Jangan bilang gak mungkin, apa sih yang nggak mungkin kalau udah jodoh dari awal? Terus soal Ray yang masih suka sama lo, gue yakin itu seratus persen. Bukan sekedar spekulasi belaka." Balas Cherry. Yuna hanya menunjukkan ekspresi tidak percaya.

MISSION [ Completed Or Not Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang