21

263 31 0
                                    

Sekarang sudah jam 10 malam, Yuna tengah berada didalam kamar barunya. Salah satu kamar dirumah Ray.

Tadi pagi setelah om Yuna dibawa polisi, Sharon langsung mengatakan kalau Yuna harus tinggal dirumahnya, ia tidak menerima penolakan. Yuna saat itu tidak dapat berpikir apa apa lagi dan hanya mengikuti apa yang dikatakan Sharon.

Setelah mobil polisi pergi menjauh, ambulans datang untuk membawa tante Yuna yang pingsan melihat rombongan polisi yang tiba tiba datang lalu membawa suaminya pergi. Tante Yuna yang awalnya sudah lemas akhirnya jadi pingsan.

Kemudian Kent mengantar Sharon, Ray, dan Yuna pulang ke rumahnya terlebih dahulu. Yuna disuruh beristirahat dan menenangkan diri. Kemudian ia pergi lagi untuk mengurus om Yuna dikantor polisi. Untungnya Kent kenal dengan salah satu kepala kepolisian disana sehingga lebih gampang mengurus masalah KDRT ini.

Tidak sadar, Yuna tertidur sampai jam makan siang. Sepertinya kejadian tadi begitu menguras tenaganya. Yuna kemudian keluar kamar yang ditempatinya tidur lalu berjalan menuju dapur, karena tercium aroma menggiurkan dari sana.

Ternyata Sharon baru saja selesai masak. Begitu banyak makanan yang disediakan diatas meja. Dan makanan yang disediakan adalah makanan kesukaan Yuna, ternyata Sharon masih mengingat makanan kesukaan Yuna yang masih sama sejak kecil. Yuna, Sharon, dan Ray makan siang bersama. Ray tidak banyak bicara dan Sharon juga tidak membahas kejadian tadi pagi.

Kira kira jam 5 sore barulah Kent pulang. Saat itu mereka disuruh berkumpul diruang keluarga dan Kent meminta penjelasan dari Yuna. Yuna pun menceritakan semuanya. Dari om dan tantenya yang memang sering bertengkar, Yuna yang sering kena amukan, makanan yang kadang ada dan kadang tidak ada, sampai masalah uang jajan Yuna yang terlalu sedikit, padahal Yuna butuh uang untuk membeli peralatan sekolah. Itulah sebabnya Yuna bekerja dihotel dan beberapa tempat lain demi mendapat uang tambahan.

Yuna bercerita sambil berusaha menahan air matanya. Ia malu jika menangis didepan Kent, Ray, dan Sharon. Tapi akhirnya air matanya sudah tak tertahankan. Sharon yang melihat itu langsung memeluk Yuna sambil menangis. Sharon sepanjang mendengar cerita Yuna saja sudah berkaca kaca, jiwa keibuannya meronta ronta melihat ada seorang anak yang mendapat kekerasan

Sedangkan Ray, ia begitu kesal. Ia mengeraskan rahang dan mengepal tangannya kuat kuat setiap mendengar hal kejam yang sudah om Yuna lakukan kepada Yuna.

Kent kemudian menenangkan semua orang dengan berkata, "sudah, semua tenang saja. Sekarang om Yuna sudah siap menerima hukuman yang setimpal, sedangkan tante Yuna bakal mendapat perlindungan. Yuna, sekarang kamu tinggal disini saja. Tidak usah sungkan terhadap kami. Anggap ini rumahmu dan kami keluargamu."

"Iya Yuna. Betul kata Kent, kamu tinggal disini ya sekarang. Kamu tidak perlu mencemaskan apa apa lagi." Ucap Sharon sambil mengelus rambut Yuna.

"Tapi Yuna tidak mau merepotkan tante dan om. Yuna juga tidak mungkin menerima semua yang diberikan secara cuma cuma. Mama sudah pernah mengajarkan Yuna kalau sebisa mungkin jangan merepotkan orang dan jangan sampai harus berutang budi." Jelas Yuna.

"Astaga nak! Itu tidak benar. Kami tidak merasa repot sedikit pun." Kata Sharon sambil menggeleng.

"Yuna, justru kami yang berutang budi. Dan kami membayarnya dengan berjanji bakal memenuhi semua kebutuhanmu sampai kamu sukses atau menikah." Sela Kent.

Yuna langsung menatap heran Kent, "kenapa om berutang budi pada Yuna?"

"Lebih tepatnya kepada orang tuamu Yuna. Om dan tante bisa seperti sekarang semua karena orang tuamu. Mungkin kamu tidak tau karena dulu kamu masih kecil, jadi orang tuamu tidak menceritakan soal om yang bekerja sama membangun perusahaan bersama papamu." Kent mengambil jeda.

MISSION [ Completed Or Not Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang