4

556 57 6
                                    

"Gila bener tu Giselle, bisa bisanya nyiram orang kayak gini, kebanyakan nonton sinetron kali ya dia. Untung dokter uks masih istirahat... kalau dia liat lo, bisa bisa masalah semakin besar ni masalah." Cherry sibuk membantu Yuna ngelap rambutnya sebagian basah. Rambut Yuna menjadi lepek dan baju putihnya menjadi kuning karena disiram dengan teh.

Terdengar suara seseorang yang berlari datang mendekat. "Yuna?" Joo masuk kedalam uks dan mendekati Yuna dan Cherry. Joo melihat Yuna yang nampak sedikit gemetar karena badannya yang basah dan ac uks yang cukup dingin.

"Tunggu disini sebentar." Ucap Joo lalu ia berlari keluar uks dan kembali 2 menit kemudian sambil memegang hoodie ditangannya.

"Kalau udah selesai ngelap, pakai aja ini." Joo menyodorkan hoodie miliknya.

"Eh, gak usah." Yuna malu malu tapi mau.

"Pakai aja, buat nutupin noda diseragam lo. Dan lo bisa masuk angin kalau kebasahan dengan baju tipis begitu."

"Iya, terima aja." Kata Cherry sambil tersenyum penuh makna dan menyikut nyikut Yuna.

Yuna pun menerima hoodie yang Joo sodorkan. Cherry dengan cepat ngelap Yuna lalu menyuruh Yuna langsung mengenakan hoodie.

Joo tertawa kecil melihat Yuna yang kelihatan semakin mungil karena menggunakan hoodinya yang sangat besar.

"A-aneh ya?" Yuna tersipu malu saat mendengar Joo tertawa, hoodie milik Joo memang sangat besar dibadannya. Padahal Yuna cukup tinggi dengan tinggi 165 cm, tapi Joo memang sangat tinggi, tingginya mencapai 180 cm.

"Nggak, kelihatan lucu."

Dalam hati Yuna sudah berteriak teriak. Ia bahkan tidak bisa menahan senyumnya. Cherry merasa sepertinya pdkt Yuna bisa lancar setelah melihat Joo yang sepertinya tidak keberatan dengan keberadaan Yuna.

Sedangkan ada seseorang diluar sana yang cukup terkejut melihat pemandangan uwu didalam UKS.

Bel selesai istirahat berbunyi.

"Ah, ayo kembali ke kelas. Atau lo masih mau istirahat di UKS?" Tanya Joo.

"Nggak, gue ke kelas aja." Jawab Yuna.

Mereka bertiga keluar UKS, siswa siswa yang masih ada dikoridor langsung menatap mereka. Selain karena ada Joo bersama mereka, Yuna juga mencuri perhatian karena menggunakan hoodie Joo. Semua orang tau kalau itu adalah hoodie favorit milik Joo.

Mereka telah sampai didepan kelas Yuna dan Cherry sedangkan kelas Joo masih harus melewati beberapa kelas lagi.

"Gue masuk dulu ya," pamit Yuna sambil memberikan senyum terbaiknya.

"Ok." Joo juga tidak kalah memberikan senyum yang sangat menawan sambil melambaikan tangan.

Benar kata Joo. Mungkin kalau ia tidak pakai hoodie dia bakal kedinginan dengan baju yang masih setengah basah karena ac kelasnya sekarang sangat dingin.

--------------------------------------------------------------

"Duduk aja disana." Ray membawa Giselle ke ruang osis dan mempersilahkan ia duduk di kursi. Giselle hanya menurut sambil diam dan menundukkan kepala.

"Lo tadi kenapa? Gue dengar lo yang duluan datangi Yuna." Ray meminta penjelasan dari Giselle.

Awalnya Giselle masih diam tapi Ray kembali bertanya. Sambil berkaca kaca Giselle menjawab, "g-gue cuma gak suka dia dekat dekatin lo." Giselle mengambil nafas sejenak, "makanya gue datang ke kelasnya buat bicara, terus dia main lari jadi waktu dikantin gue samperin dia tapi dia malah ngejek gue."

"Terus lo jadi emosi?" Tanya Ray kepada Giselle yang berhenti berbicara.

"Ia... jadi gue siram dia dengan minumannya yang diatas meja t-terus dia buat gue jatuh hiks," jelas Giselle sambil mengingat kejadian tadi yang membuatnya seperti putri Cinderella yang dibully kakak kakak tirinya. Sungguh malang nasibnya, pikirnya.

Ray tau kalau pasti Giselle yang duluan memancing Yuna, karena tidak mungkin Yuna bersikap begitu kecuali keorang yang mengganggunya. Ya, termasuk dirinya yang dianggap pengganggu oleh Yuna.

"Sudah sudah, lo tenangin diri lo dulu disini, gue pergi dulu sebentar." Ucap Ray sambil beranjak dari kursinya.

"Lo mau ke Yuna?" Tanya Giselle.

"Iya,"

Giselle langsung menahan tangan Ray, "jangan," Giselle mulai berkaca kaca lagi.
"Jangan tinggalkan gue..." air matanya kembali jatuh. Ray berlutut dihadapan Giselle, melihat Giselle yang sudah dibanjiri airmata.

Sepertinya Giselle takut ia menjadi sendirian setelah kejadian beberapa tahun yang lalu. Ray kemudian memberi pengertian buatnya, "sudah, berhenti nangisnya,"

"Gue gak mau sendiri, sekarang hanya lo yang gue punya," ucap Giselle parau.

"Kan ada Joo juga..." balas Ray.

"Nggak! Lo lupa sama kejadian beberapa tahun lalu!?" Tangis Giselle semakin menjadi-jadi.

Giselle memang cukup manja dan cengeng, Ray biasa menuruti keinginannya, tapi kali ini Ray tidak bisa menuruti Giselle, ia sangat ingin melihat keadaan Yuna.

Ray berdiri lalu menepuk puncak kepala Giselle, "gue janji bakal selalu jadi sahabat lo, gak usah takut. Tapi gue sekarang harus pergi dulu." Ray langsung bergegas keluar ruang osis, padahal Giselle sudah membuka mulutnya hendak menahan Ray tapi Ray keburu menghilang.

Giselle pun mengambil tissue diatas meja osis lalu ngelap airmatanya, "nggak, mungkin lo gak sadar Ray, tapi gue udah punya insting lo bakal ninggalin gue karena Yuna." Giselle kembali teringat kejadian beberapa tahun lalu ketika ia ditusuk dari belalang oleh sahabatnya sendiri dan ditinggalkan orang yang sangat ia sayang. Saat itu hanya Ray yang tersisa, itulah mengapa Giselle sangat takut Ray juga meninggalkannya.

Ditengah perjalanan Ray menuju UKS, ia melihat Joo tiba-tiba lari melesat masuk UKS.

"Ada apa ini?" Rasanya Ray tidak pernah melihat Joo setergesa gesa itu. Ray sampai didepan pintu UKS dan saat ia hendak membuka pintu untuk masuk ia mendengar Joo menawarkan hoodienya keseseorang. Ray menjadi penasaran siapa orang beruntung yang dipinjami hoodie kesayangan Joo yang sebelumnya tidak pernah Joo berikan ke siapapun?

Apakah Joo punya pacar yang tidak Joo beritahu kepadanya?

Ray membuka sedikit pintu untuk mengintip, dan betapa kagetnya ia melihat Yuna dengan senyum manis tersipu malu menerima hoodie milik Joo.

"Jadi Yuna dan Joo...!?" Ray kaget setelah melihat kejadian barusan. Sekarang ia tidak bisa masuk kedalam dan membatu diluar UKS. Ternyata saingannya adalah Joo, sahabatnya sendiri.

Ray sekarang semakin semangat untuk mendekati Yuna. Walau saingannya sahabatnya sekalipun, Ray tidak mau Joo mendapatkan orang yang ia suka untuk kedua kalinya.

Bel istirahat berbunyi, Ray tersadar dari lamunannya lalu mengintip lagi kedalam UKS. Ia melihat Yuna dengan hoodie kebesaran didalam sana, sungguh menggemaskan. Tidak sadar, Yuna telah membuat senyum terukir diwajahnya.

Padahal Ray masih ingin melihat Yuna lebih lama, tapi ia harus segera lari ketika mendengar Yuna dan Joo hendak menuju kelas masing masing.

Di dalam kelas Ray mengingat ingat kembali sosok imut Yuna tadi. Tapi semakin lama ia berpikir, rasanya jadi kesal. Kesal karena hoodie yang dikenakan Yuna adalah hoodie milik Joo. Ray kemudian menatap sahabatnya yang duduk disampingnya itu, lalu membuang muka.

Joo yang melihat kelakuan Ray disampingnya menjadi bingung sendiri.

"Ray kenapa ya? Gue ada salah kah tadi?" Batin Joo dalam hati.







{7/12/20}

Thank you udah baca sampai episode ini ☺ jangan lupa
vote👇 and komen 👇 yaa~

MISSION [ Completed Or Not Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang