26

241 31 0
                                    

Bangun dengan lingkaran hitam dibawah mata membuat orang satu rumah Yuna terheran heran melihatnya. Kecuali Ray, ia sudah bisa menduga apa penyebab mata panda Yuna itu.

"Yuna!? Kamu begadang ya semalam?" Tanya Sharon khawatir sampai datang menghampiri Yuna.

Yuna hanya cengengesan. Setidaknya sekarang hatinya sudah lebih ringan daripada kemarin. Ia sudah mengambil keputusan untuk hubungannya dengan Joo. Tapi ia bakal membicarakannya sepulang sekolah saja. Yuna tidak mau ia sudah galau diawal harinya.

Saat Yuna perjalanan berangkat sekolah dibonceng oleh Joo, Yuna hanya memandang sedih punggung Joo. Biasanya Yuna bakal melingkarkan tangannya diperut Joo, tapi kali ini hanya memegang kedua bahu Joo.

Entahlah, rasanya Yuna mau menahan perasaannya dulu sampai mereka berdua berbicara dan berkomitmen.

Joo sebenarnya sudah merasakan perubahan Yuna, ia hendak bertanya kepada Yuna, tapi ia tau pasti Yuna tidak bisa mendengarkannya karena menggunakan helm dan angin ribut.

Sesampainya mereka tiba disekolah pun Yuna cepat cepat pamitan dengan Joo kemudian masuk kelas. Yuna merasa perlu curhat dulu ke Cherry dan menanyakan pendapatnya mengenai apa yang mau ia katakan ke Joo pulang sekolah nanti.

"Jadi, kalau Joo memperlakukan Anna atau memperbolehkan Anna berlaku seperti lebih dari teman baru lo minta putus? Dan kalau Joo bakal minta Anna jaga jarak, kalian tetap lanjut pacaran gitu?"

Yuna mengangguk mantap. Ya, begitulah keputusan yang sudah ia buat semalaman. Ia tidak kuat melihat Joo dan Anna 'terlalu' akrab apalagi sampai saling bersentuhan. Yuna tidak mau dirinya lebih terluka lagi.

Yuna bukanlah tipe cewek yang bisa dibuta dan tulikan oleh cinta, atau mengejar ngejar, ataupun memaksakan agar ia bisa bersama orang yang dicintai walau itu menyakitkan dan melukai diri sendiri.

Cherry kemudian menyetujui pemikiran Yuna. Untunglah Yuna pemikirannya memang dewasa, pikir Cherry.

Dikelas Joo, Anna masih menduduki tempat Ray. Ray memberi izin untuk satu jam pelajaran itu saja, karena Anna tadi mengatakan kalau ia mau meluruskan semuanya.

"Joo, Anna mau langsung bicara disini saja." Anna memulai pembicaraan ditengah pelajaran. Rasanya ia juga mau cepat cepat mengatakannya kepada Joo.

"Ada apa Anna?"

"Setelah kupikir dengan kepala dingin, aku mau kita jaga jarak saja ya. Ini juga jam pelajaran terakhir Anna duduk disini, habis jam ini aku bakal tukaran dengan Ray." Ucapnya sambil menatap Joo.

"Anna, apa Ray mengancammu?"

Anna menggeleng, "tidak Joo. Ini adalah keputusan yang Anna buat sendiri. Kamu juga sudah punya Yuna, Anna tidak mau menjadi pengganggu." Dengan susah payah Anna menyelesaikan kalimatnya. Ini cukup memilukan, karena sebetulnya hatinya masih untuk Joo.

Tapi, kemarin sejak pulang sekolah, dengan kepala dingin, sudah Anna pikirkan semuanya. Anna merasa bersalah kepada Yuna. Cuma karena dulu Joo selalu baik kepadanya, Anna menjadi terbiasa bergantung padanya.

Tapi Anna lupa, perlakuan baik dan spesial Joo itu hanya untuk dirinya saat mereka saling menyukai. Sedangkan sekarang? Sudah ada orang lain yang pantas mendapatkan perlakuan khusus Joo, dan itu bukan dirinya. Ini mungkin karma yang didapatkan Anna karena sudah meninggalkan Joo begitu saja.

"Anna...sudah kubilang lo tidak mengganggu."

"Joo! Ini adalah keputusanku yang sudah bulat. Makasih ya atas semua kebaikanmu..." dengan susah payah Anna mengatakannya sambil menahan diri agar tidak menangis. Sekilas kebaikan dan semua kenangannya bersama Joo terlintas.

MISSION [ Completed Or Not Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang