"Wah, sepertinya dia benar-benar serius dekatin lo. Sampai ngubah penampilan gitu biar lo jadi terpesona. Gua mau lihat gimana penampilannya sekarang."
Yuna langsung menatap Cherry cemberut, "sorry ya, Joo masih lebih ganteng. Gue juga gak terpesona bagaimana, cuma sedikit kaget aja lihat perubahan dia. Gue malah rasa gak enak aja didekatin padahal orangnya udah kutolak. Dia keras kepala, sih."
"Gue rasa sih lo lebih cocok sama Ray hihi." Ucap Cherry menggoda Yuna.
"Lo ini dipihak siapa sih? Dia itu udah pernah berpindah hati dari gue ke cewek lain loh! Kok bisa bisanya suka gue lagi?"
"Ya, kenapa gak bisa? Siapa tau ada alasan dibalik itu."
Yuna menggeleng, "tau ah, gak usah bahas dia lagi. Sudah mau istirahat, nih. Bel bunyi, kita langsung cepat-cepat ke kelas Joo balikin hoodienya ya."
Tidak lama kemudian bel istirahat berbunyi. Yuna langsung menarik tangan Cherry keluar kelas, tangannya yang satu lagi membawa paper bag berisi hoodie Joo yang sudah ia cuci bersih dan wangi. Yuna juga memasukkan sedikit snack kecil yang ditempeli sticky note bertuliskan 'thank you'.
Sesampainya dikelas Joo, guru yang habis ngajar baru saja keluar diikuti murid murid. Beberapa murid menatap Yuna sambil berbisik. Sepertinya Yuna jadi cukup terkenal karena insiden kemarin. Yuna tidak memperdulikan tatapan orang orang terhadapnya.
"Joo kok belum keluar ya?" Tanya Yuna ke Cherry. Cherry mengintip sebentar kedalam kelas.
"Sepertinya dia sudah mau keluar." Melihat Joo yang sudah berjalan mengarah ke pintu.
"Lo cari Joo?" Tanya seorang siswi yang baru keluar dari kelas Joo.
"Iya." Jawab Yuna singkat.
"Hmph, jangan besar kepala, Joo baik ke semua orang, gak mungkin dia suka sama lo." Katanya lalu berjalan meninggalkan Yuna dan Cherry yang menatapnya dengan tatapan 'ni cewek napa ye'.
"Yuna?" Sapa Joo yang baru keluar dari kelasnya kemudian melihat Yuna. Yuna langsung tersenyum senang melihat Joo sudah menyapanya duluan. Tiba tiba dari belakang Joo mucul seseorang yang menyebalkan. Ray. Ya, mereka memang sekalas.
Yuna berusaha tidak memedulikan Ray yang ikut menatapnya. Yuna menyodorkan paper bag yang sudah ia siapkan ke Joo.
"Ini hoodie lo, makasih ya udah minjemin. Hoodienya udah gue cuci sendiri sampai bersihhh dan wangi." Kata Yuna semangat. Yuna cukup bangga dengan hasil usahanya. Kemarin ia sendiri yang mencuci hoodie Joo dengan tangan sambil sangat berhati hati agar hoodienya tidak rusak.
"Wah, harusnya gak perlu sampai repot repot begitu." Joo tertawa kecil melihat Yuna yang mengembalikan hoodienya dengan semangat.
"Ah, terus didalam ada sedikit ucapan terima kasih karena sudah dipinjamin hoodie. Bukanya nanti aja ya." Pinta Yuna, sengaja, karena ia tidak mau Ray tau apa yang ia berikan buat Joo.
Ray yang melihat Yuna seperti berbunga bunga jadi jengkel. Yuna tampak cantik dan bersinar sih, cuma itu bukan karena dia, tapi karena Joo. Mengesalkan, pikirnya.
"Gua udah lapar nih Joo! Buruan yuk." Ray ingin segera menyudahi situasi yang menjengkelkan ini.
"Oh, sabar, Ray. Yuna, makasih ya untuk ini." Ucap Joo sambil mengangkat paper bagnya. "Nanti kita bicara lagi, sekalian gue mau bicara tentang urusan panitia."
"Okk." Jawab Yuna sambil membalas lambaian tangan Joo yang sudah berjalan meninggalkannya.
"Wah gila, dia berubah banget, liat aja tuh, sekarang dia dilirik cewek cewek sepanjang jalan." Ujar Cherry sambil memandangi punggung ke dua lelaki tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION [ Completed Or Not Completed ]
Jugendliteratur[Cerita sudah lengkap] ✅ Dulu nolak, sekarang nyesal kan? Yuna yang dulu begitu menyukai Ray. Sayangnya, Ray tidak menanggapi serius hal itu dan malah dekat dengan cewek lain. Yuna sangat sakit hati karena hal itu. Untungnya, ia tidak satu sekolah l...