34

363 33 0
                                    

"Sebentar lagi tanggal 14 lohh!" Seru Giselle kegirangan.

Saat ini Yuna, Cherry, dan Giselle sedang berada di taman sekolah mereka. Setelah membeli makanan dari kantin, mereka memilih makan disalah satu meja yang disediakan di taman sekolah ketimbang makan di kantin. Itu memang sudah mereka lakukan sejak kejadian dikantin terakhir. Ini semua untuk menghindari lagi kejadian yang tidak diinginkan.

Bahkan dengan Ray pun sekarang Yuna cukup merasa canggung. Ray juga seperti agak menjauhi Yuna, padahal harusnya biasa aja, apalagi mereka serumah. Saat Yuna berusaha memperbaiki suasana, Ray masih tetap jaga jarak.

"Valentine ya?" Tanya Cherry.

"Iyaa! Ayuk tukaran coklat!" Ajak Giselle.

Giselle memang senang dengan hari hari perayaan seperti itu. Saat natal tahun lalu juga Giselle mengusulkan untuk tukar kado. Dan kali ini valentine sudah tinggal 2 hari, sepertinya Giselle juga sangat antusias.

Valentine dinegera mereka memang merupakan salah satu acara yang sangat dinanti nanti oleh banyak anak muda. Saat valentine, siapapun bisa memberi coklat kepada orang lain sebagai tanda kasih. Mau itu cewek yang memberikan coklat kepada cowok yang disukainya, atau sebaliknya. Dan tidak sedikit juga yang membuat coklat persahabatan dan membagi coklat tersebut kepada teman yang dianggap akrab.

"Baiklah." Jawab Cherry kemudian.

"Nah gitu dong! Kita kan belum ada yang punya gebetan, jadi tukaran coklat sama teman aja." Kata Giselle. Tidak mendapatkan respon dari Yuna, Giselle lalu bertanya.

"Yuna? Kok diam aja? Gak mau tukar coklat? Kenapa? Oh!? Ada cowok yang mau lo kasih coklat?" Tanya Giselle bertubi tubi.

"Nggak ada, Sel. Gue cuma lagi ngunyah aja jadi nggak bisa menjawab." Jawab Yuna setelah menghabiskan makanan dimulutnya.

"Mungkin Ray?" Kali ini Cherry yang ikut menimpali.

Yuna langsung terbatuk batuk, "hah!?"
Yuna jadi teringat lagi kejadian bersama Ray beberapa hari yang lalu dan membuat pipinya memerah tanpa ia sadari.

Kedua temannya yang melihat itu langsung kaget. Apakah Yuna akhirnya menyukai Ray? Kok sampai salah tingkah begitu?

"Yuna! Ada apa dengan Ray? Ceritain!" Pinta Cherry yang langsung mendekatkan diri dengan Yuna. Dan diikuti dengan anggukan antusias Giselle.

Yuna memang tidak menceritakan kejadian beberapa hari yang lalu, saat Ray menembak Yuna. Terpaksa, Yuna menceritakan hal tersebut. Lengkap beserta Ray yang mencium kepalanya dan perasaan bersalah saat menolak Ray.

"Aduhh gue kapan ya bisa digituin cowok?" Cherry merasa iri mendengar cerita Yuna.

"Apa enaknya coba?" Yuna heran dengan perkataan Cherry. Kalau dengan orang yang disukai, ya pasti senang. Tapi kalau bukan? Jadi tidak enak rasanya.

"Tapi lo bilang ada merasakan sesuatu gitu saat nolak Ray kan? Bisa saja lo merasa begitu karena sebenarnya lo suka sama Ray, cuma gak sadar aja! Pikiran lo menyangkal, tapi hati lo gak bisa disangkal!" Kata Giselle mengutarakan pendapatnya.

"Jangan ngaco deh." Balas Yuna, merasa apa yang dikatakan Giselle tidak benar.

"Ih! Gue serius! Gue bisa berpikir begini, karena gue rasa lo juga suka dengan Ray. Cuma mungkin gak sadar aja!"

"Lo pikirnya gimana?" Tanya Cherry penasaran.

"Begini, saat Ray melakukan pendekatan ke Yuna, Yuna selalu menerima dan tidak pernah benar benar menolakkan? Perasaan aneh yang ia rasakan juga datangnya waktu menolak Ray, bukannya waktu Ray berdekatan dengan dia!"

MISSION [ Completed Or Not Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang