"Nunununana" Yuna sedang bersenandung di koridor sekolahnya. Ia habis pulang dari toilet dan sedang perjalanan ke kelasnya.
Sepertinya bahkan Tuhan pun setuju akan rencana Yuna untuk mendekati Joo. Joo lagi jalan ke arah Yuna sambil membawa tumpukan kertas yang cukup tinggi. Dengan sigap Yuna menghampiri Joo dan menawarkan bantuan.
"Gue bantu ya," Yuna langsung mengambil separuh dari kertas yang dibawah Joo. Tapi karena terlalu sok, ternyata separuh dari kertas itu cukup berat sehingga Yuna agak kesusahan menyeimbangkan badannya.
"Eh, gak usah, ini berat." Ini pertama kalinya Yuna mendengar suara Joo dari dekat.
"Astaga suaranya suara orang ganteng xixixi" Yuna tersipu sipu sendiri. Walau kertasnya memang berat tapi Yuna berusaha sekuat tenaga mengangkatnya. Ia mau meninggalkan first impression yang baik ke Joo.
"Gak papa, gue kuat kok. I-ini mau dibawa kemana" lagi lagi Yuna kehilangan sedikit keseimbangan karena beban yang ia bawa terlalu berat.
Joo tertawa kecil melihat Yuna yang jalan sempoyongan. Joo pun mengambil 1/3 kertas yang dibawa Yuna.
"Eh?" Yuna menoleh kearah Joo, Joo tersenyum kepadanya, "gue tau lo kuat, tapi gue masih lebih kuat. Ini kita bawa diruang osis."
Yuna tidak bisa menahan senyumnya. Selama ini dia hanya dapat melihat Joo dari kejauhan dan selalu dikelilingi siswi siswi disekolahnya. Tapi kali ini karena masih ada proses belajar mengajar, siswi siswi itu pasti sedang sibuk belajar dikelas.
"Ini semua kertas apa?" Yuna merasa perlu lebih banyak komunikasi ke Joo.
"Hmm, ini proposal festival sekolah tahun tahun lalu."
"Ohh, osis udah mulai menyiapkan festival sekolah?" Sekolah Yuna memang setiap setahun sekali mengadakan festival dimana setiap kelas bakal membuat sesuatu didalam kelas untuk menarik pelanggan. Misalnya membuka restoran kecil, menjual barang-barang, atau bisa membuat rumah hantu.
Selain itu ada juga beberapa perlombaan antar kelas dan diakhir acara ada pertunjukan pentas seni dari setiap perwakilan kelas. Pokoknya bakal meriah, deh!
"Ia, lo nanti mau jadi panitia?" Joo bertanya ke Yuna. Yuna langsung salting sendiri. Joo mengajaknya menjadi panitia bersama!?
"Em... boleh, gue ikut lo aja deh." Yuna tau kalau ada berbagai macam panitia dalam festival ini, soalnya ini acara besar sekolah. Karena Yuna tidak tau Joo urus bagian apa, jadi dia jawab begitu aja.
"Hmm oke, kalau gitu lo siswa pertama yang jadi anggota panitia gue. Gue bakal jadi koordinator bagian stan kelas." Senyum dan kata-kata Joo benar benar membuat Yuna terpukau.
"Gue..yang pertama...aaa!" Maklum Yuna sedang dimabuk cinta, hal kecil kayak begini saja dia sudah serasa ada di awan.
Akhirnya mereka sampai diruang osis, Joo membuka pintu dan mempersilahkan Yuna masuk. Ini pertama kalinya Yuna masuk ruang osis, karena pada dasarnya ruang osis hanya untuk anak osis dan dia hanyalah siswi biasa. Ruangannya cukup besar dan hanya mereka berdua didalam. Itu membuat Yuna lebih berdebar.
"Gue taruh disini ya?" Yuna meletakkan kertas yang ia bawah diatas meja.
"Ia, makasih ya sudah bantu" ucap Joo sambil tersenyum ramah
"Terus sekarang lo bakal baca semua kertas ini?" Yuna sengaja bertanya untuk memperlama waktu mereka.
"Nggak lah, sekarang kan masih ada pelajaran, ini tadi kebetulan guru yang ngajar dikelas gue ingat gue butuh kertas ini jadi dia nyuruh gue ambil sebelum lupa." Jelas Joo sambil merapikan kertas kertas yang ada dimeja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION [ Completed Or Not Completed ]
Ficção Adolescente[Cerita sudah lengkap] ✅ Dulu nolak, sekarang nyesal kan? Yuna yang dulu begitu menyukai Ray. Sayangnya, Ray tidak menanggapi serius hal itu dan malah dekat dengan cewek lain. Yuna sangat sakit hati karena hal itu. Untungnya, ia tidak satu sekolah l...