Dengan langkah dan hati yang berat, Yuna berjalan menuju kelas Joo untuk pulang bareng. Mereka sepakat siapa yang kelasnya selesai lebih dulu yang datang ke kelas yang belum selasai. Para murid kelas Joo sudah mulai keluar satu persatu. Yuna mengintip kedalam kelas dan kaget melihat Anna duduk bersampingan dengan Joo.
Anna juga tampak berbicara dengan Joo dan membantu Joo memasukkan barangnya kedalam tas. Hati Yuna sungguh perih melihat pemandangan itu. Yuna langsung berhenti melihat kedalam kelas. Walau ia berusaha berpikir positif tapi tetap saja hatinya tersakiti. Kenapa Anna bisa duduk dengan Joo? Bukannya harusnya Ray yang duduk disana?
"ah, Yuna." sapa Joo ketika melihat Yuna sudah ada diambang pintu kelasnya. Joo terlihat tersenyum seperti biasanya, membuat Yuna juga berusaha bersikap seperti biasa.
"Joo kamu langsung pul-" kalimat Anna yang baru saja menyusul Joo keambang pintu kelas terhenti ketika melihat Yuna juga ada disana.
"oh, ada Yuna... Ka-kalian mau pulang bareng ya?" kata Anna basa basi berusaha menutupi rasa paniknya.
"iya." jawab Yuna singkat dan terkesan dingin.
Entahlah Yuna sudah tidak dapat menahan gejolak hatinya yang rasanya ingin sekali memperingati Anna agar menjauh dari Joo. Yuna bukan tipe posesif dan berusaha tidak mengekang Joo, tapi ia mempunyai firasat tidak enak dengan Anna.
Suasana langsung menjadi canggung. Anna yang merasa Yuna tidak menyukai kehadirannya, langsung hendak berlari meninggalkan Yuna dan Joo. Yuna langsung merasa tidak enakan. Apakah ia sudah keterlaluan tadi? Secara terang terangan menunjukkan ketidaknyamanan dengan kehadirannya.
Tapi Yuna berusaha membuang perasaannya itu. Ia tidak boleh terlalu baik, jangan sampai kebaikannya malah dimanfaatkan Anna. Yuna harus tegas.
"Anna! Tunggu!" Ray yang baru keluar dari kelas berseru memanggil Anna yang masih belum jauh berlari. Segera Anna berbalik lalu menghampiri Ray.
"besok gue kembali ketempat duduk gue." ucap Ray to the point.
Anna tampak terkejut, lalu melirik sebentar kearah Joo seolah minta pembelaan tapi diurungkan karena ada Yuna disamping Joo. Ia langsung tertunduk lesu.
"Ray, lo jangan keterlaluan." semua langsung menatap Joo kaget.
"apa lo bilang!? Keterlaluan!? Lo sadar posisi gak sih?" kata Ray hampir gila mendengar kalimat Joo.
"ya iya lah. Lo sampai ngelarang Anna bicara sama gue dan sekarang nyuruh Anna pindah tempat duduk."
Mata Ray langsung terbelalak kaget. Sejak kapan ia melarang Anna berbicara dengan Joo!? Tidak ada larangan berbicara tapi jaga jarak yang berarti berbicara harus dibatasi agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"lo berpikiran terlalu dangkal, Ray. Kami hanya teman. Dan Anna duduk disampingku hanya karena ia belum bisa beradaptasi dan mempunyai teman baru disini." lanjut Joo.
Yuna hanya bisa terdiam ditempat. Jantungnya berdegup kencang, hatinya begitu sakit mendengar perkataan Joo. Apakah Joo tidak memikirkan perasaannya?
Apakah menurutnya Anna sang mantan pacar yang selalu mengajaknya bicara seolah olah mereka sangat akrab, memberikan senyum dan tawanya yang manis dihadapan Joo, menyentuh Joo seenaknya, dan bahkan duduk disamping Joo merupakah hal yang bisa diterima oleh seorang pacar?
Apakah Yuna terlalu diselimuti perasaan cemburu dan egois? Apakah ini berlebihan dan sebaiknya Yuna menahan diri? Apalagi mengingat Yuna yang serumah dengan orang yang pernah menyukai dirinya, mungkin ini pembalasan Joo untuknya?
Ray langsung mencengkram kerah baju Joo, membuat Anna dan Yuna terpekik kaget. Mata Anna langsung berkaca kaca ketakutan melihat pertengkaran keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION [ Completed Or Not Completed ]
Fiksi Remaja[Cerita sudah lengkap] ✅ Dulu nolak, sekarang nyesal kan? Yuna yang dulu begitu menyukai Ray. Sayangnya, Ray tidak menanggapi serius hal itu dan malah dekat dengan cewek lain. Yuna sangat sakit hati karena hal itu. Untungnya, ia tidak satu sekolah l...