32

307 25 0
                                    

"Anna, lo punya keinginan untuk nembak Ray nggak?" Tanya nya secara tiba tiba.

Anna kaget diberi pertanyaan itu. Sampai saat ini ia masih tidak pernah akrab dengan Ray, ia justru semakin dekat dengan Joo, lantaran Joo sering mengajaknya bicara. Bagi Anna, Ray sepertinya memang tipe yang kelihatan cuek dan dingin, tapi sebenarnya baik dan hangat. Mungkin begitulah caranya berteman, sehingga Anna tidak begitu memedulikan cara bertemannya lagi.

"Em... sepertinya tidak..." jawab Anna lirih karena merasa jawabannya pasti bukan jawaban yang diinginkan Giselle.

"Hah!? Kok gitu? Lo gak merasa ingin pacaran dengan Ray? Aduh, emang sih si Ray itu kurang peka, masa didekatin cewek secantik lo tidak peka!" Giselle menggerutu sendiri.

"Tidak ada bedanya sama Joo juga sih. Mereka sama sama tidak peka. Itulah mengapa rasanya lebih baik kalau gue yang duluan menyatakan perasaan. Apalagi mengingat kita udah mau naik kelas 9 dan sudah mau tamat. Jangan sampai akhirnya kita mengakhiri SMP dengan penyesalan yang tertinggal." Lanjut Giselle.

Belum sempat Anna berbicara, Giselle kemudian menatapnya lekat lekat, "Anna, gue dukung lo untuk nyatain perasaan ke Ray! Setelah lo berhasil, gue juga bakal nyatain perasaan ke Joo, ok? Nanti kita latihan sama sama." Ucap Giselle penuh harapan, membuat Anna tidak dapat berkata apa apa.

Akhirnya Anna terseret dalam rencana Giselle. Mau tidak mau ia juga mempersiapkan diri untuk menyatakan perasaannya. Sebelumnya Giselle sudah bercerita tentang bagaimana indahnya ketika mempunyai pacar yang bakal selalu perhatian, hangat, penuh kasih, dan selalu ada disamping kita.

Anna tentu saja menjadi lebih yakin untuk menyatakan perasaan kepada Ray karena ingin mempunyai pacar untuk menemani dirinya didalam kesepian dan kurangnya kasih sayang dalam hidupnya.

Seminggu lamanya mereka mempersiapkan diri dan melakukan pendekatan dengan berlaku baik dan memberi perhatian beruntun terhadap masing masing pasangan mereka seperti yang direncanakan Giselle. Seminggu itu pula Giselle dan Anna banyak menonton dan membaca buku romantis yang memperlihatkan banyak adegan romantis dan uwu uwu, ditambah cerita pengalaman teman sekelas mereka yang sudah berpacaran, membuat keduanya semakin berharap banyak, khususnya Anna.

Dengan harapan tinggi bakal mempunyai pacar yang bakal memberinya kasih sayang dan perhatian menggantikan orang tuanya, akhirnya sepulang sekolah Anna menembak Ray. Dan ternyata ditolak mentah mentah.

Ekspetasi Anna langsung jatuh seperti moodnya yang langsung berubah. Ia lari meninggalkan Ray sambil menangis tersedu sedu. Apakah ia tidak bisa atau pantas merasakan seperti apa yang juga dirasakan teman temannya? Tidak dalam orang tua dan pacar sekalipun, Anna merasa tidak ada yang mau memedulikan dirinya. Apakah ada yang salah dengan dirinya?

Saat berlari sambil menangis dan pikiran penuh, Anna pun menabrak Joo yang sedang berjalan kearah berlawanan. Joo sangat kaget melihat Anna, gadis yang sebenarnya ia sukai itu menangis. Tentu saja sebagai laki laki yang baik, Joo langsung membawa Anna ketempat yang tenang dan sepi lalu menghiburnya.

Setelah itu Anna minta ditinggal sendiri saja, tapi Joo ngotot mau menemani Anna sampai ia tenang. Joo cukup kaget dengan Anna yang terus menerus menangis dan mengatakan kalau tidak ada yang menginginkan kehadirannya, ia tidak pantas berada disini, dan keinginannya hanya satu, yaitu mempunyai seseorang yang bisa menyayangi dan peduli terhadapnya.

Akhirnya Anna juga menceritakan sedikit masalah keluarganya dan ia yang ditolak Ray setelah dibujuk Joo yang sangat penasaran kenapa Anna bisa sampai seperti ini. Tentu saja hati Joo ikut sedih melihat Anna yang ternyata juga memiliki masalah keluarga yang mirip dengan dirinya. Kedua orang tuanya juga tidak memedulikannya, tapi ia merasa masih beruntung mempunyai omanya, sedangkan Anna tidak ada satupun yang berada disisinya.

MISSION [ Completed Or Not Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang