22

231 27 0
                                    

Yuna menepuk nepuk pelan wajahnya untuk meratakan aloevera pelembab yang ia gunakan. Ia sekarang sedang bersiap siap datang ke rumah Joo.

Rencana awalnya Joo yang bakal datang kerumah Yuna lalu sama sama berangkat ke mall. Tapi Yuna memilih Yuna saja yang berkunjung kerumah Joo, sekalian ia memberitahu keadaannya kepada Joo saat itu. Biar bicaranya juga nyaman karena hanya ada mereka berdua.

"Ohh jadi gitu... gue rasa Joo bakal ngerti deh. Tapi mungkin perasaannya sedikit kurang menerima." Ucap Cherry ditelepon. Dari tadi Yuna sedang teleponan sambil bersiap siap.

"Eeh...sedikit kurang menerima berarti bisa saja dia 'memaksakan diri' untuk ngertiin gue dong."

"Yah, mau bagaimana lagi? Emang ada pacar yang langsung terima aja pacarnya tinggal bareng cowok lain?"

"Ukh...iya sih. Pokoknya doain gue ya Cher."

"Iya iya."

"Kalau gitu gue matiin dulu telponnya ya. Udah mau berangkat."

Setelah telepon dimatikan, Yuna buru buru keluar kamar. Yuna bakal diantar oleh supir pribadi Sharon yang sedang senggang karena hari ini Sharon bakal kedatangan tamu, teman sesama ibu ibu.

Sesampainya Yuna didepan rumah Joo yang cukup sesuai dengan bayangan awal Yuna. Rumah Joo cukup besar dengan desain yang minimalis. Yuna kemudian menekan bel rumah Joo sambil berkaca lewat layar ponselnya, memperbaiki rambutnya yang sedikit berantakan.

Pintu terbuka, Joo yang membukakan pintu. Tapi betapa kagetnya Yuna melihat Anna yang muncul secara tiba tiba dari belakang Joo lalu memeluk lengan Joo sambil menatap Joo lalu berkata, "Joo siapa yang datang?" Joo langsung kaget dengan Anna yang tiba tiba menyentuhnya.

Anna juga sama terkejutnya dengan Yuna yang melihat kejadian itu. Segera ia melepaskan pelukannya lalu bersikap seperti biasa.

"Anna?" Kata Yuna dengan nada terheran heran, kenapa Anna ada dirumah Joo?

"Yuna? Rupanya hari ini kalian mau kencan ya? Maaf aku datang tiba tiba. Ayo masuk dulu." Ucapnya sambil mempersilahkan Yuna masuk seolah olah ialah pemilik rumah. Sedangkan Joo mengatakan ia kedapur dulu.

Yuna tidak begitu memikirkan kalau Anna hanya datang kerumah Joo, tapi setelah melihat kelakuan Anna tadi membuat Yuna merasa curiga. Muncul perasaan aneh didadanya.

Sepertinya Anna yang datang tiba tiba tanpa sepengetahuan Joo dan Anna juga yang berlaku seenaknya. Terlihat dengan jelas bahwa Joo merasa kaget dan kurang nyaman diperlakukan seperti itu.

Dari arah dapur, Joo keluar sambil membawa napan berisi kue kue kering dan dua cangkir berisi es teh manis. "Silahkan." Joo kemudian duduk disofa yang sama dengan Yuna, sedangkan Anna duduk disofa single dihadapan Yuna.

"Maaf ya mengganggu, aku tidak tau kalau Yuna bakal datang." Kata Anna sambil menyeruput tehnya.

"Hm? Maksudnya kalau tau gue datang dia tidak bakal datang soalnya dia mau melakukan 'sesuatu' dengan Joo begitu?" Batin Yuna.

"Sudahlah, jadi apa yang mau lo bicarain, Anna?" Tanya Joo.

Rupanya Anna juga mau membicarakan sesuatu sampai datang kesini. Anna kemudian melirik sekilas Yuna lalu berkata, "nggak jadi deh. Rasanya aku hanya mengganggu disini. Anna pulang aja."

Ia langsung beranjak berdiri lalu melambai sebentar kepada Joo dan Yuna kemudian pergi dengan sendirinya. Joo dan Yuna hanya terdiam dan tidak berkata apa apa. 

Setelah Anna benar benar pergi barulah Yuna bertanya, "ada apa dengan Anna?"

"Entah, aku juga tidak tau. Dia tiba tiba saja datang, katanya ada yang mau dibicarakan. Tapi sekarang malah pergi." Jelas Joo yang juga bingung melihat Anna.

"Sepertinya gara gara gue datang makanya Anna tidak jadi bicara. Kira kira apa yang mau ia bahas? Apakah ia masih mempunyai perasaan kepada Joo? Dan apakah selama ini ia memang selalu main pegang pegang Joo?" Yuna sibuk menduga duga.

"Yuna? Kamu kepikiran tentang kejadian dipintu tadi?" Tanya Joo memecahkan lamunan Yuna. Yuna kemudian hanya menatap Joo.

"Sepertinya karena dulu kami sangat akrab, Anna jadi terbiasa bersikap begitu. Nanti aku bakal kasih tau dia, kamu tidak perlu khawatir." Jelas Joo tidak ingin Yuna salah paham.

Yuna pun mengangguk pelan dan masih bisa mentolerir kebiasaan Anna itu. Lagipula nanti Joo juga bakal memperingati Anna.

"Ada yang mau kamu bicarakan kan?" Tanya Joo.

Yuna pun langsung teringat tujuan ia kerumah Joo. Kemudian dia menjelaskan semuanya kepada Joo. Mulai dari masa lalunya sampai ia yang sekarang tinggal bersama Ray.

Joo cukup kaget dan merasa khawatir dengan kenyataan Yuna tinggal serumah dengan Ray, mengingat Ray sempat menyukai Yuna. Joo merasa takut kalau Ray bakal kelepasan.

"Yuna, kamu langsung menerima ajakan orang tua Ray untuk tinggal bersama walau tau itu berarti kamu bakal tinggal bersama Ray?" Tanya Joo.

"Hmm awalnya sih sempat menolak karena merasa bakal merepotkan. Tapi mereka bersikukuh dan mengatakan kalau mereka sedang membayar utang budi mereka pada orang tuaku, jadi aku harus menerimanya."

"Kalau kamu merasa tinggal bersama mereka hanya membuat repot, kenapa tidak mencari tempat tinggal sendiri?" Joo masih kurang terima dan mengusulkan pilihan lain.

"Sepertinya walau aku bilang begitu, mama Ray tidak bakal setuju dan tetap menyuruhku tinggal dengannya." Yuna dapat melihat Joo yang sepertinya kurang menerima kenyataan ini. Mungkin ia khawatir Yuna bakal berpaling.

"Joo, sebenarnya ini bukan lah masalah. Sejak aku tinggal bersama Ray, kami jarang sekali berbicara dan berpapasan. Entah karena aku yang sedang keluar rumah atau hanya dikamar dan sebaliknya. Lagipula aku hanya menyukaimu Joo." Yuna menjelaskan dengan pelan agar Joo bisa mengerti dengan jelas dan percaya kepadanya.

Joo akhirnya mengatakan kalau ia tidak keberatan dan percaya pada Yuna. Walau sebenarnya didalam hatinya masih ada perasaan menentang dan takut Yuna bakal lebih memilih Ray.

--------------------------------------------------------------

Hari pertama sekolah telah tiba. Yuna tentu saja berangkat bareng Joo, walau awalnya Sharon menyuruh Yuna berangkat saja bareng Ray.

Saat sampai disekolah, Yuna lagi lagi dikagetkan dengan kehadiran Anna yang berdiri didekat parkiran sambil menggunakan seragam sekolah Yuna. Melihat Yuna dan Joo berjalan kearahnya, Anna pun melambaikan tangan dengan ceria.

"Selamat pagi Joo dan Yuna!" Sapanya.

Melihat Yuna menatapnya dengan bingung, Anna langsung menjelaskan, "mulai hari ini Anna sekolah disini dan sekelas dengan Joo! Mohon bantuannya."

"Hah? Kok bisa sekelas?" Joo tampak terkejut dengan kenyataan ia sekelas dengan Anna. Bisa bisanya begitu kebetulan kelas mereka sama padahal ada 6 kelas jurusan ipa lainnya.

"Kamu udah tau Anna bakal masuk sekolah kita?" Tanya Yuna kepada Joo setelah mendengar pertanyaan Joo untuk Anna. Sepertinya Joo sudah mengetahui hal itu sebelummya, tapi tidak tau kalau mereka bakal sekelas.

"Ah, iya. Dia memberitahuku saat festival." Balas Joo.

"Kenapa Joo tidak memberitahuku? Ah... apa mungkin ia merasa ini bukan lah hal penting sampai harus dikatakan kepadaku? Mungkin juga karena ia tidak mau membuatku khawatir." Pikir Yuna.

"Mana aku tau kenapa kita bisa sekelas. Btw sekarang Yuna adalah teman perempuan pertama Anna disekolah ini. Mohon bantuannya juga ya~" kata Anna sambil tersenyum kearah Yuna.

Yuna membalas senyumnya, "iya, mohon bantuannya." "Terutama soal Joo." Lanjut Yuna dalam hati. Yuna mulai was was dengan Anna.

Walau Yuna percaya dengan Joo yang tidak bakal macam macam dengan Anna, tapi bagaimana kalau Anna yang duluan memulainya? Yuna mengerti kalau Anna datang kesini dengan perasaan masih menyukai Joo tanpa mengetahui kalau Joo sudah punya pacar. Tapi sekarangkan Anna sudah tau, jadi seharusnya ia tau diri dan mundur, atau setidaknya tidak perlu dekat dekat apalagi sampai sentuh sentuh Joo.




{20/12/20}

Thank you udah baca sampai episode ini ☺ jangan lupa
vote👇 and komen 👇 yaa~

MISSION [ Completed Or Not Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang