20

296 34 0
                                    

Saat ini Yuna tengah sarapan bersama Ray dan orang tuanya. Jika diingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu... itu sungguh memalukan dan cukup mengesalkan.

Yuna benar benar tertidur pulas setelah makan pizza setengah pan kemarin malam. Saking pulasnya, ia sampai susah dibangunkan dipagi hari.

Jam 7 pagi, Ray disuruh mamanya untuk membangunkan Yuna. Ray kemudian mengetuk pintu kamar Yuna beberapa kali, tapi tidak ada balasan. Akhirnya Ray membuka pintu dan menemukan Yuna masih tertidur pulas dengan posisi tidur yang berantakan.

Ray mendekati Yuna dan membangunkannya pelan, "Yuna...Yuna bangun. Udah pagi Yuna." Ray mencoba menggerakkan badan Yuna pelan, tapi Yuna masih tidak bangun. Sepertinya ia sudah bekerja terlalu keras.

"Yunaa..."

"Nghh.." Yuna kemudian membuka matanya sedikit lalu kembali tidur.

Ray rasanya sudah berusaha membangunkan Yuna selama 10 menit. Habis sudah kesabarannya melihat Yuna yang hanya menggeliat setiap dipanggil.

"Yuna, lagi main jadi putri tidur?" Yuna masih bergeming, walau sebenarnya ia sudah setengah sadar. Ray mengambil posisi disamping Yuna dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Yuna.

"Kalau tidak bangun dalam 3 detik, berarti minta dicium." Bisik Ray sambil tertawa kecil melihat muka tidur Yuna dari dekat.

"Tiga..."

"DUaa..." Ray mulai meninggikan nada suaranya.

"SAAaa..."

Mendengar suara yang begitu keras didekatnya Yuna langsung merasa kesal. Lagi enak enak tidur ada yang ribut seenak jidatnya.

"Argh!" Teriaknya kesal lalu segera bangun dari posisi tidurnya dengan cepat. Akibatnya, dahi keduanya terantuk cukup keras.

"Aa!" Ray dan Yuna segera memegang dahi masing masing dan merintih kesakitan.

"Ray!? Ngapain lo disini? Hah? Gue kok tidur disini!?" Ucap Yuna setelah sadar sepenuhnya dan menyadari bahwa ia bukan dikamarnya.

"Lo tidur kayak beruang yang berhibernasi." Ucap Ray sambil tetap menelus dahinya.

"Apaa!?"

Yah, begitulah kejadiannya. Apalagi saat Ray bilang katanya Yuna ngigau dan ileran, rasanya Yuna mau lompat ke jurang.

"Yuna, gimana makanannya?" Tanya Sharon yang duduk dihadapan Yuna.

"Oh, enak tante."

Sharon langsung tersenyum senang, "baguslah kalau kamu suka. Habis ini Yuna mau ke mall disamping?" Hotel yang mereka tinggali letaknya memang bersampingan dengan sebuah mall besar.

"Tidak usah tante. Yuna pasti dicari om dan tante dirumah.." Yuna jadi teringat dengan orang rumah. Ini pertama kalinya Yuna tidak pulang semalaman, apakah mereka bakal memarahi Yuna? Atau mengabaikannya?

"Oh, ya sudah, nanti kita antar kamu pulang, sekalian tante mau ketemu sama om dan tante kamu." Kata Sharon.

Yuna pun menjawab dengan anggukan kecil lalu kembali makan. Yuna tidak berani menoleh kearah Ray yang duduk disampingnya. Tidak tau ia harus memasang wajahnya dimana mengingat kejadian tadi pagi.

Setelah selesai makan, mereka semua langsung masuk kedalam mobil Kent, yang tentu saja harganya bisa mencapai milyaran. Dalam perjalanan ke rumah Yuna, Sharon terus bertanya tentang bagaimana hari hari sekolah Yuna. Tentu saja Yuna hanya mengatakan yang baik baik saja.

Tiba tiba ponsel Yuna berbunyi, ada telepon masuk, dari Joo. Yuna langsung kaget melihat nama Joo tertera sebagai pemanggil telepon. Bagaimana ini? Apakah akan ketahuan kalau ia sedang bersama Ray saat ini?

MISSION [ Completed Or Not Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang