Kringgg.
Bel istirahat telah berbunyi.
"Asyikk akhirnya... tadi karena terlambat bangun gue gak sempat beli sarapan, sekarang rasanya sudah mau pingsan. Yuk buruan Cher." Ajak Yuna yang sudah kelaparan setengah mati.
Cherry dengan cepat merapikan alat tulisnya lalu berjalan bersama Yuna menuju kantin. Saat keluar kelas, mereka kaget melihat Giselle berdiri sambil melihat kebawah disamping pintu kelas mereka.
"Giselle? Nungguin siapa? Mau dipanggilkan?" Tanya Yuna cepat. Sebenarnya ia sudah buru buru pengen ke kantin, tapi melihat Giselle, ia tidak bisa tidak berhenti dan bertanya.
Giselle sedikit terlonjak kaget ketika Yuna dan Cherry tiba tiba sudah berada dihadapannya. Dengan malu malu ia mengangkat bungkusan besar yang ia tenteng.
"M-mau makan bareng? Gue bawa banyak makanan sebagai permintaan maaf." Tanya Giselle gugup, dan pipi yang merona.
"Wah! Boleh!" Yuna langsung menyetujui ajakan Giselle. Cherry juga ikut mengangguk sambil tersenyum. Giselle pun mengajak mereka berdua menuju taman sekolah, disana ada meja dan kursi yang bisa dijadikan tempat makan siang untuk murid murid.
Dalam hati Yuna senang melihat perubahan Giselle. Ia juga bersedia menerima Giselle sebagai temannya jika Giselle mau.
Giselle menaruh buntelannya diatas meja lalu membukanya. Ia benar benar membawa banyak makanan yang terlihat enak dan mahal. Yuna dan Cherry sampai menganga. Belum lagi wangi makanan yang langsung bertebaran ketika buntelannya dibuka. Setelah Giselle mempersilahkan makan, Yuna dan Cherry pun langsung makan dengan lahapnya. Terlihat samar senyum yang terukir di wajah Giselle.
Ditengah mereka yang sedang asyik makan, tiba tiba Giselle bertanya, "Yun, lo beneran gak suka Ray?"
"Nggak, Sel. Mungkin lo yang suka?" Tanya Yuna sambil memasukkan sesuap makanan lagi kedalam mulutnya.
"Gue hanya suka sebagai teman, lebih tepatnya sahabat. Gak ada perasaan cinta. Tapi Yun, Ray itu suka sama lo, masa ditolak? Dia baik loh."
"Gue juga rasa Ray cocok sama Yuna, cuma Yuna aja yang gak mau, dia juga udah suka sama yang lain." Timpal Cherry.
"Oh? Yuna suka siapa?"
"Joo." Cherry menggantikan Yuna menjawab karena Yuna nampak masih mengunyah dan tidak bisa berbicara.
"Ohh! Joo ya..."
"Kenapa?" Tanya Yuna setelah sudah menelan makanan yang ada dimulutnya.
"Nggak. Dia memang baik, pintar, olahragawan, dan ganteng. Pantas aja disuka banyak cewek cewek. Tapi, gue rasa lo lebih cocok dengan Ray." Ucap Giselle tulus.
"Nah, kan juga udah kubilang, cocoknya sama Ray." Seru Cherry, akhirnya ada yang sependapat dengan dirinya.
"Ukh...kalian ini... dulu waktu SD gue suka sama dia kok, terus dia juga suka balik, kita sekelas selama 2 tahun dan akrab banget. Waktu naik kelas, kelas kita ternyata berbeda. Sejak itu kita tidak pernah berhubungan lagi dan waktu mau lulus gue memberanikan diri bertanya ke dia, lo suka ya sama dia? Cewek yang pernah gue liat main sama dia, dan dia bilang iya. Ya udah, gue ditolak."
"Astaga Yun, itukan waktu SD. Mungkin waktu itu dia belum mengerti apa suka yang lo maksud. Tapi gue nggak maksa sih kalau lo mau nya sama Joo." Kata Giselle sambil mulai makan lagi.
"Iya, gue juga gak maksa lo sama Ray, tapi jangan sampai lo nyesal loh, diakan cinta pertama lo, berarti dia secocok itu sama lo sampai pernah menjadi yang teristimewa dihati lo. Dan yang lo bilang penolakan itumah tidak seperti penolakan sebenarnya. Ah! Tapi semua kembali ke lo aja deh." Cherry juga kemudian lanjut menyantap makanan dihadapannya yang masih ada setengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION [ Completed Or Not Completed ]
Fiksi Remaja[Cerita sudah lengkap] ✅ Dulu nolak, sekarang nyesal kan? Yuna yang dulu begitu menyukai Ray. Sayangnya, Ray tidak menanggapi serius hal itu dan malah dekat dengan cewek lain. Yuna sangat sakit hati karena hal itu. Untungnya, ia tidak satu sekolah l...