#END

1.7K 129 66
                                    

Hyunjae sudah selesai berkemas. Besok dia sudah harus pergi untuk mengenyam pendidikannya.

Dia yang sedang memasukkan beberapa bajunya ke dalam koper tidak sengaja melihat gelang pemberian Juyeon di pergelangan tangannya. Dia tersenyum lalu menggenggamnya.

"dengan gelang ini, aku ngerasa kalo kamu lagi ada di sebelahku, Juy"

-000-

Juyeon menghabiskan waktunya di lapangan basket tempatnya menembak Hyunjae dulu. Dia juga sudah diterima di salah satu kampus yang cukup bagus juga di kotanya.

Dia tahu bahwa malam ini Hyunjae pasti sedang berkemas, tapi dia merasa tidak ingin menghubungi Hyunjae dulu.

Bola kembali masuk ke dalam ring. Entah sudah berapa lama dia bermain disini, tapi yang jelas dia sedang melupakan kenyataan bahwa dia tidak rela Hyunjae pergi.

"hoi!"

Juyeon langsung menoleh ke asal suara. Dia kaget melihat cowok tinggi yang tengah tersenyum kearahnya.

"Lee Juyeon~ nggak nyangka gue ketemu lo disini"

Juyeon menatapnya datar lalu berusaha untuk tidak mempedulikannya.

"gue sering kesini. Lo juga?" tanyanya yang kini berdiri di sebelah Juyeon. Juyeon hanya menjawabnya dengan anggukan.

Cowok itu tersenyum kearah Juyeon.

"besok Hyunjae udah mau pergi. Kenapa lo malah disini?"

"bukan urusan kakak"

Cowok itu, Wooseok tertawa kecil. Dia memasukkan bola basket ke dalam ring dan seperti biasanya, selalu berhasil masuk ke ring dengan indahnya.

"lo suka main basket kan?"

"kenapa?" jawab Juyeon ketus.

"santai dong~ gimana kalo kita sering-sering main bareng? Gue kesepian, temen kuliah gue nggak ada yang bisa diajak main basket" Juyeon mengerutkan dahinya kearah Wooseok.

"lo kesambet apa kak? Ngajak gue main bareng?" Wooseok tertawa mendengar pertanyaan Juyeon.

"salah kalo gue cuma mau jadi temen lo? Gue kayanya selalu salah ya di mata lo?" Juyeon pun ikut tertawa mendengar ucapan Wooseok.

-000-

Wooseok tersenyum sendiri mendengar cerita tentang bagaimana Juyeon menembak Hyunjae. Dia menikmati waktu istirahat mereka sambil mendengar cerita Juyeon.

"disaat gue sedih, dia jadi hiburan tersendiri buat gue. Dari situ gue pikir pacaran itu bukan cuma buat cinta-cintaan doang, tapi juga penyemangat"

Juyeon menunduk, menyembunyikan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca.

"gue nggak tau apa jadinya kalo Hyunjae jauh dari gue. Gue berusaha buat menerima, tapi gue juga tau kalo gue nggak rela... Gue takut banget kehilangan dia. Gue takut, baik gue ataupun dia mulai bosan satu sama lain" Wooseok terdiam melihat bahu Juyeon yang mulai naik turun. Dia menepuk pelan pundak Juyeon untuk menenangkannya.

My Sunshine [JuJae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang