21. Her birthday

545 74 6
                                    

Although it hurts,

I'll be the first to say that I was wrong

I know I'm probably much too late

To try and apologize for my mistakes

But I just want you to know

I hope he buys you flowers

I hope he holds your hand

Give you all his hours

When he has the chance

Take you to every party

Cause I remember how much you loved to dance

Do all the things I should have done

When I was your man

-Brunana

***

"Apa masih takut?" Tanya Junkyu dengan suara lembut yang memenangkan itu.

Hina menggeleng pelan, masih menggenggam erat tangan Junkyu saat perjalan mereka menuju ruang tunggu. Ya, selepas dari Jaemin tadi, Junkyu bertanya pada gadis campuran Korea-Jepang itu tentang kemana tujuannya sebelumnya dan Hina mengatakan tujuannya ke ruang tunggu. Junkyu tidak bertanya apapun lagi setelahnya, tentang mengapa Hina bisa bersama Jaemin tadi dan apa yang terjadi diantara mereka berdua sampai Hina terlihat ketakutan. Junkyu memilih bungkam, ia tahu Hina belum siap untuk menjelaskan apapun dan kalaupun Hina tidak akan pernah menjelaskan apapun padanya, ia tidak keberatan. Itu memang privasi Hina. Yang Junkyu tahu, yang ia bisa lakukan saat ini adalah menenangkan Hina tanpa perlu tahu apa yang mencemaskannya.

"Cha!masuklah." Ucap Junkyu saat sudah berada di depan pintu ruang tunggu yang Hina tuju tapi Hina tak kunjung melepaskan genggamannya itu dan malah menatap lelaki yang berdiri menjulang di depannya itu.

Junkyu lagi-lagi tersenyum lembut. "Aku akan menunggu disini,kok." Tambahnya, membuat Hina perlahan-lahan mulai mengendurkan genggamannya pada telapak tangan pemuda Kim itu.

"Jangan takut." Junkyu menegakkan badannya lalu menepuk-nepuk dadanya sendiri dengan wajah sok serius nya. "Ada Kim Junkyu disini!" Ucapnya bak seorang bodyguard dengan suara yang dibuat-buat membuat Hina tertawa pelan lalu maupun pelan bahu Junkyu dan tanpa sadar melepaskan tautan tangan mereka.

"Aku hanya akan mengganti antingku, tunggu disini, ya." Ucap Hina lalu mulai berjalan memasuki ruang tunggu. " Siap tuan putri!" Balas Junkyu masih bertingkah seolah ia adalah seorang bodyguard.

Baru beberapa langkah, Hina berbalik, kembali mendekati Junkyu membuat lelaki itu sedikit heran dan khawatir, ditambah raut wajah Hina yang kembali terlihat ketakutan.

"Junkyu-ya, tentang yang tadi--" Hina menggigit pelan bibir bawahnya, ia tampak gusar, bingung harus menjelaskan apa.

"Aku---hmmm---"

"Tidak apa-apa." Sela Junkyu mulai mengerti situasi Hina.

"Kau tidak harus menjelaskannya padaku,kok." Tambahnya lagi tapi Hina tetap diam.

Love Untold [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang