39

535 77 21
                                    



Trio gadis yang sering dipanggil dengan sebutan KoNaMi itu sedang duduk berjejer di gazebo halaman belakang rumah Lami. Seperti biasa, kalau sedang kumpul di  rumah Lami, inilah spot atau markas favorit mereka. Kumpul kali ini, terlihat berbeda dari biasanya karena masing-masing dari mereka saat ini memegang segelas soju di tangannya. Ya, selepas mendapat informasi gila yang masih tidak bisa diterima oleh akal sehat mereka beberapa jam yang lalu, mereka langsung menghubungi satu sama lain lewat  grup untuk memastikan apakah semuanya juga mendapat tawaran yang sama? setelah memastikan, karena masih merasa ada yang mengganjal mereka memutuskan untuk mengadakan pertemuan. Kebetulan Koeun dan Hina tidak ada jadwal besok sedangkan Lami hanya ada kuliah siang.

"Bukankah ini tidak masuk akal? ya, kan? Ini benar-benar tidak masuk akal." Ucap Lami mengulang kata-kata yang sama untuk kesekian kalinya. Di grup chat tadi ia mengatakan itu, saat Hina dan Koeun baru sampai ia juga mengatakan itu, saat mereka baru duduk di gazebo beberapa menit yang lalu lagi-lagi Lami mengatakan hal itu. Dan sekarang? ia terus mengulang perkataan yang sama saking tak habis pikirnya. Merasa tidak ada respon, gadis Kim itu menoleh ke kanan dan kirinya dimana Koeun dan Hina berada. Pantas saja tidak ada yang menanggapi, ternyata kedua eonnie nya itu sedang menenguk segelas soju sembari melamun menatap kosong ke depan.


"Ah, pokoknya mau aku berpikir sekeras apapun ini tetap tidak masuk akal. Apa-apaan coba." Gerutu Lami lalu meneguk segelas soju lagi yang baru ia tuangkan dari botol. "Jadi, kau ikut apa tidak?" Tanya Hina dengan suaranya yang terdengar sangat lemas, masih menatap kosong ke depan dengan segelas soju yang baru saja ia teguk. Hina saat ini jadi terlihat seperti seseorang yang tak memiliki semangat hidup.

"Tentu saja tidak, eonniedeul juga pasti tidak akan ikut, kan? aku ikut kalian." Jawab Lami dengan santainya lalu kembali meneguk segelas soju.

"Aku ikut." Koeun membuka suaranya tak kalah lemas dengan Hina sebelumnya. Mata Lami membulat, ia menoleh menatap Koeun dengan tatapan seolah meminta penjelasan, mau diucapkan dengan lisan secara langsung, tapi ia masih terlalu syok. Koeun yang paling mati-matian menjauhi dreamis semenjak mereka keluar agensi, sekarang mau ikut acara yang ada dreamisnya dan bahkan harus tinggal bersama selama kurang lebih sebulan?!

Koeun masih menatap kosong ke depan, lalu meneguk kembali segelas soju yang ia tuangkan sendiri sebelum akhirnya berkata, " Agensiku bilang, ini kesempatan baik untuk memperkenalkan grupku supaya bisa dikenal secara lebih luas lagi. Apalagi ada mereka yang sudah senior statusnya. Berada di acara yang sama bersama mereka, akan sangat membantu  katanya." Koeun tertawa miris, menuangkan soju lagi ke dalam gelasnya lalu langsung meneguknya habis. "Aku jadi terlihat jahat sekali karena memanfaatkan mereka, ya? tapi itu lebih baik. Aku memang harusnya begitu." Ucap Koeun lagi membuat Lami menepuk pelan bahunya untuk menguatkan. "Kau bukan orang yang seperti itu eonnie, aku tahu."

"Akan lebih mudah kalau aku memang menjadi orang yang seperti itu, kan?  aku tidak perlu melawan diriku sendiri." Balas Koeun.

"Tapi, aku tetap tak bisa mempercayai ini. Apa itu masuk akal? Kenapa membernya trainee dan mantan trainee SM semua? yang berada pada periode yang sama pula. Bukankah itu aneh? tidak masuk akal? Apalagi ada Herin eonnie. Maksudku, iya dia memang aktris, tapi kan aktris hollywood?!" Lagi-lagi Lami mengutarakan ketidakpercayaannya akan semua ini. Semuanya terasa terlalu fana untuk Lami.

"Masuk akal karena ini semua acaranya PD-Nim." Hina membuka suara setelah meneguk habis soju yang ada di gelasnya. Wajah gadis itu sudah mulai memerah, sepertinya sebentar lagi ia mabuk. Toleransi alkohol Hina benar-benar buruk.

"PD-Nim?" Lami mengernyit bingung.

"Lee Jun Ryeok PD-nim. Apa kau tidak mengenalnya?" Ujar Hina sedikit memperjelas. Gadis itu lagi-lagi meneguk habis segelas Soju.

Love Untold [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang