30

486 67 16
                                    


Na Jaemin berlari di sepanjang gedung SM dengan wajah khawatirnya sembari membopong Hina membuat beberapa orang yang menatapnya penuh rasa penasaran. Beberapa bahkan terlihat bergosip ria seperti,

"Siapa perempuan dalam gendongan Na Jaemin?"

"Apa yang terjadi?"

"Itu bukan pacarnya Jaemin, kan?"

"Yang benar saja! Mana mungkin dia membawa pacarnya terang-terangan di gedung agensi?!"

"Sepertinya aku tahu perempuan itu, seperti tidak asing."

Jaemin menekan tombol lift dengan tidak sabaran sembari menoleh ke arah Hina yang menyembunyikan kepalanya di dekat ceruk leher Jaemin. Gadis itu semakin mengeratkan kedua tangannya yang melingkari leher pemuda Na itu membuat pemuda Na itu jadi sedikit sesak, tapi ia tak peduli. Ia justru semakin menatap Hina dengan khawatir.

"Sakit sekali, ya?" Tanya Jaemin lembut tapi terdengar nada penuh kekhawatiran disana.  Hina tak menjawab, ia semakin menunduk dan sesekali terdengar meringis pelan membuat Jaemin mengigit bibir bawahnya semakin tak sabar karena pintu lift  belum juga terbuka.

Beberapa detik kemudian, saat pintu lift terbuka, tanpa Jaemin sadari, ia spontan mencium pucuk kepala Hina singkat, "Maaf, tahan, ya. Maaf. Aku benar-benar minta maaf." Ucapnya lalu bergegas memasuki lift. Karena sibuk menahann rasa sakit, Hina juga tak sadar kalau Jaemin tadi mencium pucuk kepalanya dengan penuh sayang.

Pintu lift terbuka, mereka sampai di lantai dasar. Jaemin langsung keluar dari dari lift dan berlari menuju pintu keluar gedung. Ia benar-benar tak memikirkan apapun selain Hina saat ini. Ia tak berpikir kalau bagaimana di luar sana banyak orang atau penggemarnya yang melihat ia membopong seorang gadis seperti ini, apa yang akan di pikirkan mereka?

Mungkin tuhan masih melindungi image Na Jaemin karena tepat saat ia akan keluar melewati pintu utama gedung SM Entertainment, ia berpapasan dengan dua orang yang ia salah satunya ia kenali sebagai manager Hina.

"Eh?Hina?Ini Hina, kan? Ada apa dengannya?" Tanya manager Hina langsung menghadang jalan Jaemin begitu ia mengenali orang yang berada dalam gendongan Jaemin itu.

Perlahan Hina mengangkat wajahnya yang sudah sangat lesu dan terlihat pucat karena kelelahan menahan rasa sakit. "Hina! Ada apa denganmu? Dia kenapa?" Tanya manager semakin khawatir menatap Jaemin dengan tatapan menuntut penjelasan lalu mengambil alih Hina dari gendongan Jaemin.

"Dia terjatuh saat berlatih tadi. Maaf, ini salahku." Ucap Jaemin penuh sesal.

"Tidak," Hina membuka suaranya walaupun terdengar sangat lirih.

"Aku yang tidak berhati-hati." Jaemin ingin membantah ucapan Hina tapi sang manager langsung berbalik dan membawa Hina pergi menuju mobilnya. Jaemin hanya bisa mematung di tempat sembari memperhatikan mobil yang mulai pergi keluar dari arena parkir SM Entertainment itu.

Jaemin membungkuk, memegangi lututnya yang baru terasa sakit karena membopong Hina sejauh itu sekarang. Ia membuang nafasnya kasar lalu meremat rambutnya dengan frustasi. Ia sangat khawatir dengan keadaan Hina melihat bagaimana raut kesakitan di wajah Hina. Walaupun gadis itu tak berbicara apapun, Jaemin tahu gadis itu sedang berusaha keras menahan rasa sakit yang ia rasakan. Jaemin sangat tahu itu kerena dulu, Hina juga pernah terluka saat latihan semasa trainee dan yang gadis itu lakukan persis dengan apa yang ia lakukan saat terluka hari ini. Ia hanya diam, menunduk, menahan rasa sakitnya. Bahkan dulu saat orang terdekatnya seperti Koeun dan Lami yang menanyakan keadaannya, Hina tetap diam karena tak mau membagi rasa sakitnya dan merepotkan yang lain.

Tepat saat Jaemin berbalik, ia menemukan dua laki-laki yang ia kenali berlari  dengan nafas yang terengah-engah. Itu Junkyu dan Jihoon.

"Hina--"

Love Untold [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang