58

652 61 84
                                    

Hina sepertinya sudah tertidur pulas. Jaemin bangkit dari duduknya dengan perlahan dan hati-hati supaya tak menimbulkan suara yang bisa membangunkan Hina. Sebelah tangannya yang masih menjadi alas kepala Hina, ia gerakkan secara perlahan juga, mengangkat kepala gadis itu sebelum akhirnya ia senderkan ke perutnya. Kakinya ia tekuk, supaya kedua tangannya bisa meraih kedua kaki Hina--untuk menggendong gadis itu.

Posisinya sudah pas, Jaemin baru saja ingin mengangkat Hina saat gadis itu tiba-tiba menggeliat pelan. Pemuda Na itu langsung terdiam mematung, takut membuat Hina terbangun, tapi meskipun ia sudah tak bergerak sedikitpun--bahkan sampai menahan nafasnya supaya dada yang menjadi sandaran kepala Hina itu tidak bergerak, Hina tetap saja akhirnya terbangun.

Gadis itu mengangkat kepalanya, menengok ke kanan dan ke kiri dengan pandangan buramnya, lalu berusaha bangkit berdiri.

"Tidur saja, aku akan menggendongmu masuk. Kepalamu pasti pusing kalau berjalan sendiri, kau mabuk." Ucap Jaemin langsung menahan pergerakan gadis itu yang tampak berdiri dengan sempoyongan.

Hina menggeleng, lalu meletakkan jari telunjuknya di depan mulut Jaemin. "Ssshhh!"

"Kau ini, kenapa bilang aku mabuk terus sih?!" Racau Hina.

"Sudah kubilang kan, aku ini tidak mabuk." Tambah gadis itu lalu tertawa konyol setelahnya.

"Lihat aku," Hina menunjuk dirinya sendiri, sambil berusaha untuk lepas dari pegangan Jaemin.

"Aku, 100% , sadar." Hina lagi-lagi tertawa.

"Aku tidak mabuk, tahuuuuu." Rengek Hina. Ekspresi gadis itu bisa berubah-rubah dalam sesaat.

"Semua orang mabuk juga bilang begitu." Gumam Jaemin lalu kembali berusaha untuk menggendong gadis itu, tapi malah di dorong oleh Hina.

"Sudah ku bilang aku tidak mabuk. Aku bisa jalan sendiri. Bilang saja, kau memang ingin menggendongku,kan????" Hina tertawa dengan wajah meledek Jaemin membuat lelaki itu tak habis pikir.

Hina kalau mabuk random dan lucu juga,ya. Ini pertama kalinya Jaemin lihat Hina mabuk.

Jaemin menghela nafasnya pasrah, lalu berkata, " Ya, ya, terserah. Anggap saja begitu."

"Ahhh tapi aku mau jalan sendiri! Aku mau buktikan kalau aku tidak mabuk." Ucap Hina lalu berjalan mendahului Jaemin, namun baru beberapa langkah langsung terhuyung. Untunglah Jaemin langsung sigap dan menahan gadis itu.

"Ini bukan karena aku yang mabuk, loh! Ini jalanannya yang bergerak-gerak." Ucap Hina membela diri.

"Iya, iya jalanannya yang bergerak." Ucap Jaemin mengalah, lalu membiarkan gadis itu berjalan, tapi tetap dengan tuntunannya.

Jaemin meletakkan sebelah tangan Hina untuk bertumpu pada pundak dan lehernya, sedangkan tangannya sendiri ia gunakan untuk menahan beban Hina di pinggang, lalu dengan langkah perlahan, ia mulai menuntun langkah gadis itu memasuki rumah.

"Jaeminaa~~" Panggil Hina saat mereka sedang menaiki tangga satu persatu menuju kamar Hina. Jaemin tak menyahut, ia sibuk memperhatikan langkah Hina supaya tidak salah melangkah dan jatuh atau tergelincir.

"Na Jaemin~~" Panggil Hina dengan lembut dan serak--karena pengaruh banyaknya alkohol yang ia minum.

"Hmm?" Jaemin menyahut singkat tapi lembut.

"Wae?" Tanya Jaemin saat Hina malah tak membalas lagi dan terkikik sendiri.

"Tidak apa-apa." Jawab gadis itu.

"Hanya ingin memanggil namamu saja. Aku suka" Tambahnya.

Jaemin tertawa mendengar jawaban Hina. Kenapa juga suka memanggil namanya? Memang namanya sebagus itu? Memang ya, Hina ini random kalau mabuk.

Love Untold [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang