03. Still hurts

843 107 22
                                    


"Oke! c'mon Pwark Jisung!" Jaemin berseru heboh saat Jisung mulai menari di tengah sedang melakukan battle dance dengan Hina. Hari ini mereka, NCT Dream menyempatkan diri untuk mengunjungi atau lebih tepatnya merusuhi keempat sahabat perempuan mereka yang sedang berlatih di ruang latihan khusus para trainee yang berada di gedung lama SM Entertaiment.

"Lee Donghyuck nawa!" Panggil Hina setelah selesai menyelesaikan tariannya melawan Jisung. Ruangan semakin heboh dengan teriakan-teriakan dan juga tawa karena raut wajah Haechan yang tidak terima.

"Wah kau licik sekali!" Ucap Haechan sengit yang dibalas juluran lidah oleh Hina. Walau begitu, Haechan tetap maju ke tengah dan melakukan tarian yang cukup canggung dan aneh namun tetap dengan wajah penuh percaya dirinya yang dibuat sok cool.

"Mwoya!!!!" Teriak Koeun dan Lami melihat wajah tengil Haechan saat sedang menari.

"Kau tidak tahu yang mengajari Park Jisung sampai jago dance seperti ini?" Tanya Haechan masih dengan wajah tengilnya merangkul Jisung setelah menyelesaikan tarian.

"Jaewon ssaem." Jawab Ningning dengan polosnya menyebutkan nama pelatih tari para trainee membuat Haechan mendengus tidak percaya, padahal ia baru ingin bergaya dengan mengatakan kalau ia adalah guru tari sekaligus inspirasi Jisung sampai bisa sehandal ini dalam menari. Ucapan itu sontak membuat gelak tawa di ruagan latihan bawah tanah itu semakin keras.

"Ningningie wah... kau pintar sekali..." Ucap Haechan sarkas sembari menjabat tangan Ningning dan malah disambut Ningning dengan antusias membuat seisi ruangan kembali tertawa.

"Ya, aku memang pintar." Balas Ningning dengan polosnya.

"Wah Taeyong oppa dan Seulgi eonnie benar-benar keren sekali!" Ujar Hina berdecak kagum entah untuk yang ke berapa kali saat menonton siaran ulang penampilan kolaborasi NCT 127 x Red Velvet di MAMA 2017 lewat laptop Koeun di ruang latihan bersama Koeun, Lami, Ningning dan tentu saja Keenam laki-laki yang lagi-lagi datang untuk merusuhi latihan para gadis-gadis itu.

"Sebenarnya harusnya aku yang menari dengan Seulgi noona, tapi karena aku kasihan dengan Taeyong hyung jadinya aku memberikan kesempatan itu padanya." Tentu saja lagi-lagi ucapan tak bermutu yang keluar dari mulut Lee Haechan.

"Tutup mulutmu." Ucap Lami yang langsung membuat seisi ruangan tertawa karena terdengar seperti ibu yang mengomeli anaknya.

"Lami-ya, jangan terlalu sering bergaul dengan Koeun noona mulutmu jadi seperti eomma-eomma." Ucap Haechan yang langsung dihadiahi tatapan maut Koeun membuat Haechan langsung berlindung di belakang Jeno dan Jaemin.

"Aku ingin menari dengan Hina noona seperti Taeyong hyung dan Seulgi noona suatu saat nanti." Ucap Jisung tiba-tiba membuat seisi ruangan menoleh ke arahnya.

"Seperti yang tadi?! tidak boleh, itu terlalu dewasa untukmu." Omelan Jaemin yang seperti ibu-ibu akhirnya keluar membuat seisi ruangan lagi-lagi tertawa apalagi melihat raut wajah Jisung yang terlihat menggemaskan.

" Maksudku berkolaborasi tarian seperti tadi, pasti sangat keren!" Ralat Jisung antusias. Ia memang sudah sering mengatakan hal seperti ini, mengatakan bahwa suatu saat nanti, saat Hina sudah debut hal yang ingin ia lakukan adalah menari diatas panggung bersama Hina , noona kesayangannya sekaligus partner dancenya selama masa-masa trainee.

"Geurae! ayo lakukan itu nanti!" Balas Hina tak kalah antusias meskipun ia juga sudah sering mendengar dan menjawab dengan jawaban yang sama, meskipun sebenarnya ia juga tidak tahu pasti kapan yang dimaksud 'suatu saat' atau 'nanti' itu, tapi mati aminkan dan iya kan dulu saja.

"Eoh?! bisa saja tahun ini NCT 127 x Red Velvet tahun depan NCT Dream x Grup kalian." Ucap Chenle membuat member lainnya ber woah ria dan berteriak heboh hanya dengan membayangangkannya saja.

"Aku selalu ingin melakukan itu!" Ucap Jaemin lalu ber tos ria dengan Chenle.

"Sepertinya tidak, itu masih jauh. Jangan berharap terlalu banyak." Ucap Koeun mewakili apa yang dirasakan pada dongsaeng perempuannya dengan pesimis.

"Ey! Noona jangan berkata seperti itu. Kalau bukan tahun depan masih ada tahun depan lagi, tidak apa-apa. Semangat! yang penting kalian pantang menyerah!" Ucap Haechan menyemagati.

"Kita akan selalu menunggu dengan setia dan sabar, kalian jangan khawatir! Kita menunggu bersama-sama." Tambah Renjun membuat senyum para perempuan perlahan mengembang meskipun masih tipis.

" Kita tidak akan berkolaborasi dengan girl grup lain sebelum dengan kalian!" Ucap Jeno yang langsung disetujui dengan member yang lain.

"Ah jangan begitu!" Ucap para perempuan.

"Jinjanikka! yaksokkhe!" Ucap Haechan menyakinkan lalu mengulurkan kelingkingnya.

"Kalau di suruh perusahan bagaimana?" Tanya Lami.

"Kita akan menolaknya." Jawab Jaemin yang malah ditertawai oleh para perempuan.

"Memangnya oppa berani?" Tanya Ningning.

"Eh kalian tidak percaya! oke ayo tulis perjanjian." Ucap Jaemin dan Haechan bersamaan.

"Jeno ambilkan pulpen dan kertas."

"Eh tidak-tidak! tidak usah." Cegah Koeun.

"Iya, Kami percaya. Tapi seandainya memang itu diharuskan kalian tidak boleh menolaknya! Kalian harus proffesional! Mengerti?" Ucap Koeun dengan wajah pura-pura galaknya.

"Shirreo." Ucap dreamis bersamaan meledek Koeun membuat Koeun langsung membulatkan matanya kali ini dia bukan berpura-pura galak lagi.

"Yak!!!!" Koeun berdiri berkacak pinggang sedangkan para dreamis sudah berlari berhamburan.

"Hina kau dan aku tangkap empat biang kerok itu! (re : Haechan, Renjun, Jaemin, Jeno)."

"Lami, Ningning kalian tangkap dua bayi nakal itu! (re: Chenle, Jisung).

Potongan memori-memori kebersamaan itu terus berputar di kepala Jaemin membuat dada Jaemin terasa sesak kembali apalagi menatap apa yang ada di depannya kini.

Seharusnya mereka, seharusnya mereka juga disana. seharusnya kami bersama mereka disana.

"Aku tidak bisa." Jaemin bangkit dari duduknya lalu bergegas pergi meninggalkan ruang latihan.

"Jaemin-ah!" Panggil Mark dengan teriakan yang tertahan berharap tidak menganggu jalannya latihan tapi terlambat. Keempat member Aespa itu bisa melihat kepergian Jaemin dari kaca besar yang berada di depan mereka membuat gerakan mereka seketika terhenti. Terlebih dengan Jisung dan Haechan yang ikut keluar.

"Aku juga tidak bisa, aku masih belum terbiasa." Ucap Haechan sebelum berjalan menyusul Jaemin.

"Jisung,btolong. Aku juga tidak kuat tapi jangan sekarang, tahan sebentar." Ucap Jeno lirih menahan pergelangan tangan Jisung yang sudah bangkit dan ingin menyusul Haechan.

" Hyung jebal, mianhe. " Lirih Jisung sebelum akhirnya melepaskan genganggaman Jeno di pergelangan tangannya lalu berjalan menyusul Haechan dan Jaemin yang sudah keluar ruangan.

"Yedeura!" Panggil Taeyong yang berniat menghentikan ketiga orang itu tapi terlambat karena ketiganya sudah keluar ruangan. Suasana seketika jadi canggung, member Aespa sudah berhenti menari dan menampakkan raut wajah murung mereka sedangkan sisa member NCT yang lain tampak diam tak bersuara dengan raut sedih karena mengerti mengapa tiga orang itu keluar tapi juga juga merasa bersalah pada member Aespa karena mereka tahu bahwa member Aespa juga tahu mengapa tiga orang itu keluar tiba-tiba dengan raut tak bersahabat. Mereka masih belum bisa menerimanya bahkan sampai setahun sudah berlalu mereka masih belum bisa menerimanya dan mungkin tidak akan pernah bisa menerimanya.



TBC-

Terimakasih sudah membaca cerita ini!

Kalau suka boleh tolong vote dan comment,ya!

Love Untold [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang