55. (1)

348 62 5
                                    

"Kau sudah memberitahunya?" Hina menoleh, bertanya pada Jaemin yang berjalan di belakangnya.

"Sudah." Jaemin memegang bahu Hina supaya tak tersenggol penumpang lain yang juga baru saja memasuki bus.

"Hati-hati." Tambah lelaki itu saat bus mulai berjalan dan Hina tampak sedikit terkejut karena belum siap.

Mereka berlima, Haechan, Jeno, Renjun, Hina, dan Jaemin sedang berada di dalam bus sekarang. Karena semua tempat duduk sudah penuh, mereka mengambil bagian di tempat berdiri.

"Jangan khawatir, Hina-ya , Mereka sudah besar." Ucap Haechan yang berdiri tepat di sebelah Hina.

Posisi berdirinya, Jaemin-Hina-Haechan-Jeno-Renjun.

"Sejujurnya kalau mereka pergi sendiri-sendiri, aku malah lebih tidak khawatir karena mereka pasti lebih bertanggung jawab pada diri sendiri. Kalau disatukan malah kadang suka menghawatirkan." Jelas Hina yang masih risau memikirkan maknae line.

"Iya juga, ya, haha." Haechan jadi ikut setuju dengan ucapan Hina barusan.

"Kalau disatukan mereka terlihat seperti kumpulan anak SD yang mau piknik. Heboh." Haechan  memang  kadang suka tidak sadar diri kalau bicara.

"Tapi tidak terasa, ya. Mereka sudah legal semua." Celetuk Jeno jadi bernostalgia masa-ma trainee mereka. Dulu, yang paling tua, seperti Mark dan Koeun saja baru lulus SMP, sedangkan yang paling muda, Jisung, Herin dan Lami masih kelas 6 dan 5 SD. Sekarang Mark dan Koeun bahkan sudah berusia hampir memasuki seperempat abad sedangkan Lami yang termuda kini sudah berada di bangku kuliah.

Tak terasa, ya.

"Ah iya, kadang kalau lihat Sungkyung sedang menyempatkan mengerjakan tugas kulihnya di ruang tengah, aku masih suka tak menyangka." Timpal Haechan ikut bernostalgia.

"Benar, aku sering lihat Haechan suka mengganggu Sungkyung kalau sedang mengerjakan tugasnya. Dia selalu bilang begini, ' Kyung-ah, kau benar-benar anak kuliahan ya sekarang? padahal dulu kalau ada pr yang susah suka minta bantuan oppa, aigoo..' " Renjun memberi kesaksian.

"Tapi Sungkyung itu benar-benar pintar, loh. IP nya sejak semester satu selalu sempurna tidak pernah turun." Haechan, Jeno dan Renjun spontan membulatkan matanya begitu mendengar ucapan Hina, sedangkan Jaemin membuka mulutnya terkejut.

"Dia itu jurusan theater dan film, kan?" Tanya Jeno memastikan yang diangguki oleh Hina.

"Di Universitas Kyunghee, kan? itu bukannya salah satu dari tiga universitas terbaik di Korea? Wah Sungkyungie pintar sekali, ya." Ucap Renjun.

"Tapi dia memang kemampuan beraktingnya bagus, sih. Yeoski." Tambah Renjun.

"Tapi apa kalian tahu? Sungkyung sebenarnya sempat hampir tidak mengambil kuliah yang di Kyunghee itu."

"EH?!!" Keempat laki-laki itu lagi-lagi terkejut, untung tak sampai heboh mengingat mereka masih di dalam kendaraan umum saat ini.

"Dia tadinya kan sudah tidak ingin melanjutkan karir aktingnya, katanya kalau tidsk jadi penyanyi atau aktris dia mau jadi psikolog. Jadi, ia coba-coba daftar juga di SNU, ambil jurusan psikologi dan ternyata di terima. Eh, yang di Kyunghee juga di terima."

"Heol.."

"Waw.."

"Ah, Sungkyungie tidak pernah cerita apa-apa padaku sekarang. Aku tidak tahu adikku sepintar itu."

"Setelah banyak pertimbangan dan pemikiran, dia akhirnya mengambil yang di Kyunghee dan mau melanjutkan karir aktingnya."

"Aku akan mentraktirnya sepulang ini. Aku harus banyak mengobrol padanya pasti masih banyak yang tidak ku ketahui tentang dirinya selama ini." Terdengar seperti gurauan saja, tapi Haechan benar-benar memaknai kalimatnya.

Love Untold [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang