56

397 58 21
                                    


another long chapter semoga gak bosen.

boleh tolong comment juga yaa, supaya aku lebih excited lanjut nulisnya.

disclaimer dulu untuk yang mungkin belum tahu : Ini ceritanya kan lagi ikut reality show, tapi semua yang aku tulis disini belum tentu ditampilkan semuanya di tv nya. Karena mungkin banyak yang bertanya-tanya kalau ada adegan sweet,'ini kalo di tayangin emang ga di hujat?' .Gak semua yang aku tulis di tayangin di tv nya atau bahkan bisa jadi juga ga terekam kamera atau offcam ga setiap saat diikuti staff/cameraman. TAPI ada juga saatnya yang sweet scene ditampilkan tipis-tipis biar menarik lah ya buat di tonton.

Yaaa pokoknya kayak acara tv pada umumnya lah ya. Semoga paham.

Sekian,

yuk mulai baca!


"Sebentar, " Mark menurunkan kaki sebelah kanannya, menyentuh aspal, untuk menahan beban sepeda sembari membetulkan letak pedalnya. 

Koeun mencengkram sisi almamater Mark lalu mengikuti arah pandang lelaki yang memboncengnya itu--ke arah pedal. "Kau betulan bisa naik sepeda tidak,sih?" Tanya Koeun. 

Mark tertawa mendengar pertanyaan ejekan gadis itu. "Yak! tentu saja, hanya saja ini-- seperti ada yang aneh, terasa berat." 

"Kau mau bilang aku berat?!" Tanya Koeun dengan suara yang mulai meninggi. 

Mark langsung menggeleng dengan cepat walau tersenyum menahan tawa melihat kesensian temannya itu. "Tidak, tidak. Bukan begitu." 

"Lihatlah!" Mark menunjuk ban depan sepeda yang ia naiki. "Ban depannya kempes, Sepertinya dari sebelum kita berangkat. Kita belum mengeceknya tadi." Melihat Mark yang turun dari sepeda setelah mengatakannya, Koeun juga ikut turun dari sepeda.

"Kita cari tempat pompa sepeda dulu.""

"Memangnya ada di dekat sini?" Tanya Koeun berjalan di belakang Mark yang menuntun sepeda, gadis itu ikut menahan beban sepeda dari belakang.

"Yaa,tidak tahu juga sih. Coba cari dulu saja." Ucap Mark lalu menghentikan langkahnya, Pemuda itu menoleh pada Koeun yang terlihat mengernyit seolah mengatakan 'apa? kenapa berhenti?'

"Sini," Mark menunjuk tempat di sampingnya menggunakan dagunya.

"Jalannya disini saja,disampingku. Jangan di belakang."

Koeun berdecih pelan, ia kira ada apa tadi, tapi Koeun tetap menuruti perkataan Pemuda yang kini berjalan beriringan di sampingnya.

"Memangnya kenapa coba kalau di belakang?" Tanya Koeun heran.

"Nanti kalau aku tidak sadar, kau tiba-tiba menghilang diculik orang kan aku juga yang repot." Jawab Mark asal. Padahal sebetulnya Mark ini adalah tipe orang yang tidak akan membiarkan wanita berjalan di belakangnya, kalau wanita yang berjalan di depannya malah tak masalah, dan akan lebih baik lagi kalau jalannya beriringan.

Always respect and take care woman, what a sweet guy.

Koeun menertawakan jawaban Mark itu. "Siapa juga yang mau menculikku?"

"Ah, iya juga, ya." Balas Mark  dengan nada mengejek yang langsung dihadiahi pukulan di pundaknya.

Rezeki orang baik. Belum sampai lebih dari 5 menit mereka berjalan menuntun sepeda, Mark dan Koeun akhirnya menemukan bengkel di sebrang jalan. Melihat itu,tanpa perlu lama lagi, mereka menyebrangi jalan menuju bengkel tersebut.

"Ini kenapa?" Tanya Ahjussi montir bengkel itu sembari memperhatikan sepeda yang baru saja Mark parkirkan.

"Sepertinya ban depannya kempes, ahjussi." Jawab Mark.

Love Untold [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang