28

506 68 15
                                    

Now playing :  Night and Day - Jung Seung Hwan


Double update!

Sudah siap?
Jangan lupa play lagu yang ada di multimedia diatas ya! (harus bgt sih ini pas bgt scene sm lagunya nya😭)

Yuk,
Mari bergalau ria

still flashback...

"Kau tahu kan, posisiku bagaimana. Aku masih trainee. Kalau ada yang lihat kau berjalan bersamaku apalagi di malam-malam seperti ini, aku bisa saja terkena masalah." Ucapan Hina itu akhirnya menyadarkan Jaemin. Ah, Jaemin benci situasi ini. Situasi dimana ia tak pernah bisa pergi bebas bersama orang-orang terdekatnya apalagi itu Hina yang masih dalam status trainee. Karena tak ingin membuat masalah untuk Hina apalagi gadis itu sedang berjuang untuk kesempatan terakhir debutnya ( setahu Jaemin ) , Jaemin akhirnya mengalah.

"Ya sudah." Jaemin mendengus pasrah. " Tapi, aku mau melihatmu pulang dari jauh, ya. Di depan sini saja,kok!" Tunjuk Jaemin pada jalanan di depan minimarket itu. Dorm SM Trainee memang tidak jauh dari minimarket tempat mereka berada saat ini, hanya tinggal menyebrang lalu masuk ke gang sebentar lalu sampai.

"Sebentar aku bayar ini dulu." Unjuk Jaemin pada botol minuman di tangannya lalu berjalan menuju kasir padahal Hina belum mengiyakan. Gadis itu akhirnya pasrah lalu berjalan gontai keluar minimarket terlebih dahulu.

"Hina!" Panggil Jaemin yang baru saja keluar dari minimarket sembari menggenggam minuman dingin yang ia sudah bayar tadi.

"Mau pulang sekarang?" Tanya Jaemin menghampiri Hina yang sudah berada di pinggir trotoar.

"Kau benar-benar naik sepeda sejauh ini?" Tanya Hina balik mengamati sepeda yang ia kenali milik Jaemin terparkir di depan halaman minimarket.

"Hm, aku bosan. Eh, tadi aku memang sempat berpikir 'ah! coba saja bertemu Hina disini' saat berhenti di minimarket ini, loh! karena tidak jauh dari dorm mu. Eh, ternyata benar bertemu! Jangan- jangan kita jodoh, nih?" Goda Jaemin tersenyum sumringah membuat Hina justru merasa ada yang nyeri di dalam sana. Biasanya, kalau Jaemin menggodanya, Hina akan memukul laki-laki itu atau memasang ekspresi malasnya. Tapi, kali ini, gadis itu hanya diam termenung dan tersenyum kaku sembari menatap penuh arti lelaki di depannya yang terlihat sangat cerah itu berbanding terbalik dengan perasaannya.

"Kemana Jeno? biasanya kalau mau bersepeda selalu bersamanya." Hina malah bertanya dan tak menanggapi ucapan Jaemin sebelumnya.

Jaemin masih merasa tidak ada yang janggal. Hina yang sudah hapal segala kebiasaannya termasuk selalu bersepeda dengan Jeno itu mungkin heran kenapa hari ini ia sendirian dan tidak bersama Jeno. "Dia sedang bermesraan dengan kasurnya." Jaemin mencebik pelan. "Tidak mau ikut. Padahal aku sedang bosan dan butuh udara segar. Ah, dasar tidak setia kawan."

"Jangan bersepeda malam-malam sendirian, Jaemin." Ucap Hina dengan lembut.

"Kenapa? kau takut aku di culik? Ey! Aku ini laki-laki dewasa tahu!" Balas Jaemin.

"Lihat, kau mengendarai sepeda tapi hanya pakai hoodie saja di malam dingin seperti ini. Jauh-jauh lagi. Kau bisa terkena flu." Ucap Hina masih betah menatap wajah laki-laki di depannya ini.

Mendengar itu, Senyum Jaemin semakin merekah. "Ah, perhatian sekali sih! Siap eomma!" Jaemin mengangkat tangannya membentuk hormat pada Hina membuat gadis itu hanya bisa tersenyum pilu tapi Jaemin tak menyadarinya.

Hina melirik botol minuman yang berada di tangan kanan Jaemin sesaat. "Bagus, perbanyaklah minum air putih. Jangan minum kopi terus." Ucap Hina lagi-lagi menasihati dan Jaemin yang lagi-lagi tersenyum senang mendengar bentuk perhatian Hina itu. Ia tidak tahu saja kalau itu semacam pesan-pesan terakhir Hina untuknya.

Love Untold [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang