29

493 63 11
                                    


"Bagus!" Sang pelatih bangkit dari duduknya bertepuk tangan dan tersenyum bangga menatap Jaemin dan Hina yang tampak kelelahan sehabis evaluasi gerakan.

"Ini baru Hina dan Jaemin yang aku tahu! Kerja bagus, anak-anak." Pelatih tak henti-hentinya menatap Jaemin dan Hina penuh bangga membuat keduanya ikut tersenyum senang.

"Hina, Kau sudah melakukannya dengan baik! Maaf kemarin aku mungkin mengatakan hal-hal yang menyakitimu, mungkin kemarin kalian masih butuh waktu penyesuaian karena sudah lama tidak bertemu, ya?"  Hina langsung cepat menggeleng mendengarnya. " Tidak, ssaem. Aku tahu maksudmu baik. Itu juga membantuku untuk lebih berkembang."

"Jaemin, ah- yeoksi kau memang seperti biasanya. Kerja bagus, Jaemin-ah." Mendengar itu, Jaemin hanya bisa tersenyum malu.

"Kalian boleh istirahat atau berlatih sendiri dulu. Aku akan mengecek koreo yang lain, setelah itu kita masuk ke koreo tarian terakhir, bersama dengan yang lainnya." Ujar pelatih mempersilakan membuat Jaemin dan Hina membungkuk sopan lalu pamit undur diri. Mereka berjalan beriringan menuju sudut ruangan lalu duduk di lantai sana.

"Ah,lelahnya." Jaemin membuka topi yang ia kenakan lalu menyugarkan rambutnya.

"Rambutmu ganti warna lagi?" Tanya Hina tanpa sadar melihat warna rambut Jaemin yang kini berwarna blonde, ia baru menyadari perubahan warna rambut Jaemin yang sekarang. Seminggu yang lalu saat bertemu di SM juga, rambut Jaemin masih cokelat tua, lalu saat bertemu terakhir di gedung X Academy beberapa hari yang lalu, rambutnya sudah berwarna cokelat terang hampir ke oranye dan sekarang? tiba-tiba sudah blonde.

"Eoh, aku baru membleaching nya .  Masih belum tahu mau mewarnai apa nanti."

"Mau comeback, ya?" Tanya Hina lagi membuat Jaemin sedikit terkejut. Ia senang, Hina seperti ingin membangun percakapan dengannya tidak seperti yang sebelum-sebelumnya yang setiap Jaemin berusaha membangun percakapan, gadis itu malah sebisa mungkin, secepat mungkin untuk membuat percakapan itu terhenti.

Tanpa sadar, Jaemin mulai menyunggingkan senyuman tipisnya menatap Hina lamat-lamat sedangkan gadis itu justru sedang menatap ke arah Jeno dan Yeji yang sedang di cek koreo nya oleh pelatih. Ia tak sadar Jaemin sedang menatapnya sambil tersenyum. "Ya, dalam waktu dekat." Jawab Jaemin masih dengan senyumannya.

"Jaemin," Panggil Hina menoleh ke arahnya membuat pemuda  Na itu jadi salah tingkah dan buru-buru menghapus senyum dari wajahnya. "Hm? kenapa?" Tanya Jaemin dengan  ekspresi wajah yang di buat sesantai mungkin.

"Terimakasih, ya. " Ucap Hina dengan tulus dengan senyumannya dan masih menatap laki-laki di sampingnya itu membuat Jaemin jadi mematung seketika.

"H-hah? u-untuk apa?" Tanya Jaemin yang masih belum kembali kewarasannya sepenuhnya karena terlalu terpaku pada ucapan tulus serta senyuman Hina.

"Ya, terimakasih. Terimakasih kemarin sudah mau mengingatkan dan memberiku masukan. Terimakasih mau sabar bekerja sama denganku. Sebagai senior kau benar-benar banyak membantuku selama latihan ini." Jelas Hina. Ah, Jaemin jadi tersentuh walaupun kalimat akhir Hina seolah menyadarkannya pada realita.

"Ah, bukan apa-apa, kok. " Balas Jaemin malu-malu.

"Terimakasih juga, ya."  Ucap Jaemin membuat Hina menoleh dan menatapnya dengan heran.
"Untuk?"

"Ya, masih mau menjalankan projek ini."  Jawab Jaemin memandang kosong ke depan.

"Walaupun itu mungkin sulit untukmu karena harus bersamaku." Tambahnya. Ia ingat kata-kata Hina tempo hari tentang betapa gadis itu membenci dan tersiksa setiap melihat Jaemin karena Jaemin hanya membuatnya mengingat kenangan pahit hidupnya. Hina selalu mengatakannya setiap kali mereka bertemu. Entah di belakang panggung acara awards malam itu, atau beberapa hari yang lalu saat mereka di X Academy. Karena terlalu sering, kata-kata itu jadi selalu melakat di benak Jaemin.

Love Untold [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang