08. A Nightmare

669 92 10
                                    

Masih merasa tidak percaya, keenam remaja laki-laki itu memutuskan untuk pergi ke gedung lama SM--tempat pelatihan trainee-- untuk lebih memastikan lagi. Mereka benar-benar masih berharap kalau itu semua hanya kebohongan.

Tepat saat keenam laki-laki itu masuk menaiki lift turun menuju ruangan bawah tanah tempat para trainee berlatih, Hina keluar dari lift sebelahnya. Ia berjalan gontai keluar gedung. Langkahnya terhenti sebentar saat sudah berada di area luar. Kepalanya menegadah menatap langit tanpa bintang malam itu sembari membuang nafasnya yang  semakin hari terasa berat.

"suram sekali. seperti aku."  Ucap Hina dalam hati saat menatap langit gelap tanpa bintang malam itu sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya menjauhi gedung.

Sesampainya keenam laki-laki itu di ruang bawah tanah, mereka disambut dengan beberapa trainee yang baru akan pulang.

"Annyeonghaseo."  Sapa para trainee dengan sopan meskipun terkejut melihat para seniornya itu datang di waktu yang selarut ini.

"Apa kalian ada yang melihat Koeun noona, Hina, dan Lami?" Pertanyaan Haechan itu membuat beberapa trainee saling berpandangan heran.

"Mereka sudah tidak disini lagi sejak sebulan yang lalu, sunbae. Hanya Hina eonnie yang masih disini, ia baru saja pulang tadi." Jawab salah satu trainee disana.

"Sendirian?" Tanya Jaemin.

"Ya, baru saja,kok." Mendengar jawaban itu Jaemin langsung berbalik dan berlari keluar,berharap masih menemukan Hina tak jauh dari sana diikuti dengan member lainnya.

Jaemin berlari dengan sekuat tenaganya menuju dorm para trainee yang letaknya tak jauh dari gedung lama SM,membutuhkan waktusekitar 10-15 menit saja kalau berjalan kaki. Saking terburu-burunya, ia bahkan tak mendengarkan teriakan para member dibelakangnya yang mengajaknya untuk naik taksi yang sudah mereka pesan karena terlalu berbahaya untuk berjalan di ruangan terbuka seperti ini meskipun jarak tujuan mereka tak terlalu jauh, apalagi NCT terkenal dengan banyak sasaengnya. Ditakutkan ada sasaeng yang sedang mengikuti mereka saat ini.

Tepat saat Jaemin ingin memasuki gedung apartement tempat dimana para trainee  tinggal, tangannya di cekal oleh seorang laki-laki yang kelihatannya juga baru saja datang.

"Hyung," Jaemin menoleh, menemukan orang yang mencekal tangannya, itu manajer hyung nya.

"Kenapa kau sendiri? dimana yang lain? apa yang kalian lakukan sebenarnya? kenapa pergi tiba-tiba tanpa bilang dulu? Ini berbahaya!"

"Maaf, ada yang harus aku temui." Ucap Jaemin terburu-buru lalu segera melepaskan tangan manajernya itu dan berlari ke dalam apartement. Tak lama setelahnya, kelima member yang lain datang. Mereka juga terlihat sama terburu-buru nya dengan Jaemin.

"Hyung, nanti kami jelaskan." Ucap Renjun yang terkejut melihat managernya itu berdiri di depan sana dengan memijat pelan pelipisnya.

Jaemin menekan bel salah satu apartement yang biasa ia kunjungi dengan tidak sabaran, ia harus memastikan keadaan Hina sekarang meskipun jelas ia tahu Hina tak mungkin baik-baik saja, dan meskipun ia jelas tahu Hina akan memilih mengatakan ia baik-baik saja. Tentu saja itu bohong. Siapa yang bisa baik-baik saja di keadaan yang seperti ini? Jaemin sendiri merasa dirinya tidak akan kuat kalau berada di posisi Hina sekarang.

Bel ke tujuh, barulah pintu terbuka menampakkan seorang perempuan yang Jaemin tidak kenali, sepertinya ia baru saja selesai mandi melihat gulungan handuk di kepalanya.

"Annyeonghaseo" Sapa perempuan itu dengan gugup, ia terkejut. Bagaimana bisa seniornya itu ada disini? apa yang ia lakukan?

"Apakah Hina ada?" Tanya Jaemin to the point.

Love Untold [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang