04. Luka yang Belum Mengering

846 105 28
                                    

" Kalau Koeun noona disini apa dia akan memarahi kita karena bersikap tidak sopan seperti tadi?" Tanya Haechan pada dirinya sendiri juga pada dua orang yang duduk sejajar bersamanya di kursi lorong paling ujung dekat tangga darurat.

"Dia pasti akan memukul kita." Jawab Jaemin dengan senyumannya yang justru terlihat menyakitkan untuk dilihat.

"Benar juga." Balas Haechan lalu ketiganya tertawa pelan sebentar lalu kembali hening.

Haechan menghembuskan nafasnya dengan berat lalu menengadah menatap langit-langit gedung lantai 5 itu lalu berkata, "Aku masih belum terbiasa. Rasanya masih sama sakitnya seperti setahun yang lalu, bahkan ini sudah hampir dua tahun."

"Apa kalian ingat?" Tanya Jisung tiba-tiba membuat dua hyung yang mengapitnya menoleh padanya.

"Kita pernah punya mimpi untuk berkolaborasi dengan mereka saat mereka sudah debut di panggung perhargaan akhir tahun."

"Kita bahkan sudah berjanji." Jisung tertawa miris saat mengucapkannya, pikirannya menerawang ke memori masa lalu itu.

"dan mereka mengingkarinya, aku benci itu." lirih Jisung lalu mulai menunduk.

"tapi aku juga benci melihat mereka kesulitan." Kalimat demi kalimat yang Jisung ucapkan itu seolah sukses mewakili perasaan ketiganya.

"Aku tetap membencinya apapun alasannya pergi tanpa pamit." Ucap Jaemin dingin masih tetap pada egonya. Diantara ketujuh anggota dreamis yang paling dekat dengan SRG19, Jaemin lah yang paling tidak bisa menerima kepergian mereka yang secara tiba-tiba dan tanpa pamit.

"Kalian, masuk ruang latihan." Suara Mark yang berjalan ke arah ketiga pemuda yang sedang duduk bersandar pada tembok itu terdengar membuat ketiganya spontan menoleh pada sumber suara.

"Taeyong hyung memanggil. Kita benar-benar tidak bisa terus seperti ini. Aku tahu perasaan kalian, aku juga-"

"Kau tidak tahu. Kau bahkan tidak punya banyak waktu untuk mereka di saat-saat terakhir mereka masih disini." Balas Haechan dingin. Jika sudah membahas hal yang berkaitan dengan kepergian ketiga gadis semua jadi sensitif dan emosional, itu lah mengapa mereka selalu berusaha untuk tidak membahas topik ini.

"Yak! kau pikir aku sesibuk itu kemauanku?! Kalau begitu kenapa kau yang lebih tidak sibuk tidak tahu apa-apa? apa yang kau lakukan?!" Balas Mark yang sukses terpancing emosinya oleh Haechan ditambah lagi dia sedang dalam kondisi lelah. Padahal ia niatnya kemari untuk menenangkan mereka sebelum di nasehati oleh para hyung line NCT.

" Benar, aku memang tidak tahu apa-apa dan tidak melakukan apa-apa seperti orang bodoh. Tapi kau, setidaknya kau, seharusnya kau ada di sisi Koeun noona saat masa-masa terberat mereka! Kau jelas tahu bahwa Koeun noona hanya mengandalkanmu disini!" Ucap Haechan mengeluarkan segala emosinya. Koeun memang seperti itu sejak dulu. Sebagai unofficial leader bagi para trainee perempuan, Koeun memiliki beban yang begitu berat tapi jarang sekali ia tunjukkan di depan para adiknya, terutama dreamis. Koeun takut para adik laki-kalinya itu akan khawatir terlalu banyak tentangnya padahal mereka pasti sedang sibuk. Hanya Mark biasanya orang yang bisa membujuk Koeun untuk mengeluarkan keluh kesahnya, meskipun kenyataannya tetap memang masih ada yang tersimpan di dalam.

"Aku benar-benar salah mempercayakan Koeun noona padamu!" Tambah Haechan lagi kini mulai terisak, suasana semakin mencekam ditambah keempat anggota Aespa yang baru saja keluar ruangan latihan dapat menyaksikan adegan pertengkaran di sudut lorong itu.

"Donghyuck dia bukan hanya noona mu! dia sahabatku juga! kau pikir hanya kau yang peduli disini? Kau pikir hanya kau yang sakit hati dan sedih disini!"

"Kalau begitu bawa mereka kembali!" Teriak Haechan frustasi.

"Ini semua karenamu! Bawa mereka kembali!" Lirih Haechan lalu meringsut ke bawah sembari menangis tersedu-sedu. Kalau dari ketujuh anggota dreamis Jaemin yang paling tidak bisa menerima kepergian mereka yang secara tiba-tiba, Haechan lah yang paling tidak bisa menerima kalau mereka pergi entah apapun alasannya.

Love Untold [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang