-Payung Putih-

32 9 0
                                    

"Sssshhhh"

Chandra reflek menjauhkan kapas refanolnya dari lutut Rose yang nampak terluka.

"Gue ngga papa Chan"

"Kaki lo lecet"

"Tapi---

"Udah biar gue obatin." Chandra lanjut mengoles kapas refanol ke lutut Rose yang terluka akibat goresan aspal.

Tadi Rose bermaksud akan pergi ke minimarket tetapi di tengah jalan sekuternya terserempet oleh mobil,alhasil Rose jatuh.

Rose sudah menghubungi semua temannya,tapi mereka tak bisa datang,kalau orang tua Rose masih berada di indonesia,alhasil Rose mau tak mau menghubungi Chandra,dan Rose tak tau kalau Chandra benar benar datang menolongnya,bahkan membawa Rose ke Apartement.

"Kenapasi mau repot?" tanya rose lirih,bahkan teman temannya yang Rose anggap sudah sangat akrab tak datang menolongnya.

"Karena lo kecelakaan"

Hm,hampir saja Rose berfikiran lain.

"Oh,thanks,gue ngga tau siapa lagi yang harus gue hubungi"

"Orang tua lo?"

"Mereka masih ada kerjaan di indo,ngga tau mau pulang kapan"

"Jadi lo sendiri?"

"Hm,paling ada tante tapi dia akhir akhir ini sibuk kerja jarang mampir ke rumah gue"

Chandra mengangguk paham,kemudian ia meletakan kapas refanol tadi dan mengambil plaster.

"Ros?"

"Hm?"

"Kalo butuh sesuatu jangan ragu buat bilang sama gue,ya?"

"Um,kenapa?"

"Karena gue tau rasanya susah sendiri,dan gue ngga mau lo ngerasain hal itu."

Rose tertegun,ia beralih menatap wajah Chandra yang ada di depan lututnya,

"Sekali lagi,gue mau tanya sama lo,kenapa mau repot? Bahkan kita baru aja kenal"

"Entah,gue ngga punya jawaban"

"Kenapa ngga punya?"

"Yang jelas gue sula direpotin lo," Chandra tersenyum hingga dimplenya terlihat sangat jelas.

-FRIEND-


A

nisa sudah menunggu hampir 2 jam,bahkan sekarang ia merasa kalau hanya Anisalah satu satunya pelanggan yang masih stay sendirian.

"Oke,sepuluh menit lagi sa,Chandra pasti dateng" Anisa terus memantapkan dirinya,bahkan ia tak memikirkan kalau ini sudah terlalu larut malam.

"Maaf,Cafe nya akan tutup,mba masih menunggu seseorang?"

"Ah,iya sebentar lagi ya mba?"

"Tidak bisa,saya harus mematuhi ketentuan,jadi sebelumnya saya minta maaf lebih baik mba menunggu di tempat lain" Pelayan itu nampak sedikit menunduk tak enak hati.

"Yasudah,kalau begitu saya pergi"

"Hm,silahkan,sekali lagi saya meminta maaf"

Anisa hanya mengangguk singkat.

Anisa keluar dari cafe,ia berjalan tak tentu arah,yang pastinya ia akan menunggu bus walau sepertinya jam sudah tak menjamin akan adanya bus.

Kalau taxi,Anisa pun tak punya uang lebih untuk membayarnya apalagi jarak ke apartementnya cukup jauh.

FRIEND PARK CHANYEOL Series 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang