"Gue turun oke?"
"..."
"Siap!"
"..."
"Iya ntar bareng,dadah!"
Anisa mematikan ponselnya,menaruh ke dalam saku rok,membuka pintu,bersamaan dengan itu pintu sebelah ruangannya pun terbuka.Chandra keluar.
Segera Anisa berjalan tergesa menuju ke lift,namun nampaknya sia-sia ujungnya ia bakal satu lift dengan Chandra,muncul dipikirannya untuk menggunakan tangga saja,tapi pasti akan membuang tenaganya.
"Segitu antinya lo se lift sama gue?" cletuk Chandra,namun Anisa tak menjawab.
"Gue ngga tau kalo bakal kaya gini,mau lo apa sih?"
"Mau gue? Lo jauhin gue,gue ngga mau jatuh lagi ke lo,sakit"
"Gitu kah?"
"Ya"
"Oke,lo boleh masuk dulu,gue nanti aja" Chandra mundur,membiarkan Anisa masuk ke lift,tanpa mengucapkan apapun Anisa melakukannya.
Sebelum menekan tombol lift,Anisa memberanikan diri untuk mendongak dan menanyakan hal ke Chandra,
"Lo bener bener ngga inget?"
"Apa?"
"Udah,lupain aja"
"Gue ngelakuin hal ap---
"Ngga,sory kalo ucapan gue malam itu kasar."
Anisa menekan tombol liftnya,Chandra terdiam di sana,bahkan cowo itu tak menanyakan hal lebih lanjut ke Anisa.Hm sudah sangat jelas sekarang.
Sesampainya di lantai dasar,Anisa keluar dari lift,ia bisa melihat Jefry melambai ke arahnya,segera ia bergegas menghampiri cowo tampan itu,namun sesampainya di sana ia dibuat terkejut melihat Rose yang baru saja turun dari bus.
"Sejak kapan Rose naik bus?" ceplos Anisa,Jefry pun ikut menatap ke arah yang sama.
"Rose pernah kecelakaan,trauma kayanya"
"Ohhh" jawabnya lirih,tak sengaja ekor matanya menatap ke arah lain,terlihat Chandra keluar dari gedung apartement dan menghampiri Rose.
Ini maksudnya bagaimana sih? Anisa benar-benar tidak paham.Kalau mereka masih dekat kenapa sikap Chandra seperti seolah menyimpan perasaan untuknya?
Semenjak mereka berbicara di lift sampai sekarang keduanya sama sekali tak bertegur sapa,bahkan Anisa memilih berangkat awal agar bisa terhindar satu lift dengan Chandra.
Anisa merasa sedikit lega namun tak dipungkiri ia juga merasakan hampa,terlebih saat ia melihat Chandra akhir-akhir ini lebih sering menghabiskan waktunya dengan Rose,seolah tamparan bagi Anisa kalau ia memang tak ada artinya bagi Chandra.
"Jadi udah mau lima hari nih lo bener bener dieman? kaya ngga kenal gitu?"
"Ya,udahlah dibahas mulu"
"Denger-denger dia lagi deket lho sama Rose"
"Gue ngga peduli sumpah"
"Halah taianjing" Bomi mendorong pelipis Anisa,Anisa membalas menjitak kepala Bomi.
"Kekerasan mulu,heran" Amber mencletuk "tapi lo sama Jefry gimana?" lanjutnya.
"Ngga gimana-gimana lah"
"Bohong banget ya ngga sih mber?" ujar Bomi,Amber hanya mengedikan bahu.
"Ya mungkin Anisa mau kaya gini dulu kali,ya kan sa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND PARK CHANYEOL Series 2
Teen Fiction"Terluka dan bahagia secara bersama" Ditolak sebelum berjuang. Begitulah kisah asmara chandra yang berujung dengan dirinya yang terus gamon dan menjadi sadboy. Siapa sangka perlahan chandra berhasil melupakan sera.Dia kembali jatuh cinta,namun naasn...