-Mereka bertemu-

27 8 0
                                    

AN : selamat malming bagi yang menjalankan ehhe

"Lo aslinya emang semerepotkan ini apa?!" omel Kris yang nampak masih mengantuk tapi ia terpaksa terbangun karena orang tuanya menyuruh membantu Anisa membawa barang dari bandara.

"Ya maap,gue ngga minta loh dijemput lo" dusta Anisa,padahal ialah yang meminta papahnya untuk menelfon orang tua Kris agar anaknya membantu Anisa.

"Ya lo ngga minta tapi ortu gue yang minta,argh mana berat lagi lo bawa apaansih?!"

"Yang itu isinya indomie satu dus,mau ngga?"

"Ngga!"

"Dih,awas ya kalo nanti gue bikin lo minta"

"Ngga nolak maksudnya hehe"

"Cih!"

"Kamar lo masih sama kan nih?" Kris menoleh saat ia akan menekan tombol lift.

"Iya sama,cepet naik lah cape nih"

"He harusnya gue yang cape bawain koper sama gardus lo!"

Anisa meluncurkan cengirannya.

Tak lama keduanya sampai di lantai 15,Anisa berjalan menuju ke kamar nomor 1003,sebelum benar benar masuk,ia masih sempat menoleh ke kamar sebelah,kamar Chandra.

"Malah bengong,masuk lo!"

"Iya iya ish sabar!"

"Ini koper taruh disini aja apa?" Kris menunjuk koper besar Anisa yang tergletak di dekat sofa.

"Ih jangan,lo taroh di atas lemari kamar gue aja"

"Dasar beban lo,"

"Hehe,maap maap,sepupu lo ngga mampu tau"

"Makannya tinggi keatas"

"Sial!"

"Tinggal lo minta tolong sama temen lo yang tinggi itu,bukannya kamarnya ada di sebelah?"

"Ngga ah,ngga enak ngerepotin orang"

"Terus lo enak gitu ngerepotin gue?!"

"Kalo lo mah beda ceritanya" lagi lagi Anisa menunjukan cengirannya.

"Dasar bocil bocil,mana nih indomie cepet bikinin gue laper habis jadi kuli angkut barang"

"Iya sabar kali ini gardusnya juga harus dibuka dulu"

Berakhirlah kedua saudara itu memakan mie sampai kenyang dan ketiduran,Anisa tertidur di sofa sedangkan Kris di bawah tepatnya di karpet berbulu.

-FRIEND-

"Cill bangun cill lo telat bego!"

"Apasi anjir ganggu!" bentak Anisa dan kembali meringkuk mengabaikan Kris yang berteriak seperti orang gila.

"Cilll!" Kris mengguncang tubuh Anisa.

"APASI?!"

"Lo ngga sekolah?!"

"NGGAK!"

"Dih,yaudah ge mau balik"

"Hee lo anjing banget yah gue udah ngga bisa merem nih,sial!"

"Dih emosi"

"Pergi ngga?!"

"Iya iya,siapa juga yang mau disini lama lama,cih"

"Gue panggang abis lo!"

"Galak,pantes ga laku"

"Asu!"

Kris terbahak,berhasil membuat Anisa murka dan cepat cepat ia pergi keluar.Tak disangka saat ia keluar ia bertemu dengan Chandra di lift yang sepertinya akan berangkat.

Chandra yang melihat kris baru saja keluar dari Apartement anisa pun memicing heran,ia menatap Kris penuh selidik,terbesit dipikirannya kalau Kris telah berbuat jahat ke apartement Anisa.

"Lo suka gue?"

Chandra melengos setelah mendengar hal tidak masuk akal dari mulut Kris.

"Gue perhatiin lo ngeliatin gue mulu,"

Chandra masih diam,enggan untuk berbicara.

"Lo temennya si bocil---ah Anisa kan?"

"Iya"

"Tuh bocah udah balik,tapi belum sekolah" lapor Kris,bersamaan dengan itu pintu lift terbuka,Kris keluar dan Chandra tak kunjung keluar,ia kembali menekan tombol ke lantai atas.

Chandra terlihat tak sabaran dengan terus menatap tulisan digital yang ada di samping tombol lift,sebentar lagi ia akan sampai ke lantai 15.

Entahlah,riba tiba ia merasa agak gugup namun ia ingim sekali menemui Anisa.

Entah kebetulan atau memang sudah ditakdirkan,saat pintu lift terbuka,ia melihat sosok yang sudah 6 hari ini membuatnya uring uringan.

Anisa tengah berdiri dengan stylan kaos kebesaran dan celana training,wajahnya terlihat sayu karena kemungkinan cape.

"Ca---

"Lo ngga keluar?" tanya Anisa datar terdengar tak seperti biasanya.

"Ah,itu gue emang mau nyamperin---

"Awas,gue mau masuk"

Chandra tak bergeming melihat perubahan sikap Anisa.

"Okey,gue lewat tangga." putus Anisa,ia berjalan menuju tangga yang disediakan di samping lift.

"Ca,tunggu!" cegah Chandra,Anisa menoleh,tak dipungkiri hatinya berdesir saat kedua matanya bersitatap dengan netra hitam milik Chandra.

"Apa?" tanya Anisa singkat.

"Itu,lo ngga papa kan?"

"Gue oke"

"Oh,syukurlah gue---

Anisa sudah berjalan turun sebelum Chandra melanjutkan kata katanya.

Situasi macam apa ini?

Chandra berharap ia bisa seperti dahulu,kenapa tiba tiba Cacanya berubah menjadi dingin?

Apakah Chandra terlalu menyakiti Anisa?

Atau justru,Anisa yang berhenti menyukai Chandra?

Follow instagram

@nurulrofiqoh_

@nurulrofiqoh_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FRIEND PARK CHANYEOL Series 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang