-Yang menjadi prioritas-

25 8 0
                                    

"Lo okay?"

"Hm,ngga begitu"

"Ohh"

Hening.

Anisa nampak menyibukan diri meminum hot coffe nya,sedangkan Rose nampak terdiam menyusun kata kata yang pas.

Mereka berdua sedang duduk di bangku taman sekolah yang kebetulan sudah sepi karena mereka berdua membolos.

"Sa?"

"Hm?"

"Kenapasih lo harus ngelakuin ini?" ceplos Rose membuat hati Anisa mencelos.

"Iya,gue minta maa---

"Lo tau ngga sih?,lo egois!"

"Iya gue tau Rose,sory" ujar Anisa lirih.

"Sa,harusnya lo bilang kalo lo suka Chandra,lo itu kenapasih selalu aja mentingin orang lain?!"

"M-maksud lo?"

"Lo sadar ngga sih kalo setiap yang lo lakuin itu ngehancurin diri lo sendiri?!,bahkan gue ngga tau kalo lo selalu nahan sakit buat semuanya,lo egois karena mendam semuanya tanpa sepengetahuan gue!"

Pertahanan Rose hancur,matanya yang semula berkaca kaca kini sudah sembab,Anisa masih tak percaya dengan semuanya.

"Ros,lo---

"Diem!,gue lagi ngomelin lo yang bego!,kenapasih nyakitin diri sendiri?!"

"G-gue ngga tau"

"Bahkan lo aja ngga tau,bego banget sumpah"

"Iya maaf" Anisa tertunduk,ia terharu dengan perilaku Rose.

"Sa,lo tuh temen gue,kalaupun kita berdua suka sama satu cowo kita jangan egois"

"Jadi,maksud lo?"

"Gue udah nolak Chandra"

"Kenapa?!"

"Sa,gue ngga ada hak!"

Anisa mendongak,menatap Rose tajam.

"Ros,kalo lo kaya gini lo ngga ngehargain usaha gue juga perasaan Chandra!"

"Sa,gue ngga mau mikirin itu semua,gue ngga mau nyakitin perasaan lo!"

"Presetan dengan perasaan gue,ngga perlu lo pikirin!" mata Anisa menyorot tajam.

"Rose,lo tau ngga sih Chandra suka banget sama lo,dan lo nolak dia,pasti perasaan dia hancur Ros"

"Dan lo ngga mikirin perasaan lo yang juga hancur? Hebat yah lo"

"Iya gue hebat!,gue bisa mendam semuanya dan buat lo!,lo bakal ngga dapet apa pun!,bahkan Chandr---

Grep!

"Gue dapet lo bego!,hiks,gue dapet teman kaya lo Anisa bego!"

"Ros---

"Stop!,gue ngga mau bahas!"

Anisa tentu terenyuh dengan semuanya,ia kira Rose akan marah dan berpihak kepada Chandra,namun ia sudah salah kira.

Perlahan tangan mungil Anisa pun melingkar ke leher Rose,dengan sedikit kesusahan ia memeluk cewe jangkung itu.

"Sa,gue lebih baik kehilangan cowo daripada gue kehilangan teman sebaik dan sebego kaya lo"

"Diem,hiks,lo juga bego!"

"Lo lebih bego!"

"Iya udah maaf"

Rose menjauhkan diri,menatap wajah Anisa yang memerah.

"Janji,ngga bakal ngulang,dan janji ngga bakal nyakitin diri sendiri,okey?"

"Iyaaa"


















































"Udah lama?"

"Lumayan,"

"Sory,tadi gue ketiduran bentar"

"Iya sans"

Chandra duduk di depan Rose.

Tentu saja ia berdebar saat Rose mengirim pesan kalau malam ini ia meminta bertemu dengan Chandra di caffe yang pernah mereka kunjungi.

"Gue ngga mau basa basi,jawaban gue ngga" ujar Rose to the point,membuat Chandra merasa terhenyak.

"Maksud lo?"

"Ngga Chan,"

"Oh,gue baru aja di tolak?"

"Hm,iya"

"Tapi kenapa Rose?" Chandra menyendu,untuk kedua kalinya ia ditolak sebelum benar benar berjuang.

"Gue ngga bisa,lagian masih ada yang lebih baik daripada gue kan?"

"Tapi gue sukanya lo,"

"I know,right? Chandra,please use your head!"

"Anisa Kan?"

"Dan menurut gue lo ngga seharusnya nyalahin dia buat yang ini,gue bener bener murni nolak lo"

"Ya tapi kenapa?"

"Gue ngga suka lo."

"Bohong!"

"Chan!"

"Okey,"

"Gue harap lo minta maaf ke Anisa,lo ngga seharusnya kaya gitu ke dia"

"Tapi gue bingung,"

"Gue tau Chan,lo sebenarnya ngga sepenuhnya suka sama gue"

"Kenapa lo nyimpulin kaya gitu?"

"Karena gue tau lewat cara lo memperlakuin Anisa"

"Maksud lo?"

"Lo itu ngga sadar kalo lo juga udah suka Anisa sebelum lo suka gue,"

Chandra terdiam.

Selama ini ia sudah berusaha untuk menyangkal semuanya,namun sepertinya kali ini ia tak bisa mengelak.

"Tuh kan diem,"

"Gue juga ngga tau"

"Chan,lo itu sebenernya udah suka cuma lo nya aja yang terlalu acuh dan menganggap Anisa cuma teman lo,"

"Jadi gue harus apa Rose?"

"Temuin Caca nya lo,"

"Rose gue---

"Hit or miss?"

"Ros---

"Asal lo tahu,Anisa mau terbang ke indonesia sekarang"

"Sekarang?!"

"Iya,nyesel kan lo?"

"Kenapa dari tadi lo ngga bilang!"

Chandra buru buru berdiri,setengah berlari keluar caffe.

Selepas Chandra pergi,Rose menghela nafas kasar,ia memang lebih munafik dari Anisa,ia tak bisa mengelak kalau sejujurnya ia juga sedikit memiliki perasaan untuk cowo tiang itu.

Namun,bagi Rose teman lebih menjadi prioritasnya.

Follow instagram

@nurulrofiqoh_

@nurulrofiqoh_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FRIEND PARK CHANYEOL Series 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang