[39] Dalang Pertengkaran

432 195 118
                                    

•Happy reading••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading


Setelah bel pulang sekolah berbunyi, dengan santai Devano berjalan sendirian menuju ke parkiran. Saat sudah dekat dengan motornya, Devano yang melihat Ane langsung mengubah arah langkahnya untuk menghampiri gadis itu.

"K-kak Devano?" ucap Ane terkejut, karena tiba-tiba Devano berdiri di depannya. "Ada apa ya, Kak?"

"Berhenti deketin Andra," ucap Devano terdengar seperti peringatan sampai membuat raut wajah Ane berubah menjadi takut. "Jangan pernah lo berusaha buat jadi perusak hubungan Andra sama Zena," lanjut laki-laki itu.

"Ngerti gak?" tanya Devano dengan nada sedikit tinggi. Ane hanya menunduk takut, tak berani menjawab. "Lo punya mulut gak, sih? Jawab!" sentak Devano tak bisa sabar.

"Iya, Kak, ngerti," jawab Ane akhirnya.

Devano sudah akan pergi, namun gadis itu memanggilnya. "Kak?" panggil Ane. Devano pun kembali menatap Ane.

"Aku sebenernya gak pernah punya niat sedikit pun buat jadi perusak hubungan Andra sama Kak Zena. Aku terpaksa," ucap Ane takut-takut.

Devano mendekat. Dengan alisnya yang bertaut Devano menatap gadis itu penuh selidik. "Terpaksa? Bukannya lo emang suka sama Andra?" tanya Devano.

"Tapi aku beneran terpaksa, Kak. Karena Kak Sandra ngancem aku," kata Ane jujur. Ane memilih jujur kepada Devano, karena Ane pikir Devano akan bisa membantunya, mengingat Sandra itu hanya kalah dengan Devano.

"Sandra?" ulang Devano memastikan dan langsung dijawab anggukkan kepala oleh Ane. "Dia ngancem lo apa?" tanya Devano.

"Kak Sandra tahu tentang masalah keluarga aku, dia ngancem bakal sebarin masalah keluarga aku kalau aku gak bantuin dia," kata Ane.

Flashback on—

"Ada apa ya, Kak, minta aku ke sini?" tanya Ane pada Sandra. Ane menatap takut kakak kelasnya yang terkenal sebagai tukang bully itu.

"Gue mau minta tolong sama lo," jawab Sandra.

"Minta tolong? Minta tolong apa, Kak?" Ane sudah bisa menebak, pasti Sandra mempunyai rencana yang tidak baik.

"Lo suka kan sama Andra? Gue mau lo rebut Andra dari Zena."

"A-aku—."

"Lo mau ngeles? Mau bilang kalau lo gak suka sama Andra? Gak usah sok polos. Semua orang juga udah tahu kalau lo suka sama Andra," ucap Sandra memotong ucapan Ane.

"Tapi kasihannya Andra cuma nganggep lo temen dan lebih kasihan lagi lo yang udah suka sama Andra selama dua tahun kalah sama Zena yang statusnya anak baru. Kasian banget sepupu gue ini," kata Sandra mengejek.

ABSQUATULATE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang