[15] Bertemu Geo

503 258 30
                                    

"Semakin dipaksa untuk tidak peduli, hati semakin terasa nyeri."

—Alibram Devano Adinata—

—Alibram Devano Adinata—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Happy reading•


"Zena!" panggil Andra saat dia melihat Zena baru saja keluar dari kelas.

Merasa ada yang memanggil namanya, Zena menoleh. Tahu yang memanggilnya adalah Andra, gadis itu merekahkan senyum. Dia berlari menghampiri Andra yang tadinya berjalan bersama Ane.

"Pulang sama siapa?" tanya Andra saat Zena sudah berdiri di depannya.

"Abang ojol," jawab Zena. Tadinya gdis itu fokus kepada Andra, tetapi menyadari ada gadis manis berdiri di samping Andra, Zena jadi melirik Ane.

Tahu jika Zena pensaran siapa gadis yang ada di sampingnya, Andra langsung memperkenalkan Ane kepada Zena. "Kenalin, namanya Ane, temen sekelas gue."

Dengan ramah Zena langsung mengulurkan tangannya ke hadapan Ane, mengajak gadis itu untuk berkenalan. "Zena," ucap Zena memperkenalkan diri.

Ane segera menerima uluran tangan Zena. "Ane, Kak," ucap Ane bergantian memperkenalkan diri.

"Na, maaf, ya, gak bisa anter-jemput, soalnya gue harus bareng Bang Devano, karena Bang Devano lagi dihukum Papa," kata Andra setelah Zena dan Ane selesai berkenalan.

Zena menyentuh lengan laki-laki itu. "Ih, iya, gak pa-pa, gak usah minta maaf," kata gadis itu.

Dan kemudian terdengar notifikasi dari ponsel Zena yang ternyata itu adalah pesan dari abang ojol pesanan Zena. Abang ojol itu sudah menunggu Zena di depan gerbang. Tak mau membuat abang ojol menunggu, Zena berpamitan. "Aku duluan, ya, abang ojolnya udah sampe," kata Zena.

"Iya, Kak," jawab Ane.

"Iya, ati-ati," pesan Andra.

Zena melambaikan tangan lalu melangkah. Belum jauh gadis itu emlangkah, Andra memanggilnya. "Na!"

Zena berhenti lalu menoleh ke belakang. "Apa, Ndra?" tanya Zena.

"Nanti malem gue jemput, ya!" kata Andra sedikit berteriak.

"Mau ke mana?"

"Adalah. Harus mau pokoknya!"

"Hmm. Iya!" jawab Zena tak menolak.

Andra tersenyum lebar mendengar jawaban gadis itu. Kemudian dia melambaikan tangan dan dibalas oleh Zena. Interaksi keduanya tak luput dari pandangan Irine yang sejak tadi masih setia berdiri di samping Andra.

"Kalian pacaran?" tanya Ane tanpa basa-basi.

Andra menunduk menatap Ane yang lebih pendek darinya. Andra terkekeh kemudian menggeleng. "Engga," jawabnya.

ABSQUATULATE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang