[42] Malam di Hari Ulang Tahun Rio

461 183 83
                                    

•Happy reading••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Happy reading•


Hari berikutnya, pukul tujuh malam wajah-wajah murid SMA Adijaya, terutama anak-anak IPA terlihat memenuhi restaurant white duomo. Mereka berkumpul di sana untuk menghadiri acara ulang tahun Rio. Namun, hanya Devano yang belum terlihat.

"Devano jadi dateng gak, ya?" tanya Rio pada teman-temannya yang lain.

"Dateng. Tadi katanya emang agak telat," jawab Sean yang berdiri di samping kiri Rio dengan Cika di samping kanannya.

"Zena juga belum kelihatan," celetuk Dio. Laki-laki itu berdiri dengan tangannya yang tak bisa lepas dari sang kekasih, Tiara.

"Kalau Zena tadi katanya udah di jalan," jawab Meisya yang berdiri di samping Bian.

"Wah, curiga. Jangan-jangan mereka berangkat bareng," sahut Bian yang malam itu diam-diam berniat ingin mendekatkan keduaanya lagi, meskipun dia tahu kalau status Zena sekarang adalah kekasih Andra, karena jujur saja sampai saat ini Bian masih menjadi tim Devano-Zena dan sebenarnya dia tak rela Devano mengalah begitu saja.

Baru mereka membicarakan Devano dan Zena. Tak berselang lama terlihat Zena sudah datang, gadis berambut panjang itu berjalan seorang diri ke arah teman-temannya. Membuat mereka menoleh ke arah gadis cantik itu. Dan, mata mereka melebar girang, ketika hanya berselang beberapa detik tampak Devano muncul dari arah belakang Zena. Ucapan Bian tadi pun akhirnya membuat yang lain juga berpikir hal yang sama.

"Kan, fix, dateng bareng," ucap Bian memperhatikan keduanya.

"Oalah, telat gara-gara jemput Zena dulu, Dev?" tanya Bian menatap Devano dengan tampang jahil.

"Engga. Kebetulan aja sampenya bareng," jawab Devano jujur.

Zena sempat melirik Devano, tetapi kemudian gadis itu menyapa Rio untuk mengalihkan topik pembicaraan. "Rio, happy birthday, ya. Doa terbaik buat kamu. Ini ada kado dari aku," ucap Zena sembari memberikan kado yang sudah dia siapkan.

Dengan senang hati Rio menerimanya. "Makasih banyak, Na," kata Rio dibalas senyum manis oleh Zena.

Devano yang juga sudah membawakan kado untuk temannya itu bergantian memberi ucapan selamat ulang tahun dan memberikan kado kepada Rio. "Selamat ulang tahu. Bahagia selalu," ucap Devano.

"Thanks, Dev," jawab Rio tampak senang, karena akhirnya semua temannya sudah berkumpul.

Mereka pun menikmati pesta ulang tahun Rio dengan riang. Sampai di mana hanya tersisa Devano dan Zena di salah satu meja minuman, karena baru saja semua teman mereka yang lain pergi satu-persatu dengan pasangannya.

Suasana canggung tampak sangat mendominasi keduanya. Namun, tak lama bibir merah muda Zena bergerak mengeluarkan suara. Menghentikan Devano yang dalam hati sudah berniat untuk beranjak dari posisinya. "Dev, boleh kita ngobrol bentar di rooftop?"

"Mau ngapain? Yang lain pada di sini," kata Devano menolak secara halus.

"Ada yang mau aku omongin sama kamu."

"Apalagi, Na? Gue udah minta lo buat jauhin gue."

Tanpa persetujuan Devano, Zena langsung menarik tangan Devano. Membawa laki-laki itu menuju ke rooftop.

Interaksi mereka ternyata tertangkap oleh tiga curut yang tadi memang sengaja meninggalkan Devano dan Zena.

"Loh, itu Zena sama Devano mau ke mana?" tanya Meisya pada Bian. Meisya tampaknya penasaran, karena sampai saat itu pun dia masih belum tahu tentang hubungan Devano dan Zena sebelumnya.

"Biarin aja," jawab Bian tampak senang. Bian yang memang kebetulan sedang merekam suasana pesta ulang tahun Rio untuk dia posting di instagram segera mengunggah video itu di instastory nya. Namun, tanpa Bian sadari ternyata saat Zena menarik lengan Devano tadi, itu juga ikut masuk ke videonya.

***

"Lo mau ngomong apalagi, sih, Na?" tanya Devano setelah Zena melepaskan tangannya.

Zena menatap Devano begitu dalam. Kemudian gadis itu bersuara. "Aku mau putusin Andra."

Apa yang diucapkan gadis itu tentu bukan hal yang menyenangkan untuk Devano. Devano tampak tak suka mendengarnya. "Jangan cuma karena masalah kemarin lo mau putusin Andra. Lo bisa ngomongin itu baik-baik sama dia. Kalau perlu gu—."

"Ini bukan cuma, karena masalah kemarin. Tapi, juga karena aku gak mau terus bohongin Andra, karena aku gak pernah jatuh cinta sama dia," potong Zena.

Devano menggeleng. "Gak. Gue gak akan biarin lo nyakitin Andra," tutur Devano tak ingin Zena mengakhiri hubungan gadis itu dengan Andra.

"Tapi dari awal aku udah nyakitin dia, Dev."

"Tapi lo sendiri yang bilang lo bakal berusaha. Lo gak bisa pergi gitu aja. Lo harus buktiin omongan lo."

Zena menunduk. "Maaf, tapi aku gak bisa lupain kamu, Dev," ucap Zena jujur. Perlahan Zena kembali mengangkat kepalanya. Menatap dalam manik mata tajam Devano. "Gak tahu kenapa perasaan aku bilang kalau kamu itu sebenernya masih sayang sama aku."

Devano mengacak rambutnya sendiri dengan kasar. "Buang jauh-jauh pikiran lo itu. Itu yang ngebuat lo gak bisa lupain gue. Sadar, Na. Harus berapa kali lagi gue bilang, gue udah gak ada perasaan apa-apa sama lo!" tekan Devano.

Zena justru melangkah maju, mempersempit jarak keduanya. "Kalau itu bener, kenapa setiap kamu bilang kamu udah lupain aku, kamu gak pernah berani natap mata aku?" tanya Zena yang selama ini selalu menyadari hal itu. "Kamu gak berani natap aku, karena kamu bohong. Iya, kan?!" Tak langsung ada jawaban dari Devano.

•••

Andra menghentikan motornya di tepi jalan. Laki-laki itu baru saja dari rumah Zena dengan niat menemui Zena untuk meminta maaf, karena masalah kemarin. Namun sayangnya sang kekasih tidak di rumah. Andra pun dibuat penasaran ke mana Zena pergi. Tak peduli kalau sudah satu hari dirinya dan Zena tak saling menghubungi, Andra akhirnya mencari nomor Zena dan segera menelepon gadis itu.

Panggilan pertama tidak diangkat. Andra beralih masuk ke akun instagramnya untuk menghubungi Tiara, karena Andra tak memiliki nomor Tiara. Namun, jarinya juatru tak sengaja menekan instastory milik Bian. Awalnya Andra ingin langsung keluar, tetpi dia melihat sesuatu yang membuatnya mengulangi instastory milik Bian.

Mata laki-laki itu mencoba melihat lagi dengan lebih jelas apakah benar yang dia lihat di instastory Bian adalah kekasihnya dan kakaknya. Setelah dipastikan itu memang Zena dan Devano. Tangan Andra pun tampak menggenggam ponselnya dengan erat, ada perasaan kesal yang terpendam di hati Andra saat itu. Tak mau membuang waktu, Andra yang tahu di mana tempat itu langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku kemudian melajukan motornya untuk menyusul Zena.

Tebece!

▪▪

D E V A N O
Jan 22, 2021 at 7:30 PM [859 words]
Yusss



ig : @storyusss_
ig : @yusssnita_
TikTok : yusssnita

Enjoy this story

ABSQUATULATE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang