•Happy reading•
•
•
•Semenjak Devano mengantar Zena pulang satu minggu yang lalu kedua remaja itu semakin hari terlihat semakin dekat. Dan sudah pasti kedekatan mereka tak luput dari mulut para penggosip, namun seolah tuli Devano sama sekali tak memperduliknnya dan dia berusaha membuat Zena juga tak memikirkannya.
Semua terlihat baik-baik saja, termasuk Andra. Ketika Andra memang yakin bahwa Devano sedang kembali memperjuangkan cinta pertamanya, Andra mencoba untuk bersikap biasa kepada Zena dan mengesampingkan perasaan sakit dalam hatinya.
Namun, jahatnya Andra di sini adalah kepada Ane. Untuk membangun benteng hatinya agar dia tak melulu larut dalam perasaannya yang bertepuk sebelah tangan ternyata apa yang pernah Devano tanyakan benar adanya. Andra memanfaatkan Ane sebagai pelarian dan itu pun terlihat jelas. Ketika Devano semakin dekat dengan Zena, maka Andra akan berusaha semakin dekat dengan Ane.
Dan hal itu sedang terjadi di jam istirahat kedua di kantin SMA Adijaya hari Kamis itu. Devano yang mengajak Zena ke kantin dan duduk bersama tiga curut serta Tiara dan Meisya membuat Andra juga mengajak Ane kantin hanya berdua. Namun siapa yang menyangka bahwa ternyata ekor mata Zena tak pernah lepas dari Andra dan Ane saat itu.
"Iya, kan, Na?" tanya Bian meminta pendukung setelah dia selesai bercerita panjang lebar, tetapi sayangnya yang dia ajak bicara tak mendengar. Hal itu membuat yang lain menjadi menatap ke arah Zena. "Na?" panggil Bian.
"Eh. Iya, ada apa?" tanya Zena yang langsung kembali fokus pada Devano dan tiga curut, karena sebelumnya gadis itu hanya memperhatikan Andra dan Ane yang duduk tepat lurus di pandangannya.
"Ah, lo gak dengerin cerita gue," keluh Bian kecewa.
"Maaf, emang apa?" tanya Zena.
"Gak, ah, males," kata Bian pura-pura kesal.
Devano yang sadar gadis itu memang tak fokus pada dirinya dan temannya yang lain bertanya. "Lo kenapa?"
"E-engga ada kok, Dev," bohong Zena.
Devno hanya mengangguk mencoba percaya.
"Ntar malem gue mau kencan sama Cika. Kalian mau ikut gak?" tawar Seansetelah jus buat naga mengalir sempurna di kerongkongannya.
"Anjir, foursome date gitu? Rame amat kek mau tawuran," ucap Dio.
"Eh, tiga gak, sih?" sahut Bian menatap ketiga temannya. "Kan, yang resmi jadian tiga, yang onoh masih gantung," sindir Bian sambil menggerakkan alisnya menunjuk Devano.
Tangan Devano mengambil bakwan di depannya lalu menyuapkannya ke mulut Bian sehingga Bian tak lagi bicara, itu pun membuat yang lain tertawa.
•••
"Ndra?" panggil Ane yang sadar kalau Andra tak memperhatikannya sejak tadi. Ya, memang saat itu fisik Andra bersamanya, tetapi pikiran dan fokus Andra tertuju pada Zena.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABSQUATULATE (TERBIT)
Teen FictionCopyright©Yusnita Anggraeni, 2021 Desain sampul by: Javasun Aden Ancasiku LovRinz Publishing Cetakan 1, Desember 2021 Hak cipta dilindungi undang-undang Start: Nov 9, 2020 at 5:19 PM Finish : April 17, 2021 at 6:36 PM [PART MASIH LENGKAP, TAPI MA...